Katekese

Seputar Ekaristi: PARTISIPASI UMAT BERIMAN DALAM EKARISTI

Partisipasi secara sadar dan aktif sudah menjadi hakekat liturgi sendiri (SC 14). Partisipasi itu juga mengalir dari imamat umum kaum beriman, yang bersama dengan imamat jabatan menurut caranya masing-masing mengambil bagian dalam satu imamat Kristus (LG 10). Namun partisipasi tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas atau perannya masing-masing menurut hakekat perayaan dan kaidah-kaidah liturgi (SC 28). Partisipasi kaum awam dalam Perayaan Ekaristi dan perayaan liturgi lainnya tidak boleh merupakan kehadiran fisik melulu, apalagi kehadiran pasif, melainkan merupakan keikutsertaan penuh khidmat dan aktif (SC 48). Bagaimana bentuk partisipasi kaum awam dalam perayaan Ekaristi? RS 39 memberikan beberapa contoh pembaruan yang dicanangkan KV II demi partisipasi aktif dari umat beriman itu: melalui berbagai aklamasi, jawaban-jawaban tertentu, lagu-lagu mazmur, antifon dan kidung; gerak-gerik dan tindakan tertentu, waktu hening dan berbagai rubrik untuk peranan umat. Bagian-bagian Perayaan Ekaristi seperti pernyataan tobat, madah kemuliaan, syahadat, doa umat, dan doa Bapa Kami juga merupakan bagian yang dibawakan oleh seluruh umat (bdk. PUMR 36). Demikian pula agar umat tersapa dan bisa ikut ambil bagian dalam apa yang dirayakan selama Ekaristi berlangsung, diberikan kemungkinan: penyesuaian pemilihan lagu, doa-doa, dan bacaan-bacaan, melalui homili, doa umat, penjelasan-penjelasan sewaktu-waktu, dekorasi gedung gereja sesuai dengan masa liturgi. Meski perayaan liturgi menuntut partisipasi aktif semua umat beriman, itu bukan berarti bahwa seolah-olah setiap orang harus wajib melaksanakan tugas khusus dalam perayaan liturgi (RS 40). Hadir sebagai umat dengan terlibat dalam seluruh perayaan secara sadar dan aktif sudah merupakan partisipasi yang penuh. Ibadat harian dan berbagai devosi sangat ikut membantu, memupuk, dan memperdalam partisipasi umat beriman dalam perayaan litrugi (RS 41). Beberapa bidang pelayanan kaum awam dalam Perayaan Ekaristi: Sebaiknya diusahakan semakin banyak umat atau kaum awam yang bisa ikut terlibat dalam berbagai tugas pelayanan liturgi (bdk. RS 43). Gereja mendukung adanya tugas liturgi: para misdinar dan lektor, pelayan komuni tak lazim (di beberapa keuskupan dipakai istilah ‘prodiakon’) meski dengan tambahan tugas yang ditentukan oleh uskup, serta fungsi-fungsi lain dalam bidang pelayanan liturgi. Meski sangat dianjurkan untuk mempertahankan pelayanan altar oleh anak laki-laki, tetaplah diberi kemungkinan untuk keterlibatan anak-anak perempuan untuk pelayanan altar (RS 47). Perlu dihindari ‘klerikalisasi’ awam dalam bidang-bidang liturgi, ataupun sebaliknya para pelayan tertahbis malah melaksanakan bagian yang khas dari hidup dan kegiatan kaum awam (awamisasi klerus) (RS 45). Awam yang dipanggil dan dipilih untuk pelayanan liturgi hendaknya memiliki hidup iman dan moral yang baik, setia pada ajaran Gereja, nama baik di kalangan umat, dan hendaklah dilatih dan dipersiapkan dengan baik (RS 46) -YDW-

Seputar Ekaristi: PARTISIPASI UMAT BERIMAN DALAM EKARISTI Read More »

