Renungan Harian, Sabtu Biasa IV
Bacaan: Markus 6:30-34 Yesus memberi makan lima ribu orang 6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Renungan Beda jalan, satu tujuan Salah satu poin kecil yang bisa kita maknai pada perikopa ini adalah soal bagaimana dua kelompok yang berbeda jalan namun akhirnya satu tujuan. Yesus memberi makan lima ribu orang merupakan berkat yang melimpah. Dia bisa melakukan mukjizat yang sedemikian rupa, semua makan dari sumber yang sama. Mereka diterima dan dijamu oleh Yesus sendiri. Namun ada hal menarik yang bisa kita lihat, kecil sebenarnya, tetapi menarik kita dalami karena sering kali terjadi dalam hidup kita. Di awal kisah diceritakan bahwa Yesus bersama para murid pergi menyendiri. Sementara orang banyak yang mendengarkan Yesus akhirnya juga pergi untuk menjumpai Yesus. Artinya ada dua kelompok dalam kisah ini. Yesus dan para murid pergi menggunakan perahu, sementara orang banyak menggunakan jalur darat. Dua kelompok ini menempuh jalan yang berbeda, namun di akhir kisah, mereka bertemu dan belajar bersama. Jalan yang berbeda ternyata tidak menjadi masalah dalam kisah ini. Berbeda jalan juga menjadi kenyataan yang tak terelakan. Maka kita tidak perlu alergi terhadap orang yang berbeda. Yang satu berjalan lewat laut, yang satu lewat darat bukan menjadi alasan mereka terpisah dari Yesus. Para murid juga tidak menolak mereka yang berbeda jalan. Mereka semua menjadi satu, diterima oleh Yesus, dan akhirnya mendapatkan pengajaran dari pada-Nya. Sering kali kita merasa tidak nyaman ketika ada warga Gereja yang tidak kelihatan aktif di Gereja. Atau kita juga tidak nyaman ketika ada kebijakan pastoral kemudian ada warga yang mengkritisi. Sering kali terjadi bahwa kita justru mengecap orang-orang demikian sebagai orang yang susah. Padahal belum tentu juga begitu. Tetapi berdasar pada apa yang terjadi dalam Injil hari ini, kita bisa bersikap sallow tetapi tetap berjalan. Kita berharap pada akhirnya, kita bersama menemukan Yesus dan mendapat pengajaran dari pada-Nya. Semoga kita tidak terpancing untuk menjadi orang yang mutlak hanya menempuh satu jalan, sementara jalan yang lain menjadi salah. Semboyan ‘Ada banyak jalan menuju ke Roma’ bisa kita jadikan juga semboyan kita untuk tidak alergi terhadap orang yang ‘berbeda’ jalan. Kita yakin dan percaya bahwa Kristus jauh lebih besar dari pada komunitas gereja kita. Doa: Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan kami. Amin.
Renungan Harian, Sabtu Biasa IV Read More »