Lukas 6:20-26 Archives - Keuskupan Tanjungkarang

Lukas 6:20-26

Renungan Harian, Kamis Biasa XXIII

Bacaan: Lukas 6:20-26 Kasihilah musuhmu 6:27 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. 6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. 6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” Hal menghakimi 6:37 “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”   Renungan Hendaklah kamu murah hati Sudah agak lama muncul istilah ‘murah hati tetapi tidak murahan’. Tidak tahu persis apa yang ada di balik ungkapan ini, apakah ini sebagai ungkapan untuk menunjukkan kualitas dari murah hati itu sendiri, atau bisa jadi muncul ungkapan ini untuk menangkal pengaruh tertentu. Tetapi yang jelas kita bisa mengamini bahwa murah hati itu memang tidak murahan. Tindakan murah hati itu adalah tindakan Allah Bapa sendiri: sama seperti Bapamu adalah murah hati. Maka sudah pasti tindakan murah hati itu bukanlah tindakan murahan dan sembarangan. Hanya saja memang murah hati agak identik dengan tindakan yang remeh temeh, seperti tidak berharga dan tidak membawa untung banyak. Jelas saja tindakan Allah Bapa yang begitu murah hati, sampai-sampai merelakan Putera Tunggal-Nya sampai mati disalib, dianggap sebagai tindakan murahan bagi mereka yang tidak mau terima. Buktinya apa? Yesus mati dengan cara disalib dan tempatnya juga di salib. Itu tanda ‘murahan’ bagi orang-orang yang tidak mengerti. Jadi tindakan murah hati itu hampir mirip dengan tindakan ‘murahan’ yang dalam arti tidak banyak artinya bagi orang tertentu. Coba saja teladan memberi tanpa mengharapkan kembalinya, apakah ini bukan tindakan murahan? Atau melayani permintaan ekaristi kepada umat yang meminta dengan mudah. Apakah ini tindakan murahan atau tindakan murah hati karena meniru Bapa yang murah hati? Bisa jadi ada yang melihatnya sebagai tindakan murah hati, tetapi pasti juga ada yang melihat sebagi tindakan murahan karena ekaristi hanya dilihat sebagai ‘job’ saja misalnya. Lalu pertanyaannya, apa yang bisa menjadi pedoman kita antara yang murah hati dan murahan? Pertama-tama kita bisa melakukan seperti yang dikatakan Yesus “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Artinya kalau kita mempunyai pemikiran yang sempit tentang sesuatu, maka kita akan menilai itu sebagai yang murahan. Sementara kalau ukuran kita itu luas, maka sudah jelas kita pun akan mengukur yang sama kepada orang lain. Kedua, soal pemahaman yang baik dan benar. Murah hati itu bukan soal hukum, tetapi soal hati yang tergerak. Murah hati itu tidak berhenti pada kepala saja, tetapi mengalir di hati dan terwujud di tangan. Maka terbuka kepada kenyataan ‘yang lain’ akan semakin membuat kita mampu mempunyai pemahan yang lebih integral. Jika hanya berhenti pada hukum di kepala, maka yang ada hanyalah soal boleh atau tidak boleh, orang yang murah hati dipandang sebagai yang murahan. Semoga kita mampu bergerak pada hukum hati. Semoga kita tidak pernah lelah bertindak murah hati meskipun dinilai dan dikatakan sebagai murahan. Yesus saja yang dinilai murahan tetap rela mati di salib untuk kita. Apa yang murahan dimata manusia, bisa jadi sangat berharga dimata Allah. Doa: Ya Tuhan, semoga aku tidak takut dicap sebagai yang murahan ketika apa yang kulakukan sebagai wujud dari murah hati. Semoga aku senantiasa Engkau teguhkan. Amin.  

Renungan Harian, Kamis Biasa XXIII Read More »

Renungan Harian, Rabu Biasa XXIII

Bacaan Lukas 6:20-26 Ucapan bahagia dan peringatan 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. 6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”   Renungan Mememilih Setia Dua sikap besar yang ditunjukkan Yesus hari ini adalah BERBAHAGIA dan CELAKA. Mereka yang dikatakan berbahagia adalah mereka yang berani mengampuni, mau bersyukur, dan berani keluar dari diri sendiri. Sementara mereka yang dikatakan celaka adalah orang yang hanya mau menang sendiri, berjuang hanya demi egonya, tidak pernah bersyukur, dan hanya nyaman dengan keamanan dirinya sendiri. Kalau ditanya keadaan mana yang mau kita pilih? Pasti jawabnya keadaan berbahagia sekarang dan selamanya amin. Tetapi sikap mana yang banyak terjadi? Sikap yang menyertai orang celaka. Maka sebenarnya antara keingin dan kelakuan tidak ketemu titik pangkalnya. Lukas menampilkan perikopa ini supaya setiap orang yang mendengar sabda-Nya mengalami kesembuhan. Kita ingat siapa Lukas, yakni seorang tabib. Yesus adalah tabib agung. Maka sabda bahagia Lukas lebih menekankan bagaimana orang yang mau mengubah hidupnya, dari hidup lama kepada cara pandang baru. Dengan demikian, manusia lama yang tidak sepenuhnya sehat, dipulihken kembali kepada kesehatan sejatinya. Maka sabda bahagia ini menjadi obat yang bisa dipilih siapa saja, tanpa ada paksaan apapun. Obat berarti tidak otomatis menyembuhkan. Jika obat itu tidak dimakan, maka tidak terjadi apa-apa. Obat itu tawaran, kita bisa memilihnya. Semoga kita mampu selalu memilih untuk setia kepaad-Nya. Doa: Ya Tuhan, segarkanlah diri dan hidupku dengan sabda-sabda-Mu. Semoga sabda-Mu menjadi obat penyegar jiwa dan roh ku. Amin.  

Renungan Harian, Rabu Biasa XXIII Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top