Peletakan batu pertama Pembangunan Aula Pertemuan Pusat Pelatihan Inkubasi Bisnis Hijau Yayasan Pembinaan Sosial Katolik (YPSK) oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo, Margo Dadi Lestari, Rabu, 6 Desember 2023.
Membekali orang muda
Aula pertemuan ini merupakan sebagian cita-cita dari Margo Dadi Lestari (MDL) sebagai pusat pelatihan inkubasi bisnis hijau. YPSK ingin mewujudkan agar anak, orang muda, dan masyarakat menjadi wirausahawan berbasis usaha peternakan dan pertanian.
Bahkan tidak hanya fokus pada bidang usaha. Tetapi lebih kepada bagaimana usaha orang muda itu berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan alam yang lestari.Sehingga MDL ini sebagai pusat pelatihan dan membekali orang muda memulai usaha peternakan dan pertanian yg ramah lingkungan.
Cita-cita ini, menurut Kepala Bagian LDA, Purna Adi Swasana, sudah dimulai satu tahun yang lalu. Kegiatannya berupa: pembuatan modul, lounching modul dan tempat ini dengan melibatkan pemerintah, akademisi, lembaga keuangan. Selain itu, melakukan pembuatan kandang dengan melengkapi perlengkapan untuk makan, dan sarana MCK. Saat ini pembuatan aula.
“Kami mempunyai banyak mimpi. Berkat kehadiran Romo Agus, mimpi itu mulai diwujudkan dari hal-hal sederhana. Salah satu mimpinya, tempat ini akan menjadi pusat latihan bagi masyarakat dan orang banyak,” jelas Adi.
Ketua YPSK Romo Agustinus Sunarto Pr membenarkan tentang mimpi itu. Meski awalnya ada rasa ragu, akankah terwujud? Karena mimpi itu berguna bagi masyarakat luas, maka Rm. Agus, sapaan akrabnya, pelan-pelan membicarakannya dengan para pengurus.
Dampak baik
Uskup Tanjungkarang dalam kata sambutannya, pembangunan aula ini diharapkan menjadi pusat kegiatan pelatihan-pelatihan untuk meluaskan pengaruh dan dampak baik bagi pelayanan sosial Gereja Katolik di tengah masyarakat sesuai dengan panggilan kita sebagai umat beriman untuk mewartakan kasih kepada sesama.
Uskup berharap, di tempat seluas dua hektar ini selain untuk pelatihan-pelatihan juga dibangun kolam, tempat rekreasi, saung, wisata kuliner, dan penjualan souvenir. “Ini yang dinamakan menyatukan yang profan dengan yang sakral di tempat yang sama.” kata Uskup.
Peletakan batu pertama ini dihadiri oleh para pengurus YPSK dan para donatur. YPSK berdiri tahun 1966 dan berkarya di tiga kabupaten: Lampung Selatan, Timur, dan Pringsewu. Ada 1.175 anak binaan. Dan yang beragama Kristen Katolik tidak ada 1 persen. ***
M. Fransiska FSGM