Inilah hari ke dua Perayaan Devosi Keuskupan Tanjungkarang yang digelar di GSG Xaverius Way Halim, Lampung, Minggu, 1 Juni 2025.
Perarakan enam vandel kelompok devosional dan barisan para romo dari halaman kompleks Xaverius menuju altar diiringi lagu: Mari Masuk Rumah Tuhan. Tema Perayaan Syukur tahun ini sesuai dengan Arah Dasar Keuskupan Tanjungkarang: ‘Keadilan Sosial Kemanusiaan,’dan dipimpin oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.
Setiap tanggal 1 Juni merupakan Hari Devosi Keuskupan Tanjungkarang. Hari itu digunakan untuk merayakan dan mensyukuri bersama penghayatan iman umat dalam hidup devosi serta membangun kerjasama diantara komunitas devosional di keuskupan.
Kelompok Devosional Keuskupan Tanjungkarang meliputi: Serikat Sosial Vinsensius (SSV), Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), Legio Maria, Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK), Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI). Pendamping Rohani: Romo Anggoro Ratri SCJ.
Hari itu bertepatan dengan Hari Minggu Komunikasi Sedunia ke 59 yang bertema ‘Berbagilah Dengan Lemah Lembut Harapan Yang Ada Di Hatimu.’

Disegarkan
Romo Anggoro Ratri SCJ dalam kata sambutannya mengatakan, hidup devosi disyukuri karena dengan berdevosi, hidup beriman semakin menyegarkan dan menggairahkan. Kalau ada yang berdevosi tetapi belum mempunyai komunitas devosi, semoga lewat Perayaan Syukur ini tertarik untuk masuk komunitas dan bisa lebih bertumbuh dalam iman.
Setiap komunitas devosi mempunyai kekhasan dan perbedaan. Perbedaan kerap menjadi tantangan persatuan. Semoga perayaan ini menjadi sarana untuk membangun persaudaraan. Kendati berbeda, akan tetapi kita berasal dari dari Roh yang sama , roh Allah sendiri.
Hal senada juga disampaikan oleh Uskup Vinsensius dalam homilinya. Setiap devosi memiliki spiritualitasnya. Kalau tidak nyambung komunikasinya, bisa terjadi persaingan. Maka butuh komunikasi pemersatu karena berasal dari Roh yang sama. Dan lagi kita mempunyai tugas yang sama yakni menampilkan wajah Allah yang penuh kerahiman dan belaskasih.
Ketua panitia Albertus Hendri mengatakan, semoga Perayaan Syukur ini menjadi waktu yang berharga untuk kita semua. Berdialog dengan Tuhan. Berdoa bersama. Memperkuat iman.
“Tema syukur: Tahun Keadilan Sosial menjadi refleksi. Apakah kita sudah bersikap adil dan membantu sesama yang membutuhkan. Mari kita mohon rahmat Tuhan supaya kita semakin mengimani, menjalankannya dengan penuh perhatian, kebersamaan, dan semangat pengabdian,” ujarnya.
Perayaan Syukur ini juga diramaikan dengan bazar dan kuliner. Mereka bergabung dalam UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Seksi Bazar Cicilia Tresnaningsih Carlost mengatakan, “Setiap mendengar kami akan mengadakan acara, mereka langsung menghubungi dan ingin ikut bergabung. Sehingga terdaftar 50 tenda dengan berbagai jenis makanan. Ada sukacita apabila dagangan mereka habis. Kami mengupayakan untuk memasarkan ke pengunjung. Di hari kedua kami menyiapkan keyboard untuk menghibur mereka.”***
Sr. M. Fransiska FSGM






