St. Theresia Avilla
Bacaan: Luk 11:37-41
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. 11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. 11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. 11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? 11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Renungan
Bagi kita, tidak mencuci tangan sebelum makan juga merupakan hal yang tidak biasa. Normalnya sejak kecil kita diajari untuk selalu mencuci tangan sebelum makan. Tujuannya jelas, supaya tangan bersih dan kita bisa mekan dengan sehat. Jika tangan kotor, maka akan banyak kumat yang masuk melalui makanan ke dalam tubuh kita. Akibatnya adalah kita terkena penyakit dari kuman itu. Maka jika ada anak yang makan dengan tidak mencuci tangan, orang tua biasanya mengingatkan terlebih dahulu. Sudah menjadi wajar dalam masyarakat tindakan yang demikian.
Mendengar Injil hari ini, bisa jadi kita sependapat dengan orang-orang Farisi yang gelisah melihat Yesus makan dengan tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Kebiasaan mereka adalah mencuci tangan sebelum makan. Apakah Yesus lupa atau memang sengaja, kita tidak tahu. Tetapi dengan peristiwa itu justru Yesus masuk ke dalam pengajaran-Nya. Dia masuk lebih dalam dari pada sekedar mencuci tangan yang kelihatan.
Mencuci tangan atau membersihkan bagian luar dari tubuh adalah hal yang penting. Itu adalah kelanjutan dari proses pemeliharaan diri. Dengan membersihkan diri maka kita ikut menyegarkan tubuh kembali. Jika kita tidak bersih, sudah pasti banyak penyakit yang mengintai. Disanalah berlaku semboyan mens sana in corporae sano (di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat). Supaya jiwa segar, tubuh juga perlu segar dan sehat.
Yesus sama sekali tidak merendahkan hal itu. Tetapi Yesus memberi pengajaran lain berkaitan dengan itu. Membersihkan diri secara rutin pada bagian dalam adalah yang jauh lebih penting. Apa yang tidak kelihatan justru memerlukan perawatan yang lebih baik. Jika dalamnya baik, maka tampilan luar akan mengikuti. Tetapi yang sering terjadi, orang hanya mementingkan tampilan luar supaya dilihat orang. Pura-pura berderma tetapi ternyata sebenarnya merampas lebih banyak. Pura-pura ramah tetapi dibelakang menyebat fitnah. Semua itu hanya menampilkan luaran yang baik saja.
Yesus mengajak kita untuk setia mengisi bagian dalam jiwa kita dengan kabaikan dan kekudusan. Dengan begitu, kita bisa dengan lebih bebas menampilkan kebaikan pada perilaku kita. Kita tidak menjadi lelah karena terus bersandiwara. Kita menampilkan siapa diri kita, tidak perlu memakai topeng atau penutup lainnya.
Semoga kita mampu terus menerus belajar untuk menjadi orang baik, mulai dari dalam diri dan seluruh perilaku kita.
Doa: Ya Tuhan, semoga apa yang kuajarkan mampu kulakukan, apa yang kukatakan mampu kuhidupi, seperti yang Engkau kehendaki. Amin.