Komsos KWI Archives - Keuskupan Tanjungkarang

Komsos KWI

PELATIHAN BROADCASTER KOMSOS DAN RADIO-RADIO KATOLIK OLEH KOMSOS KWI

keuskupantanjungkarang.org – “YOK, JADI PENYIAR PROFESIONAL”, adalah gagasan yang di gunakan oleh KOMSOS KWI dalam pelatihan Broadcaster KOMSOS dan Radio-Radio Katolik. Diawali dengan pemikiran mengenai Bagaimana seorang Boadcaster Kristiani dalam membangun kecakapan untuk menjadi garam dan terang, KOMSOS KWI mengajak radio-radio katolik untuk mengikuti pelatihan ini. Kegiatan ini di laksanakan melalui media zoom yang di selenggarakan selama 5 kali pertemuan di setiap hari Rabu.   Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 September 2023. Romo Steven Lalu, Pr sebagai Sekretaris Eksekutif Komsos KWI menjelaskan tujuan diadakannya pelatihan ini. “Mengapa dibuat pelatihan ini? Pelatihan ini dibuat pertama-tama supaya teman-teman yang penyiar di radio yang mau belajar dan atau sesuatu yang terhubung dengan public speaking, yang terhubung dengan storytelling itu bisa belajar dari Pak Jose. Yang paling penting untuk di radio adalah mengupdate pengetahuan bagi yang sudah lama di radio. Dan tentu pembagian jaringan antar kita radio – radio di seluruh dunia. Saya memohon komitmen dari kita semua karena ini 5 kali pertemuan, terimakasih untuk hari ini. Mudah – mudahan untuk seterusnya, tetap seperti ini, tetap semuanya hadir dengan penuh antusias pada pertemuan ini”, ungkap Romo Steven. Jose Marwoto, Anggota BP KOMSOS KWI, Senior Broadcaster dan Pemegang Rekor Muri menjadi pembicara utama dalam selama pelatihan ini berlangsung. Ia menuturkan, sebagai seorang penyiar harus memiliki kemampuan story telling yang baik. “Ternyata banyak sekali yang antusias dan juga bertanya tentang storytelling, yang nanti kita singgung juga tentang bagaimana seorang presenter atau penyiar itu bisa menggunakan storytelling untuk menyampaikan pesannya kepada pendengarnya. Karena itu sebenarnya adalah kekuatan kita sebagai seorang penyiar radio”, ujar Jose sapaan akrabnya. Adapun pelatihan ini berlangsung selama 2 jam, mulai pukul 15.00 WIB – 17.00 WIB. Ada sekitar 70 peserta dari berbagai jaringan radio maupun non-radio di Indonesia yang terlibat. Ke lima pertemuan yang dilaksanakan tentu memiliki materi yang berbeda-beda, seperti: Bagaimana menjadi presenter yang handal? (Rabu, 27 September 2023) Scriptwriter Radio: Bagaimana menulis untuk telinga? (Rabu, 04 Oktober 2023) Bagaimana mengemas talkshow yang menarik? (Rabu, 11 Oktober 2023) Bagaimana mengemas Reportase yang menggigit? (Rabu, 18 Oktober 2023) Apa itu VOX POP, ILM, dan FREATURE di Radio? (Rabu, 25 Oktober 2023) Antusias dari para peserta dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di lontarkan serta diskusi yang menarik salama zoom berlangsung.     Ruth Dyita Candra Asthingkara / 20711328 – Mahasiswa Universitas Bandarlampung

PELATIHAN BROADCASTER KOMSOS DAN RADIO-RADIO KATOLIK OLEH KOMSOS KWI Read More »

Membangun Sinergi Gerakan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Gereja Katolik dan Masyarakat

