Rm. Anggoro Ratri SCJ: Legio Maria Dibutuhkan Sikap Pahlawan dan Martir

Ciri khas

Legio Maria ini adalah kelompok doa. Tujuannya, mempersatukan banyak orang supaya berkembang dalam kekudusan. Butuh kesetiaan pribadi. Komunitas ini berdasarkan sifat sukarela karena motivasi rohani.

Kesetiaan itu terwujud dalam bentuk taat pada aturan bersama komunitas Legio Maria. Ini ciri khasnya. Berbeda dengan komunitas rohani/devosi lainnya. Jangan seperti komunitas yang lain, melanggar aturan yang ada. Bila ingin seperti komunitas devosi lainnya, ikutlah Legio Maria dan ke komunitas devosi yang lain. Tidak apa. Yang penting, Anda berkembang dalam hidup kerohanian.

Pesan itu disampaikan oleh Pemimpin Rohani Legio Maria Kuria Lampung Romo Anggoro Ratri SCJ dalam Sosialisasi dan Misa Pelantikan Perwira Legio Maria Kuria Lampung – Ratu Damai Periode 2024-2027, RR Matow Way Hurik, Tanjungsenang, 28 Januari 2024.

Langgar suara hati

Rapat Legio Maria diadakan tiap minggu membutuh kesetiaan setiap anggotanya. Rapat Legio Maria harus berpegang pada buku pegangan. Terasa monoton. Tanpa variasi. Alur rapat legio yang monoton ini tak jarang membuat anggota legio menjadi malas. ‘Awalnya sekali dalam sebulan. Dua kali. Tiga kali. Lama-lama menghilang,” ujar Rm. Anggoro.

Untuk itu Rm. Anggoro meminta para legioner untuk mencintai apa yang sudah dipilih. Kalau sudah mencintai, pasti sulit melepaskan. Cinta menghasilkan kesetiaan. Kesetiaan terwujud dalam ketaatan. Taat yang rela dan tulus itu tak mudah untuk dilaksanakan. Dalam Buku Pegangan Legio Maria tertulis, terkadang pula dalam melaksanakan ketaatan, kita harus melanggar suara hati, sehingga diperlukan sikap sebagai pahlawan dan martir.

Lalu konteks melanggar suara hati ini Rm. Anggoro memberi contoh: mengunjungi orang sakit. Selain mendoakan, hati kita tergerak untuk memberi bantuan dana padanya. Nah, sebagai organisasi tidak boleh. Legio Maria melarang anggota memberi dana atau materi.

Eisabeth Novi Lestari menyampaikan selayang pandang Legio Maria. Saat ini Kuria ratu Damai Lampung memiliki 6 presidium senior dan 26 presidium yunior dari 10 Paroki: Pringsewu, Sidomulyo, Bandarjaya, Pajarmataram, Metro, Kotabumi, Telukbetung, Kedaton, Tanjungkarang dan Gisting.

Keuskupan Tanjungkarang memiliki 3 Kuria: Kuria Kalirejo, Kuria Kotabumi, dan Kuria Tanjungkarang. Seiring waktu Kuria Kalirejo sudah tidak aktif lagi. Vakum. Lalu bergbung dengan Kuria Tanjungkarang.

Kuria Lampung bergabung dengan Senatus Jakarta karena leka georgrafis yang lebih dekat ke Jakarta.

Usai sesi spiritualitas, dilanjutkan dengan Pelantikan Perwira Kuria Lampung dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Anggoro Ratri SCJ.

Susunan Perwira Dewan Kuris Lampung 2024-2027:

Pemimpin Rohani             : Romo Anggoro Ratri SCJ

Ass. Pemimpin Rohani     : Sr. Anastasia FSGM

Ketua                                     : Yohanes Suharyono

Wakil Ketua                         : Susan Imelda

Sekretaris 1                         : Vincentia Yolanda Christantya

Sekretaris 2                         : Dewi Ardhani

Bendahara   1                      : Valentinus Kasan

Bendahara    2                     : Valeria Susiriyani

Koresponden                      : Helen Mulia Wijaya

M. Fransiska FSGM

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top