Ilustrasi: tetap bahagia meski berbeban berat

Renungan Harian, Kamis Biasa XV

Bacaan: Matius 11:28-30 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” Renungan The Power of Berserah Amin dan benar adanya apa yang Tuhan Yesus katakana hari ini. Ia mengundang semua orang datang kepada-Nya. Tidak hanya itu, Ia member kelegaan dan ketenangan. Hanya di dalam Dia maka hidup kita akan menjadi ringan dan indah. Yang perlu kita lakukan hanyalah memenuhi undangan-Nya dan berserah pada-Nya. Berserah berarti kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Bukan dalam arti kemudian kita tidak melakukan apapun. Tugas, kewajiban, dan panggilan manusiawi kita tetap menjadi hidup harian kita. Berserah berarti kita menjalankan rutinitas hidup kita seperti biasa namun disertai dengan keyakinan Allah yang mendampingi. Berjuang sekuat tenaga tetapi kemudian meletakkan semua perjuangan itu pada Tuhan yang punya rencana atas hidup kita. Apa untungnya kita? Ada banyak sekali. Dengan berserah, beban berat dan rasa letih lesu tidak membuat kita habis, tetapi justru mendapat kelegaan. Dengan berserah, jiwa kita yang kacau kalut tak menentukan akan mendapatkan ketenangan. Bukankah itu yang selalu kita rindukan: meski menghadapi berbagai persoalan tetapi tetap damai? Hanya berserah kepada-Nya kita akan mampu mengalami itu. Setelah itu baru kita juga berlaku yang sama, memberi rasa lega dan damai kepada orang lain. Ketika ada persoalan, kita menjadi bagian yang meringakan, bukan justru memberatkan. Jika ada perpecahan, kita menjadi pendamai, bukan justru penambah perpecahan. Doa: Tuhan, semoga hatiku menjadi seperti hati-Mu, tanganku menjadi seperti tangan-Mu, kakiku menjadi seperti kaki-Mu, mata dan mulutku menjadi seperti mata dan mulut-Mu. Amin  

Renungan Harian, Kamis Biasa XV Read More »