Dalam rangkaian Hari Kartini, SGPP KWI mengadakan webinar pada Selasa, 20 April 2021 dengan tema “Membangun Sinergi Gerakan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Gereja Katolik dan Masyarakat”. Webinar diikuti oleh 330 orang pada ruang Zoom dan 78 orang pada chanel youtube, dari berbagai keuskupan, kongregasi, lembaga mitra dan badan pengurus SGPP KWI. Kegiatan dibuka oleh  Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C., sekretaris jenderal KWI yang memberikan landasan Ajaran Sosial Gereja: “Sumber tertinggi dari hak asasi manusia tidak ditentukan dalam kehendak manusia semata-mata, di dalam realitas Negara, dan kekuasaan-kekuasaan publik, tetapi di dalam diri manusia itu sendiri dan di dalam Allah Penciptanya” (Kompendium ASG 153) Oleh karenanya, hak tersebut melekat pada semua orang, tanpa pengecualian waktu, tempat dan orang, tidak dapat diganggu gugat dan dicabut. Ibu Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengingatkan sumbangsih perempuan yang dicontohkan oleh RA. Kartini, perjalanan pergerakan perempuan Indonesia dan perkembangan kiprah perempuan masa kini. Keseluruhan situasi itu menguatkan komitmen pemerintah Indonesia untuk perjuangan kesetaraan gender yang diyakini bukan hanya berimbas pada kualitas SDM tapi juga sampai pada kemajuan Negara yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini adalah: Prof. Dr. Anita Lie, M.A., Ed.D (Akademisi) ‘Gerakan Gender dan Inklusi Sosial di Indonesia’ Yohanes Aristanto Setiawan MSF (Sekretaris Eksekutif Komisi Keluarga KWI), Menerjemahkan Ajaran ke Praksis ‘Perjalanan Gereja Katolik dalam Membangun Martabat dan Peran Wanita’ Elisabeth A.S. Dewi (Akademisi dan praktisi) ‘Tantangan Perempuan dan Keluarga Masa Kini dalam Struktur Gereja dan Masyarakat’ Diskusi ini dimoderatori oleh Norberta Yati Lantok dan Theresia Triza Yusino. Dalam dialog, masalah dan tantangan dalam perjuangan kesetaraan gender dan inklusi sosial muncul dalam beragam bentuk : Ketimpangan gender yang masih terjadi di Indonesia (Stereotif negatif terhadap perempuan, ketidakadilan akses sosial-budaya-pendidikan-ekonomi-politik, regulasi diskriminatif, dst). Kualitas hidup keluarga yang perlu dibenahi (relasi dalam keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dst) Pelanggaran perhargaan martabat manusia (Perdagangan manusia, perbudakan, kekerasan dalam segala bentuk, dst ) Penurunan aktifitas ekonomi dan seluruh dampak pandemi Masalah ini sungguh serius dan berdampak buruk bagi keluarga-keluarga dan seluruh masyarakat. Karena itu, negara memerlukan keterlibatan masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, dan sebagainya, termasuk di dalamnya Gereja Katolik untuk membangun keadilan dan kesetaraan gender, dan inklusi sosial. Semua pihak yang hadir (mulai dari sambutan, keynote speech, pemaparan narasumber dan diskusi peserta), menguatkan ide bahwa perjuangan kesetaraan gender dan inklusi sosial tidak mungkin dikerjakan sendiri. Gerakan hanya bisa dilakukan secara bersama dengan bentuk dialog, jejaring, kolaborasi dan sinergi untuk mewujudkan kesetaraan gender dan inklusi sosial yang melibatkan semua pihak, yaitu pemerintah, Gereja, akademisi, praktisi, lembaga/komunitas sampai lini terkecil yaitu keluarga dan pribadi. Negara sebagai pemangku kebijakan dan pembangunan. Gereja sebagai promotor kesetaraan martabat dan mendorong terciptanya kerjasama di semua kalangan. Seluruh umat sebagai bagian Gereja Katolik terlibat di dalamnya, dimulai dengan pemahaman yang benar dan terupdate. Organisasi/lembaga/kelompok/komunitas/keluarga sebagai organ yang saling bekerjasama, saling melengkapi dan berbagi cintakasih setulus hati. Para perempuan dan orang-orang minoritas berkebutuhan khusus, berani bicara tentang hidupnya, kebutuhannya dan cita-citanya. Di bagian akhir kegiatan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM.Cap., moderator SGPP KWI mengajak seluruh peserta untuk melihat kembali iman Kristen yang berawal dan berpuncak pada Paskah: “Dia tidak ada di sini. Dia telah bangkit.” (Lih. Lukas 24 : 1-12). Kabar gembira itu disampaikan di kubur Yesus oleh malaikat pertama-tama kepada perempuan. Berbahagialah perempuan karena menjadi yang pertama, dan didorong oleh malaikat untuk menyebarkan kabar suka cita itu kepada para rasul. Penulis : Sr. Natalia, OP.

