Author name: Komsos Tanjungkarang

Renungan Harian, Rabu Biasa XIII

Pesta Rasul Thomas Yohanes 20:24-29 Yesus menampakkan diri kepada Tomas 20:24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” 20:28 Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” 20:29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Renungan Melihat dan Percaya Merenungkan perikopa Injil pada peringatan st Thomas Rasul ini, ada beberapa pokok permenungan yang bisa kita maknai secara pribadi. Pertama, Yesus yang bangkit adalah sungguh-sungguh Yesus yang disalibkan, bukan Yesus tiruan, atau Yesus palsu. Ada aliran yang mengatakan bahwa yang disalib bukanlah Yesus, tetapi orang lain yang ‘menggantikan’ Yesus. Yesus sebagai Putera Allah tidak mungkin mati disalib. St Thomas member kesaksian nyata ‘Ya Tuhanku dan Allahku’ setelah ia melihat bekas paku di kaki dan tangan, serta bekas tombak di lambung. Para rasul adalah saksi iman kebangkitan Yesus Kristus. Maka kita tidak perlu kuatir tentang keaslian Yesus yang bangkit, iman para rasul adalah iman yang sama kita akui. Kedua, Thomas adalah gambaran rasul yang selalu mencari bukti dari iman kepecayaannya. Ia tidak puas jika hanya ‘katanya’, mendengar dari orang lain. Ia rindu untuk mengalami dan berjumpa pribadi dengan yang ilahi. Istilah fides querens intelectum (iman yang mencari kebenaran) kiranya sangat tepat disematkan pada pribadi rasul ini. Ia mencari bukti namun sudah mempunyai dasar iman. Jadi titik pijaknya adalah iman terlebih dahulu, baru dengan iman itu ia mencoba menalarnya. Akhirnya ketemulah “Ya Tuhanku dan Allahku”. Segala kebesaran Tuhan hanya bisa kita terima dengan kekaguman dan kepasrahan manusiawi. Dihadapan dia yang agung kita hanya bisa berlutut dan menyembah. Ketiga, kita bisa belajar soal melihat dan percaya. Kepada Thomas dan para rasul yang lain, juga kepada kita, Yesus menegaskan “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Itulah yang terjadi pada kita saat ini. Iman kita timbul karena pendengaran, karena kita sudah jauh dari jaman Yesus. Namun bukan berarti iman kita mati. Kita tetap mampu melihat Dia yang hadir dalam seluruh hidup kita. Hanya soalnya apakah kita peka atau malahan tertutup mata batin. Jika mau jujur, ada banyak hal yang tidak mampu kita jelaskan secara manusiawi namun terjadi pada kita, lebih-lebih banyak ‘keberuntungan’ (nasib baik) dalam hidup. Seringkali kita hanya sampai pada ‘keberuntungan’ saja apabila kita terhindar dari kecelakaan maut, atau musibah bencana, atau tragedy lainnya. Kita harus berani jujur, Tuhan mendampingi dan menyelamatkan kita. Mampukah kita melihat-Nya dan percaya pada-Nya?? Doa: Tuhan, semoga aku melihat. Amin.  

Renungan Harian, Rabu Biasa XIII Read More »

Penerimaan Sakramen Krisma Katedral Kristus Raja

Bandarlampung, Komsos Tanjungkarang – Sakramen Krisma adalah salah satu sakramen insiasi pada Gereja Katolik. Dengan telah menerima sakramen krisma seseorang telah dianggap sudah dewasa dalam iman. Minggu, 30 Juni 2019 di Gereja Katedral Kristus Raja Tanjungkarang. Penerimaan sakramen krisma 2019 diikuti oleh 97 krismawan dan krismawati  yang terdiri dari  orang tua dan remaja.  Penerimaan sakramen krisma yang seharusnya dilaksanakan pada Hari Raya Pentakosta 9 Juni 2019 karena Uskup sedang kunjungan ke Vatikan, ini dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono dan didampingi oleh 2 Romo yaitu RD. J.B. Sujanto dan RD. Agustinus Iswanto.  Persiapan oleh para krismawan dan krismawati untuk menerima sakramen krisma kurang lebih 6 bulan. Dalam 6 bulan tersebut,  para krismawan dan krismawati melewati beberapa  pertemuan dengan pelbagai materi yang dapat menguatkan iman.  Semoga para krismawan dan krismawati dapat menjadi saksi Kristus dimanapun ia berada. ~Norbert Marcell

Penerimaan Sakramen Krisma Katedral Kristus Raja Read More »

