Senin, 3 April 2023, Bapa Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Sufragan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberkati nisan Romo Marcelinus Dwijopandowo Pr. Tiga tahun yang lalu, 30 Maret 2020, Romo Dwijo, panggilan akrabnya, dipanggil Sang Pencipta.
Selalu disegarkan
Mengenang Rm. Dwijo, berarti mengingat kembali kisah kisah menarik dari sosok imam yang satu ini. Seperti kata pepatah gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalakan nama. Itu adalah nasihat agar kita berlaku baik supaya meninggalkan warisan yang baik.
Rm. Marselinus Dwijopandowo bukan hanya karena imam pribumi pertama diosesan Keuskupan Tanjungkarang, tetapi juga telah memberikan teladan dalam menghidupi iman dan sebagai gembala. Selain itu, ia tak pernah berhenti menimba berbagai ilmu pengetahuan. Dengan begitu maka keberimanannya dan pengetahuannya selalu disegarkan.Hal itu diungkapan Mgr. Harun Yuwono dalam ibadat pemberkatan nisan Rm. M. Dwijopandowo Pr di Pemakaman DSM Negeri Sakti, Pesawaran, Lampung. Hadir Uskup terpilih Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo beserta para romo dan frater.
Karakter
Uskup Harun menyebut karakter kuat yang disandang Rm. Dwijo. Displin. Tak kenal kompromi. Kamus berjalan. Tempat orang bertanya. Seorang pribadi yg penuh reflektif.Kita mengenalnya sebagai orang ‘kamar’, penyendiri, tetapi dengan kesendiriannya itu, ia merenung. Berefleksi. Tulisan-tulisannya juga bernas.
Rm. Dwijo membumikan yang asing, yang jauh. Namanya sendiri Marcelinus menjadi semar linu. Ini membudayakan, menghadirkan yang sulit, yang asing yang tidak kita kenal, menjadi akrab dengan kita.
Semar
Barangkali kita tidak mengenal Marcelinus tetapi kita mengenal semar, itu hidup dalam budaya kita. Orang yang bukan Jawa pun mengenal siapa itu semar.
Dengan rendah hati Rm. Dwijo memotretkan dirinya sebagai semar, guru yang linu, yang tidak sombong, yang seakan-akan sakit, tetapi tidak mau dilayani. “Rm. Dwijo layak dijadikan teladan bagi para imam, religius, dan umat Allah,” tutur Uskup Harun.
Dalam Ibadat ini selain mendoakan Rm. Dwijo, juga mendoakan Rm. Joseph Gourdon MEP dan Rm. Vincent Le Baron. Diakhir ibadat diadakan tabur bunga. Usai acara pemberkatan, para romo menuju ke Rumah Retret La Verna. Sore hari Misa Seribu Hari Rm. Dwijopandowo di Gereja Katolik St. Yusuf Pringsewu, dipimpin oleh Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. ***
M. Fransiska FSGM