Menjadi Katolik Yang Militan

Ada sesuatu yang lain dalam Perayaan Sakramen Krisma yang digelar di Gereja Hati Kudus Yesus Yang Maha Kudus, Minggu, 15 Oktober 2023. Perayaan ini memakai tema: “Menjadi Katolik seutuhnya dan Indonesia sepenuhnya”. 

Hari itu sebanyak 205 anak menerima Sakramen Krisma dari tangan Uskup Tanjungkarang  Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. Tiga diantaranya: kaum difabel.

Dalam homilinya, Mgr. Avien membahas tentang tema itu. Latar belakang dari tema itu, sebelum menerima Sakramen Krisma berarti belum penuh sebagai orang Katolik. “Orang itu belum mendapat pengesahan inisiasi Kristiani yang lengkap,” ujar Uskup.

Uskup menyebut ada 3 Sakramen inisiasi yakni: Baptis, Ekaristi dan Krisma. Berkat Sakramen Krisma, seseorang akan menjadi Katolik seutuhnya.

Menurut Uskup tema ini mengalami perkembangan. Pertama, sebelum kemerdekaan: “Menjadi Katolik 100%, patriotik 100%. Artinya, ketika menjadi Kat yang utuh 100% berarti menjadi patriot yang berjuang untuk kemerdekaan.

Kedua, setelah kemerdekaan, melalui Mgr. Sugijapranata: 100% Katolik, 100% Indonesia. Artinya, ketika kita menjadi Katolik, berarti kita menjadi warga negara Indonesia yang baik.

Lalu temanya bergeser lagi: “Menjadi Katolik sejati, dan Indonesia sejati. Artinya, murni menjadi Katolik, saya menjadi orang Indonesia sesungguhnya.

Di Metro, tema disempurnakan lagi: “Menjadi Katolik seutuhnya dan Indonesia sepenuhnya.” Ini tugas yang sangat berat, imbuh Uskup.

Ciri khas

Menurut Mgr. Avien, yang paling membanggakan sebagai bangsa Indonesia adalah: nasionalisme.Ini ciri khas bangsa kita. Tidak bisa diragukan lagi. Militansi. Kekompakan. Kalau ada perang, kita siap membela bangsa Indonesia. Ini militansi yang luar biasa,” kata Uskup dengan suara yakin.

Kalau nasionalisme itu untuk negara. Kalau Gereja: militan. Rasa militan ini yang harus dibangun setiap pribadi. Orang Katolik harus siap bertempur membela negara dan Gereja

“Antara negara dan Gereja itu sesuatu yang paralel. Maka digaungkan: ketika saya Katolik, berarti saya menjadi warga negara yang baik. Di mana titik letaknya? Tidak lain dari visi atau cita-cita yang sama. Visi Gereja yang dipilih oleh Yesus: ada untuk keselamatan dunia. Keselamatan dunia ini tidak pertama-tama sesuatu yang akan datang, tetapi kerajaan Allah sudah lahir sejak Yesus datang dan memberikan satu hukum yakni: Hukum Kasih. Maka, ketika Gereja ada, itu untuk kesejahteraan dunia/bersama.”

Cita-cita bangsa kita yang termuat dalam UUD 45 yakni: mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Artinya sama. Maka, Gereja ada untuk kesejahteraan umum/bersama. “Ini klop. Tidak ada pertentangan. Bahkan pilihan Yesus ke sana. Yesus menegaskan opsinya untuk orang miskin. Ini menjadi nilai titik yang tertinggi. : kebahagiaan dan kesejateraan umum, kebaikan bersama.

Menurut Uskup, kesejahteraan bersama bukanlah sesuatu yang baru bagi orang Katolik. Orang Katolik ada untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Inilah kesaksian kita. Sikap ketika kita menjadi orang Katolik yg baik, kita harus menjadi warga negara yang baik.

“Kalau saya kaitkan dengan bacaan hari ini, sebagai tuntutan kelayakan untuk masuk ke tempat pesta surgawi. Siapa yang layak dan pantas? Siapa yang bisa diselamatkan? Iman harus berbuah. Iman harus terwujud dalam hidup sehari-hari. Ketika kita ditanya, mana yang harus didahulukan: kepentingan umum atau kepentingan pribadi? Kita akan menjawab, kepentingan umum. Namun faktanya, sangat sulit untuk kita laksanakan. “

Maka dengan menerima Sakramen Krisma: kita menjadi penuh dalam inisiasi Kristen. Dianggap dewasa dan matang sebagai orang Katolik. Kemudian diutus menjadi saksi dalam masyarakat. Kesaksian kita membawa konsekuensi: kita harus menjadi militan sekaligus layak dan pantas untuk menjadi Katolik yang sejati dan benar, harap Uskup.

Usai Perayaan Krisma dilanjutkan dengan pemberkatan patung Hati Kudus Yesus dan penandatangan prasasti. Marching Band Perform menyambut Bapa Uskup menuju Balai Paroki untuk wawan hati bersama umat. Acara ditutup dengan ramah tamah. ***

 Sr. Fransiska FSGM

 

 

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top