Membangun Sinergi Gerakan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Gereja Katolik dan Masyarakat Read More »

PKSN 2020 Online: Membangun Cerita Indah dan Manis di Tengah Pandemi

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) Konferensi Waligereja Indonesia tahun ini diselenggarakan bukan di satu Keuskupan melainkan di ranah virtual atau online. “Awalnya, Komsos KWI sudah menunjuk Keuskupan Atambua untuk menyelenggarakan PKSN pada 1-7 Juni. Namun, Pandemi Covid-19 memaksa kita tinggal di rumah dan menjalankan social distancing. Mau tidak mau kita juga harus membatalkan (aktivitas offline PKSN ini) dan menundanya,”ujar Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD Steven Lalu Pr. Penundaan ini menurut Romo Steven, tidak meniadakan PKSN untuk menyebarkan pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 yang mengajak setiap orang membagikan cerita-cerita positif  khususnya di saat Pandemi Covid-19 yang memaksa orang tinggal di rumah dengan segala dinamikanya. Masih melanjutkan tema-tema sebelumnya yang banyak bicara tentang hoaks, cerita palsu dan membangun komunitas, kali ini Paus Fransiskus fokus pada tema “cerita”.  Dengan tema “Hidup Menjadi Cerita : Menjahit Kembali yang Terputus dan Terbelah,” PKSN yang sudah diselenggarakan ketujuh kalinya ini, menurut Romo Steven mengajak kita semua agar merajut cerita yang mampu memandang dunia dan peristiwa dengan penuh kelembutan. “Di tengah hiruk pikuk suara dan pesan  yang membingungkan, kita butuh cerita manusiawi yang bicara tentang diri sendiri dan segala keindahan di sekitar,”ujar Paus seperti dikutip dari pesan resminya. Dengan dasar Kitab Keluaran (10:2) yang berbunyi “Supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu” Paus menyerukan agar kita menenun kisah-kisah manis dan indah tentang bagaimana kita menjalin benang dan membangun hubungan satu sama lain dalam hidup ini antara sesama, lingkungan dan Tuhan. Kata Paus, Keluaran 10:2 menekankan kesetiaan Allah yang selalu hadir untuk manusia dan membebaskan manusia dari penindasan. Kesetiaan Allah diceritakan turun temurun dalam Perjanjian Lama dan diteruskan dalam Perjanjian Baru yang menceritakan pewahyuan Allah dalam diri Yesus. Ini membuat Allah terajut dalam kemanusiaan kita memberi cerita baru, menjadi cerita Ilahi. Banyak cerita manusia kemudian menjadi kisah dan karya agung yang menginspirasi dan melengkapi Injil. Di dalamnya  Roh Kudus berperan menuliskan dalam hati manusia meski ditulis pada garis bengkok sekalipun. “Cerita kita menjadi bagian dari setiap cerita agung itu ketika kita menaruh cinta dalam cerita-cerita itu setiap hari. Jangan sekadar menyesal dan sedih tetapi ceritakanlah hati yang terpenjara itu kepada Allah Yang Maha Kasih supaya kita dapat menyimpul kembali jalinan hidup. Bahkan bila cerita kita buruk, kita bisa belajar memberi ruang untuk penebusan,”kata Paus. Yang utama, kata Bapa Suci, cerita itu adalah sarana mengingat siapa diri kita di hadapan Allah, memberi kesaksian apa yang ditulis Roh Kudus.   Lomba-lomba dan Pelatihan Online Masih seperti sebelumnya, kegiatan PKSN ( 24 – 30 Mei ) yang bertujuan menggemakan pesan Paus ini juga diisi dengan berbagai macam lomba selain ekaristi online dan sosialisasi pesan paus lewat media sosial (Facebook, Twiiter, Instagram, Website Mirifica). “Hanya saja kali ini semua kegiatan dilakukan secara online. Dan kita sudah memulainya (lomba-lomba) sejak awal Mei,”ujar Romo Steven. Lomba-lomba yang sudah direncanakan akan diselengarakan antara lain : Lomba Konten Kreatif Digital (Lomba Caption, Rosary Challenge, Cerita Berantai), Lomba Podcast Pewartaan, Lomba Menulis Opini, Lomba Menulis Feature- 4 Tahapan, dan Lomba Bercerita yang divideokan. Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligeraja Indonesia (Komsos KWI) sebagai penyelenggara dibantu komsos seluruh keuskupan di Indonesia juga menyelenggarakan pendampingan serta online course untuk memantapkan para peserta dalam mengikuti lomba. Kegiatan pendampingan dan kursus online ini, menurut Romo Steven bahkan bakal berlanjut hingga setahun ke depan. Jadi memungkinkan para pegiat komsos, para biarawan dan biarawati serta Orang Muda Katolik (OMK) yang punya minat di bidang pewartaan bisa mengikuti berbagai kegiatan secara online dan belajar banyak hal. Mulai dari menulis kreatif, memproduksi podcast/ radio, mencipta lagu, jurnalistik, dan masih banyak lagi. Diharapkan, seluruh umat Katolik dan masyarakat Indonesia, juga keluarga-keluarga yang sedang tinggal di rumah karena Pandemi Covid-19, orang-orang muda yang sangat aktif di media sosial dan para pegiat karya komsos Keuskupan dan Paroki ikut serta meramaikan kegiatan ini. “Kami ingin menggerakkan umat dan masyarakat untuk berbagi cerita positif, inspiratif dan menyatukan sesuai pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 (24 Mei) tahun ini,”ujar Romo Steven. (Abdikwi)

