Batuputuk, 19 Juni 2022. Bertempat di Villa Bukit Tentrem Batu Putuk, Lingkungan St. Carolus Borromeus (CB), paroki St. Yohanes Rasul Kedaton, keuskupan Tanjungkarang menjawab kerinduan perjumpaan para warga secara tatap muka dengan menggelar kegiatan rekoleksi. Acara ini dibimbing oleh Ketua Komsos Keuskupan Tanjungkarang, Romo Alexander Pambudi SCJ.
Villa Bukit Tentrem milik keluarga Pak Okta ini sangat istimewa. Bangunan elegan dua lantai berbahan kayu sungguh membuat decak kagum para pengunjung. Pemandangan di teras dengan meja kayu tebal, di sekitarnya tempat duduk berjajar terbuat dari kayu utuh yang cantik dan gazebo yang unik. View dengan pemandangan hijau hutan, melihat pusat kota Bandarlampung, dan hamparan laut di pantai Telukbetung. Udara sejuk dan segar karena lahan seluas 18 ha itu ditanami banyak tanaman kayu dan aneka buah dengan penataan yang artistik.
Tawaran baik keluarga Bapak Okta dan putra sulungnya, Ko Krisna memperbolehkan menggunakan villa ini untuk pendampingan kaum muda. Dan ditangkap baik oleh warga Lingkungan CB. Tak hanya itu, pemilik usaha Ratu Catering ini juga menyuport kegiatan dengan menyediakan makan siang yang istimewa.
Ko Krisna dalam syeringnya mengungkapkan keterbukaan keluarganya untuk menyediakan Villa Bukit Tentrem ini bagi pendampingan orang muda. Dia merasa bahagia dengan hadirnya warga Lingkungan CB yang peduli pada pendampingan kaum muda.
Tak henti berdecak ungkapan keharuan melihat anak-anak kecil berlarian di alam bebas menikmati hangatnya matahari, bergandengan tangan penuh tawa, dan celoteh spontan saat melihat sesuatu yang baru.
Ko Krisna berharap, semakin banyak kaum muda CB yang aktif, dapat terlibat di EKM untuk belajar dan berdinamika bersama sebagai modal untuk masa depan hidup bermasyarakat.
Dampak pandemi Covid-19 dengan perubahan adab baru, terutama berkaitan dengan penggunaan gadget sebagai solusi, menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi para orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak. Meskipun banyak sisi positif dengan lahirnya kreativitas dan inovasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Di sisi lain ketergantungan pada gadget untuk hal-hal yang kontra produktif adalah ancaman yang menakutkan bagi generasi muda milenial. Dalam proses pendampingan anak-anak, tergali adanya masalah yang dirasakan anak-anak terkait komunikasi keluarga yang terkendala dan menjadi penghalang untuk tumbuh kembang kepribadian anak-anak. Anak semakin individualis, berteman gadget, abai akan keberadaan orang lain di sekitarnya, bahkan mengarah ke perilaku antisosial.
Kegiatan ini bertema, “MEMBANGUN KOMUNIKASI SOSIAL YANG POSITIF DAN PRODUKTIF UNTUK GENERASI MILENIAL LINGKUNGAN ST. CAROLUS BORROMEUS“ yang awalnya diperuntukkan bagi kelompok BIR dan OMK saja, akhirnya berkembang untuk BIA dan orang tua. Bersyukur dapat menggandeng Romo Alex dan Tim Komsos untuk membantu menjawab persoalan krusial tersebut dengan cara dan pendekatan yang menarik.
Sebanyak 117 orang, terdiri 32 BIA, 24 BIR, 8 TIM , dan 53 orang tua dengan kostum kaos biru membuat suasana makin seru. Komitmen mendukung gerakan Laudatosi, tanpa plastik, membawa minum dalam tumbler, dan tanpa HP selama kegiatan diikuti dengan baik. Gerak dan lagu dalam dinamika kelompok yang dipandu Tim Komsos dan Romo Alex dapat mencairkan suasana. Aneka tepuk dan yell CB mewarnai sepanjang kegiatan.
Romo Alex dalam materinya mengajak peserta untuk mencermati dan melaksanakan pesan Bapa Paus untuk belajar mendengarkan dengan hati. Membuka hati untuk berkomunikasi baik di dalam keluarga mau pun di masyarakat. Terkait penggunaan gadget, Romo Alex memberikan fakta-fakta yang ditemui dalam masyarakat, bagaimana HP menjadi sekat lebar dalam hubungan antar anggota keluarga. Maka diharapkan ada sebuah gerakan nyata dari warga lingkungan CB untuk menyikapinya.
Melalui diskusi dari masing-masing katagori menjawab 3 persoalan : Apa yang dimaksud komunikasi positif dan produktif, rencana ke depan untuk mewujudkanya, dan langkah konkret yang akan di tempuh di lingkungan CB. Diskusi yang seru menghasilkan ragam pemikiran yang berharga untuk ditindaklanjuti.
Semua pemikiran dan harapan warga lingkungan CB disatukan dalam misa syukur hari raya Tubuh dan Darah Kristus. Romo Alex dalam khotbahnya mengingatkan beberapa hal penting antara lain bahwa mujizat Yesus menggandakan 5 roti dan 2 ikan yang diberikan oleh seorang anak kecil adalah ajakan untuk rela berbagi kepada orang lain. Untuk menghayati pemahaman tentang Tubuh dan Darah Kristus, Romo mengajak umat untuk lebih sering mengikuti Ekaristi, dan menerima komuni suci.
Setelah santap siang acara dilanjutkan dengan SiKrap, siang keakraban yang heboh dengan tampilan karya kreatif dari semua kelompok. BIA dengan gerak lagu yang rancak, BIR dengan vocal grup lagu rohani. Panggung kreativitas nyaris runtuh saat kelompok Bapak ambyar dengan lagu campur sari, dilanjutkan kelompok ibu dengan tarian eksotis.
Semua gembira dan bersuka cita. Komunikasi antar warga terjalin akrab. Kerinduan yang terpendam selama dua tahun pandemi terbayar sudah. Selanjutnya Lingkungan CB akan berbenah kembali dengan ragam harapan menyelamatkan generasi milenial untuk bisa berkomunikasi yang positif dan produktif melalui gerakan bersama sungguh nyata, dimulai dari dalam keluarga.
Fransisca Setyatun / warga lingkungan St. Carolus Borromeus