Pembukaan Bulan Rosario di Pajar Mataram, Lampung Tengah
Ya namamu Maria, bunda yang kucinta Merdu menawan hati, segala anakmu Patutlah nama itu hidup di batinku Dan nanti kuucapkan di saat ajalku Ya nama yang keramat perisai hidupku Dengan nama Maria aku pasti menang Patutlah nama itu hidup di batinku Dan nanti kuucapkan di saat ajalku… Siapa yang belum pernah mendengar lagu itu? Lagu itu berkumandang di aula paroki Pajar Mataram, Lampung Tengah. Patung Bunda Maria ditandu. Rosario besar-besar dibentuk indah. Iring-iringan perarakan menuju ke kompleks Gua Maria Pajar Mataram ini diawali dengan lagu: ‘Ya Namamu, Maria.’ Usai menyanyikan lagu itu, dilanjutkan dengan doa rosario. Satu demi satu butir-butir rosario pun bergulir di tangan seiring langkah kaki menuju gua maria seraya berucap, “Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu…” Selasa pagi, 1 Oktober 2024 mentari panas menyengat namun tak menurunkan semangat untuk terus melangkah. Rute menuju kompleks gua maria menyusuri jalan-jalan desa dan lahan sawah masyarakat. Suasana alam ini membawa hati menuju Yang Tertinggi lewat perantara kasih dan doa Bunda Maria. Seperti anak kecil Misa pembukaan bulan rosario ini, Gereja juga memperingati St. Theresia Lisieux dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja dan Pelindung Karya Misi. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Tanjungkarang Pastor Satu Manggo Pr, didampingi Pastor Paroki Santa Maria Pajar Mataram Pastor Stepanus Widiyanto Pr dan Pastor Piet Yoenanta Pr. Misa ini dimeriahkan oleh seni tradisional gamelan jawa. Ada dua kelompok berkolaborasi: Kelompok Karawitan Surya Pradangga dari Paroki Pajar Mataram dengan Kelompok Karawitan Santa Maria Immaculata dari Stasi Way Kanis Paroki St. Yohanes Rasul Kedaton. Dan juga kor gabungan dari STIE Gentiaras dengan Pajar Mataram. Dalam homilinya Pastor Manggo Pr mengatakan, pembukaan bulan rosario ini bertepatan dengan peringatan St. Theresia. Maka, bacaan Injilnya juga berbicara tentang sikap seorang anak kecil: pasrah, percaya, dan beriman kepada Tuhan tanpa ragu-ragu. “Kalau kita menaruh kepercayaan besar kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus tanpa ragu-ragu, kita dapat setia dan berhati tulus seperti St. Theresia . Ia banyak mengalami penderitaan tetapi ia tidak memperlihatkannya. Tetap senyum dan ceria. Penderitaan yang dipikulnya adalah merangkul penderitaan banyak orang. Begitu juga yang dialami oleh Bunda Maria dan Yesus yang taat dan rela mati disalib. Itulah jalan keselamatan,” ujar Pastor Manggo Pr. Dengan tegas Pastor Manggo juga mengatakan bahwa Tuhan mampu mengatasi segala penderitaan yang kita alami. Tuhan mampu mengubah duka kita menjadi jalan keselamatan. Ia memohon agar kita berdoa bukan hanya untuk diri kita sendir, tetapi juga untuk orang lain yang sedang terpuruk, sakit, menderita, dan putus asa. Bersyukur “Senantiasalah bersyukur karena banyak sekali rahmat dan berkat Tuhan yang kita terima. Rasa syukur membuat kita bahagia, sukacita, dan bangkit dari keterpurukan. Sekecil apa pun rasa syukur kita, pasti akan memberi manfaat bagi kita. Semoga kita juga memiliki keterpesonaan kepada Allah seperti Bunda Maria dan St. Theresia,” tambahnya. Usai Perayaan Ekaristi diadakan pemberkatan patung Bunda Maria dan rosario-rosario besar. Hari itu memang bukan hari Minggu. Tetapi hari kerja. Umat yang datang sekitar 2.000 orang ini mengikuti Perayaan Ekaristi dalam suasana khidmat dan penuh sukacita. Mereka datang ada yang dari Bandarlampung, Metro, Sribowono, Bandar Jaya, dll. *** “Doa Rosario adalah sekolah doa. Doa Rosario adalah sekolah iman” (Paus Fransiskus). Sr. M. Fransiska FSGM
Pembukaan Bulan Rosario di Pajar Mataram, Lampung Tengah Read More »