Renungan Harian, Selasa XX

PW St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja Bacaan: Matius 19:23-30 Upah mengikut Yesus 19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” 19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” 19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” 19:28 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. 19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. 19:30 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Renungan Katolik Sembako Pertanyaan Petrus kiranya mewakili pergulatan para rasul yang lain, soal apa upahnya mengikuti Yesus. Kiranya juga menjadi pergulatan kita masing-masing. Dalam banyak perkara, yang hampir pasti terbayang dalam benak kita adalah ‘apa yang saya dapat?’. Ini lah pola piker kita sebagai manusia. Para rasulpun juga menanyakan hal yang sama. Menjadi orang katolik apa untungnya? Apakah saya mendapat harta kekayaan yang berlimpah? Apakah keluarga saya tidak pernah kekurangan apapun? Serangkaian pertanyaan lainnya bisa ditambahkan masing-masing sesuai pengalaman. Bersyukur bahwa kita masih bisa mempertanyakan. Harapannya juga mendapatkan jawabannya. Seringkali isu yang sangat mudah digoreng dalam masyarakat adalah isu agama, apalagi kalau ada kalimat ‘kristenisasi’. Setiap kali ada bencana alam dan ada bantuan dari umat katolik atau Kristen, hampir pasti muncul isu ‘kristenisasi’. Bahan bantuan yang dibagikan itu dianggap sebagai bujuk rayu dari umat katolik untuk menjadikan orang yang dibantu itu menjadi katolik pula. Upah menjadi katolik justru ditolak ketika memberi bantuan?? Yesus mengajari para rasul tentang upah mengikuti-Nya. Menjadi murid-Nya bukan pertama-tama saya menerima apa kemudian saya ikut. Tetapi justru sebaliknya, ‘setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya’. Menjadi murid-Nya justru yang pertama-tama dilakukan adalah ‘kehilangan’, apa yang saya kurbankan, bukan apa yang saya dapat. Belum pernah ada orang yang diterima dalam baptisan karena mendapat sembako. Lebih banyak orang yang dibaptis itu karena memberi sembako. Mengikuti Kristus bukan karena saya mendapatkan kemudahan dan kemewahan, tetapi karena saya tahu siapa yang saya imani: Yesus Kristus yang mengurbankan nyawa-Nya di salib demi saya. Upahnya adalah kurban itu tidak sia-sia. Kurban itu membawa banyak keselamatan. Doa: Tuhan, semoga imanku semakin teguh dan tangguh. Amin.  

Renungan Harian, Selasa XX Read More »