Setiap tahun menjelang Perayaan Paskah, Uskup mengundang seluruh imam Keuskupan Tanjungkarang untuk merayakan Misa Krisma.
Acara diselenggarakan pada hari Selasa, 12 April 2022, menjelang dimulainya rangkaian Tri Hari Suci. Gereja Hati Kudus Yesus, Kota Metro, Lampung Tengah, sebagai tempat terselenggaranya Misa akbar para imam tahun ini.
Misa Krisma ini para pastor membaharui Janji Imamat mereka. Selain pembaruan janji, juga ada pemberkatan minyak untuk pelayanan sakramen.
Ada tiga minyak. Pertama, minyak krisma (sacrum chrisma) yang digunakan untuk memberkati para baptisan, tahbisan diakonat, tahbisan imamat, tahbisan uskup, dan sakramen krisma. Kedua, minyak katekumen (oleum catecumenorum) untuk memberkati mereka yang ingin menjadi katolik (para katekumen). Ketiga, minyak pengurapan orang sakit (oleum infirmorum) yang digunakan untuk memberkati mereka yang dalam kondisi sakit serius atau menjelang ajal. Pemberkatan ini dilakukan oleh Bapak Uskup.
Misa Krisma dipimpin oleh Uskup Agung Palembang sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Sufragan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Hadir dalam Perayaan Agung itu para fater, bruder, suster, dan sejumlah umat.
Kerasukan setan dan kerasukan roh Tuhan
Dalam homilinya, Bapa Uskup Yuwono memaparkan perbedaan orang yang kerasukan setan dengan orang yang kerasukan roh Tuhan. Uskup memberi contoh di sebuah sekolah yang saat itu menjelang ujian ada anak-anak yang tumbang, tak sadarkan diri. Lalu dipanggil pemuka agama untuk mendoakan agar anak-anak itu sadar kembali. Kata pemuka agama bahwa anak-anak kerasukan setan atau roh jahat.
Apa perbedaan antara kerasukan roh jahat dengan roh Tuhan? Kerasukan roh jahat: menjadi tak sadarkan diri. Meski penuh kekuatan, kekuatan itu untuk melawan kebaikan.
Kerasukan roh Tuhan: mendorong, memberi semangat, memungkinkan seseorang mampu melakukan kebaikan-kebaikan yang tak terbayangkan besarnya. Maka itu, Roh Tuhan penuh kekuatan. Terlebih kepada orang yang pernah dicurahi Roh Tuhan saat menerima Sakramen Permandian, Sakramen Krisma, dan Pentahbisan. Tak tergoyahkan oleh kekuatan-kekuatan jahat atau pesona dunia. Pemberian diri total, tanpa syarat. Roh Tuhan ada pada-Ku (Yesaya 61:1), hendaknya kita hidupi agar kita percaya pada kekuatan Tuhan yang menang melawan siapa dan apa pun.
Lompat pagar
Uskup Yuwono juga menyatakan keprihatinannya, semakin banyaknya saudara-saudara kita yang lompat pagar. Kita pasti kecewa. Apalagi kalau dia pernah menjadi aktifis yang selama ini sangat sibuk membantu misi Gereja. Tahu-tahu lompat pagar. Lalu kita bertanya-tanya, siapa yang bertanggungjawab?
Tuduhan pertama jatuh pada pastornya, itu selalu yang dikatakan umat. Kurang perhatian dari gembalanya, begitu umat mengatakannya. Dalam hal ini saya merasa menjadi terdakwa utama, seakan hidup saya tidak berdampak positif.
Melihat keadaan itu Uskup mengajak keluarga-keluarga itu menghidupi doa bersama dalam keluarga. Menyekolahkan anaknya di sekolah katolik. Bergabung dengan tetangga yang seiman dan secara rutin berdoa bersama. Mari kita berjalan bersama mereka dalam keselamatan dan hidup di hadapan hadirat Allah dengan penuh rasa syukur dan tanggungjawab.
Usai Misa Krisma, acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Diadakan juga potong kue Ulang Tahun Rm. Dhani Indrata SCJ dan Rm. Rafael Sudibyo SCJ.
Rekoleksi
Sebelum Misa Krisma berlangsung, diadakan rekoleksi bersama para imam. Rekoleksi yang berlangsung sekitar 1,5 jam ini dipimpin oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono di aula Paroki Hati Kudus Yesus, Metro.
Tema yang diusung adalah: “Beriman Militan: Teguh Berdiri Bersama Elia”.
Uskup mengajak para romo untuk memiliki iman yang militan seperti yang dimiliki oleh Nabi Elia. Dialah nabi yang kata-katanya bertuah baik doa mau pun kutuk. Nabi Elia juga berani bertanding iman dengan 450 nabi baal, berani pula melawan raja-raja.
Semakin banyak orang murtad, Nabi Elia semakin beriman. Semakin banyak orang berdosa, Nabi Elia semakin kudus. Semakin besar halangan yang dialami, Elia semakin mengandalkan Allah agar hukum-hukum-Nya dilaksanakan.***
Sr. M. Fransiska FSGM