Renungan Harian, Selasa XIII

Bacaan: Matius 8:23-27 Angin ribut diredakan 8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” 8:26 Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” Renungan Kepercayaan Salah satu syarat agar orang sukses dibonceng menggunakan sepeda motor adalah soal percaya. Orang yang tidak percaya pada sopir motor akan mempunyai peluang kecelakaan yang jauh lebih besar dibanding orang yang percaya. Bisa jadi orang yang gelisah dan takut saat dibonceng justru ikut mengendalikan motor dari belakang. Alhasil, sangat mungkin celaka itu sangat dekat. Tetapi orang yang percaya pada sopir motor, perjalanan akan menjadi lebih enak dan aman. Percaya juga menjadi syarat orang beriman. Tanpa kepercayaan, orang akan hidup secara sosial manusiawi saja. Peristiwa dan tragedy hidup hanya serangkaian kejadian biologis tanpa makna. Setelah lahir, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya meninggal. Tidak ada makna indah dalam hidup ini. Tetapi orang yang percaya Tuhan yang menyelenggarakan, hidup akan jauh lebih berarti dan layak diperjuangkan, apapun resikonya. Pertistiwa Yesus menghardik danau menjadi refleksi bagi kita bahwa kita perlu terus menerus mengasah iman kepercayaan kepada Tuhan yang menyelenggarakan. Bisa jadi juga kita layak mendapat hardikan karena sering kali tidak percaya kepada-Nya. Kuasa kitalah yang sering jauh lebih kita andalkan. Sementara ada banyak perkara yang jauh lebih besar dari kemampuan manusiawi kita. Hal sederhana yang sering kita lupa adalah keindahan dalam semesta. Berhadapan dengan alam semesta sebenarnya kita tidak mampu banyak berbuat. Kita hanya bagian kecil dari alam semesta. Bisa kita bayangkan bagaimana agungnya Dia yang empunya alam semesta. Maka yang bisa kita lakukan adalah “Tuhan, tolonglah, kami binasa”; memohon kepada-Nya yang mempunyai kuasa segalanya. Mari kira bersyukur pada Tuhan lewat alam semesta dengan menjadi keindahan, kebersihan, dan kehijauan sekitar. Mulai dari mengolah sampah, tanam-menanam, hingga merawat yang ada. Semoga dengan demikian, hidup iman dan kepercayaan kitapun akan terjaga. Doa: Tuhan, teguhkan niatkan kami untuk memelihara lingkungan sekitar menjadi bersih, asri, dan nyaman. Amin.  

Renungan Harian, Selasa XIII Read More »

Renungan Harian, Senin Biasa XIII

Bancaan: Matius 8:18-22 Hal mengikut Yesus 8:18 Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. 8:19 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” 8:20 Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” 8:21 Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” 8:22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” Renungan Syarat kemuridan Kristiani: 3M Ada bermacam-macam jenis pengikut Yesus: ada yang pasrah bongkokan; ada pula yang ikut dengan segudang syarat. Dua jenis pengikut Yesus ini kita jumpai dalam bacaan Injil hari ini. Yang satu mau ikut Yesus kemana saja Ia akan pergi, tanpa mau tahu tujuan dan arah Yesus. Yang lain hendak ikut Yesus tetapi justru lebih sibuk mengurus orang yang sudah tidak bisa apa-apa, alias mati. Berkaitan dengan itu, Injil tidak mencatat bagaimana reaksi kedua orang yang hendak ikut Yesus itu. Apa yang bisa kita renungkan? Mari kita merenungkan dari sisi kemuridan, menjadi murid-murid Yesus jaman ini. Setiap orang yang sudah mendapat rahmat baptisan adalah murid Kristus. Maka sudah semestinya jalan Kristus itu menjadi jalan kita. Yang dimaksud adalah jalan kebaikan, kebijakan, dan teladan hidup Yesus sendiri. Mustahil mengatakan murid pribadi tertentu tetapi tidak ada satupun yang diteladani dalam hidup. Apa yang perlu dilakukan sebagai murid Yesus adalah ‘Menyangkal diri, Memikul salib, dan Mengikuti Dia’ (3M). Itulah bentuk dan tugas kemuridan Kristiani. Trilogi kemuridan itu perlu dijalankan bersama dan dalam kesadaran iman. Apakah tidak mudah dan perlu perjuangan?? Memang tidak mudah dan tidak murah. Harga kemuridan dibayar dengan darah Sang Penebus. Ia yang rela memanggul salib, disalibkan dan wafat disana, itu lah yang menjadi kekuatan utama untuk menjalankan trilogy kemuridan Kristus. Mari kita mohon rahmat-Nya, agar kita berani keluar dari kenyamanan yang menyesatkan, ketakutan dan kekuatiran akan hidup, serta berjalan bersama-Nya sepanjang waktu. Bersukacitalah dan bergembiralah sebagai murid Kristus. Doa: Tuhan, semoga aku berani setia menjadi murid-murid-Mu ditengah dunia jaman ini. Amin.  

Renungan Harian, Senin Biasa XIII Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top