Bacaan: Lukas 11:15-13
11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Renungan
Bagi orang Yahudi, tamu yang datang ke rumah adalah orang yang harus dilindungi dan dipelihara. Orang yang masuk ke rumah seseorang berati keselamatannya menjadi tanggung jawab sang empunya rumah. Bahkan ketika nyawa menjadi taruhannya, sang tuan rumah punya panggilan untuk melindunginya. Tetapi jika di luar rumah sudah bukan lagi menjadi tanggung jawabnya. Abraham menjamu tiga orang peziarah yang sedang lewat di depan rumahnya menjadi gambaran yang pas bagaimana orang Yahudi menyambut tamu.
Dalam pengertian seperti ini, kita bisa sedikit memahami bagaimana orang yang kedatangan sahabatnya pada tengah malam akan melakukan apa saja untuk menjamu tamunya itu. Karena menjadi kewajibannya untuk menjamu, ia tidak malu-malu untuk datang ke tetangga meminjam roti hidangan untuk santapan tamunya. Tetangga yang merasa terganggu pun akhirnya akan memberikan apa yang menjadi keluhan sang tuan rumah itu. Maka menjadi jelas Yesus hendak menekankan bahwa usaha yang gigih itu akan memberikan hasil seperti yang diperlukan.
Konteks luas Injil hari ini adalah kelanjutan dari pengajaran tentang doa. Yesus mengajar para murid untuk berdoa seperti yang ada dalam perikopa sebelumnya. Dilanjutkan dalam perikopa ini, Yesus mengajak mereka untuk mengenal Bapa yang baik, Bapa yang mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak-anak-Nya. Bapa yang baik pasti akan memberi perhatikan kepada mereka yang berusaha dengan sungguh-sungguh dan memohon juga dengan sungguh-sungguh.
Pertanyaannya adalah apakah kita sudah pernah dengan sungguh-sungguh berusaha untuk memenuhi apa yang kita butuhkan? Apakah kita juga sudah pernah sungguh-sungguh meminta kepada Tuhan tentang apa yang menjadi kesulitan kita?
Ada begitu banyak pengalaman iman tentang kesaksian ini. Orang yang berusaha sungguh dan berdoa dengan sungguh mendapatkan apa yang mereka perlukan.
Semoga kita tidak pernah lelah untuk berusaha dan berdoa.
Doa: Ya Tuhan, semoga iman dan harapanku tidak pernah pudar dalam segala usaha dan jerih lelahku. Amin.