PKSN 2020 Online: Membangun Cerita Indah dan Manis di Tengah Pandemi Read More »

Terinspirasi Pesan Paus, Lahirlah Film “Sahabat Sejati”

PADA pembukaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-6 Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Keuskupan Agung Makassar (KAMS), Minggu, 26/5, para utusan Komsos dari 23 keuskupan di Indonesia dan umat Paroki Katedral Makassar diajak untuk menikmati menonton film “Sahabat Sejati”. Film ini diproduksi oleh SAV Puskat Yogyakarta bekerja sama dengan Komisi Komsos KWI. Film berdurasi 40 menit tersebut merupakan hasil besutan sutradara lulusan Prancis, Romo F.X. Murti Hadi Wijayanto, SJ. Ketika diminta komentar terhadap film tersebut, Romo Murti yang juga produser film “Soegija” mengatakan, film itu terinsipirasi oleh Pesan Bapa Suci Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-53. “Inspirasi utama film ini adalah pesan Bapa Paus, yaitu Kita Adalah Sesama Anggota,” ungkapnya saat ditemui di Gereja Katedral Makassar, 26/5. Jesuit yang sering memproduksi acara Mimbar Agama Katolik untuk tayang di Indosiar ini menambahkan bahwa semestinya pribadi-pribadi insani tidak terjebak dalam kesibukan bermedos ria hanya karena mencari hiburan di saat kesepian. Dia berharap agar pribadi-pribadi Kristiani ini beranjak untuk berkomunikasi secara manusiawi. “Siapapun harus membangun relasi yang insani, seperti membuat karya produktif dalam hal sosial, religius, dan kemasyarakatan,” imbuh Romo berambut panjang ini. Ternyata dalam membuat film “Sahabat Sejati”, Romo Murti juga terinspirasi secara khusus pada diksi “pertapa sosial”, yang diungkapkan Paus Fransiskus dalam pesannya. Diksi “pertapa sosial” ini, menurut Romo Murti, sungguh kontekstual untuk zaman ini. “Sebab saat ini, siapa pun punya teman di dunia maya, tetapi dalam dunia nyata, ia begitu mengalami kesepian,” ujarnya. Eleonara, salah satu utusan Komsos Keuskupan Palangkaraya, mempunyai kesan tersendiri atas film tersebut. Menurut Elen, kita harus melihat dua sisi dalam relasi sosial kita. “Kita harus berpersepsi dari dua sisi. Kita mestinya bisa melihat tidak hanya hal buruk, tetapi juga melihat hal positif dalam diri orang lain,” pungkas Eleonora. (Stefan-Pangkalpinang/RBE)

Terinspirasi Pesan Paus, Lahirlah Film “Sahabat Sejati” Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top