Renungan Harian, Senin Biasa XXIII
Bacaan: Lukas 6:6-11 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat 6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. 6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. 6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. 6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” 6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. Renungan Memilih berbuat Ada dua sikap yang berbeda dalam kisah Injil hari ini. Kejadiannya satu: ada seorang yang mati tangan kanannya. Sikap yang pertama diwakili oleh ahli taurat dan orang Farisi. Mereka mempunyai tindakan mengamati Yesus. Tujuannya jelas dikatakan: supaya mereka mendapat alasan untuk mempersalahkan Yesus. Sikap yang kedua diwakili oleh Yesus. Yesus mempunyai tindakan untuk menyembuhkan orang yang sakit tangan kanannya. Tindakan kelompok pertama berakhir pada kemarahan. Tidak hanya itu, mereka berunding tentang tindakan apa yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. Tindakan kelompok kedua berakhir pada kesembuhan orang yang mati tangan kanannya itu. Keduanya tindakan kelompok itu membawa dampak yang berbeba-beda. Bagi kita sudah jelas apa yang harusnya bisa kita teladan dan kita lakukan. Seperti Yesus lah yang harusnya kita lakukan ketika ada sakit penyakit di sekitar kita. Kita dipanggil untuk bergerak dan berusaha mengobati. Hanya mengamati dan menyalahkan sangat mudah dilakukan, bahkan hampir semua orang bisa melakukan itu. Dan kecenderungan kita adalah berbuat seperti itu: hanya mengamati dan berkomentar. Seolah bertindak hebat atas dasar hukum yang berlaku, kita justru hanya banyak bicara dan tidak membawa kesembuhan. Tangan kanan biasanya diidentikan dengan fungsinya yang multi fungsi. Tangan kanan dipakai untuk mengerjakan bermacam hal. Tangan kanan mewakili diri seseorang, kecuali yang kidal. Maka menyembuhkan tangan yang mati sebelah kanan berarti juga menyembuhkan orang itu secara keseluruhan. Itulah yang dilakukan oleh Yesus. Dari pada hanya sekedar melihat dan banyak omong, lebih berguna bagi kita untuk turun dan ikut terlibat untuk kebaikan orang lain. Doa: Tuhan, semoga aku mampu memakai tubuhku untuk berbuat kebaikan yang semakin banyak. Amin.
Renungan Harian, Senin Biasa XXIII Read More »