Renungan Harian, Rabu Biasa XV

Bacaan: Matius 11:25-27 Ajakan Juruselamat 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Renungan Mencari dan menemukan Allah Setiap manusia mempunyai kerinduan terdalam untuk bersatu kembali dengan Allah, Sang penciptanya. Hanya saja ada yang menyadarinya dengan cepat, ada pula yang tidak menyadari kerinduan terdalam itu. Manusia rindu untuk kembali ke Sang Pencipta, asal dan tujuan segala sesuatu. Kerinduan itulah yang memampukan manusia untuk terus memaknai hidupnya. Seluruh perjalan hidup manusia sesungguhnya penuh dengan makna. Hanya saja sering kali manusia lari dari dirinya sendiri, manusia bahkan tidak mengerti akan dirinya. Mencari dan menemukan Allah menjadi usaha yang terus menerus dilakukan oleh manusia. Tidak jarang hanya mengandalkan kemampuan berpikir dan merasanya untuk menemukan Allah. Namun demikian, tentu tak cukuplah akal manusia disatukan untuk mengerti sepenuhnya tentang Allah. Ia adalah yang mahadahsyat, yang terlalu tinggi untuk didaki, yang terlalu dalam untuk diselami, yang terlalu luas untuk ditelusuri. Tetapi meski demikian, Allah yang Mahakuasa itu membiarkan diri dikenal oleh manusia. Ia mampu menjumpai manusia, tetapi manusia sudah pastilah tidak sanggup berhadapan dengan-Nya. Maka Ia mengutus Putera-Nya untuk menyapa dan menjumpai manusia. Lewat Putera-Nya manusia mampu mengerti, berkomunkasi, dan mengimani Allah yang hadir dalam sejarah kehidupan. Ia sungguh nyata ada, dan keberadaan-Nya melampaui segala sesuatu. Iman kepada Kristus menjadi tanda nyata iman kepada Allah. Mengenal kasih Kristus berarti mengenal kasih Allah. Mengikuti-Nya berarti mengikuti Allah. Tidak mudah untuk mengerti secara penuh, dan tidak mungkin. Kecerdasan yang kita miliki mari kita gunakan untuk secara lebih dalam mengenal Allah lewat Yesus Kristus. Tetapi kecerdasan itu perlu dibarengi dengan sikap kerendahan hati, karena hanya dengan hati lah kita mampu merasakan Allah yang hadir, yang tidak bisa mencukupi diterangkan dengan kata-kata belaka. Mencari dan menemukan Allah adalah kerinduan mansuia. Tetapi sebenarnya Allah sudah lebih dahulu menemukan dan mencintai manusia. Doa: Tuhan, semoga aku mampu mencintai Engkau dengan berani mencintai sesama. Amin. -YDW-   ALTRNATIF RENUNGAN HARIAN *Rabu 17 Juli 2019* HARI BIASA PEKAN BIASA XV TAHUN C/1. Warna Liturgi : Hijau. Bacaan Pertama : Kel. 3:1-6,9-12. Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2,3-4,6-7. R: 8a. Bait Pengantar Injil : Mat. 11:25. Bacaan Injil : Mat. 11:25-27 Bacaan Ofisi : 2Sam. 6:1-23. ■ *RESI, Rabu 17Jul19* [Renungan Singkat] Dehonian bersama Bruder Markus Triyono Yulianto SCJ dari Komunitas SCJ Postulat – Novisiat Gisting, Lampung, Indonesia. _Audio Link_ : https://1drv.ms/u/s!Ap_h6oNm2s7-k1UgZ2L4Muww1kuq?e=elHWdx ■ *DAILY FRESH JUICE, Rabu 17Jul19* – _Aku Bersyukur kepada-Mu, Ya Bapa _ – bersama Sandy Kusuma dari Jakarta. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1fhNBV2rbTTT0bv8g8P9CYdfwv…/view… ■ *PELITA HATI, Rabu 17Jul19* bersama RP Thomas Suratno SCJ dari Gereja St. Stefanus, Paroki Cilandak, Jakarta Selatan. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1fiQSy8qyRr9F4dD9xCeoatFvV…/view… ■ *SIRAMAN ROHANI, Rabu 17Jul19* bersama RP Fredy Jehadin SVD di Seminari Tinggi Bomana, Keuskupan Agung Port Moresby, Papua New Guinea. – Tema : _*Rendah Hati Dan Terbuka Mendengarkan Suara Tuhan!*_ _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1fcokuReFu2l78SR5d2dMGojgL…/view… ■ *RENUNGAN HARIAN, Rabu 17Jul19* bersama RD Antonius Suhardi Antara dari Gereja Ibu Teresa, Paroki Cikarang – Keuskupan Agung Jakarta. _Audio Link_ : https://1drv.ms/u/s!AntJWNCMXC3Wj1z-YVZbGOw4OLLH?e=TXRfyL ■ *SABDA KASIH* – Renungan Harian Katolik – *Rabu 17Jul19* bersama RP GobinDD SVD dari Filipina ~ *TUHAN MEMBUTUHKAN KETULUSAN HATI KITA!* _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1fthlX0GK4MUg9OoyzBLy1WkQB…/view… ■ *PANGLIMBANG LIMANG MENIT* – Audio Renungan Harian Bahasa Jawa – *Rabu 17Jul19* – bersama Bruder Antonius Mungsi O.Carm. dari Malang. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1fxgXASlQMmcHoDg3sZ1LQBdDs…/view… ■ *LA PORTA – Siaran Harian Rohani* – *Rabu 17Jul19* – _MENGENALI TUHAN_ – bersama RP Ambros SDB – Wisma Salesian Don Bosco, Sunter Jaya, Jakarta Utara. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1g-NTW7g06oI1xF-SZjKBBg7HS…/view… ■ *LA PORTA – English Version* – Reading and Meditation on the Word of God – *Wednesday of the 15th week of ordinary time, July 17, 2019* – Theme: _RECOGNIZING GOD_ ~ By Sister Marivic FMA. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1g3X4Dog-GZY2y3NuG6dMvhuzT…/view… ■ *Bacaan Injil dengan tembang Bahasa Jawa* ~ PIWULANG SANG GURU SEJATI ING TEMBANG MACAPAT PUPUH GAMBUH – Waosan Dinten Rabu Pon, 17 Juli 2019 – Mangsa Lumrah XV. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1g5tTBEwnQXjSk4TK9dyRrx4rM…/view… ■ *MUTIARA PAGI, Rabu 17Jul19* bersama RP Agustinus Malo CSsR dari Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur, Keuskupan Weetebula. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1g6kwMlenYW6jcw8zVIpbQWivN…/view… ■ *DAILY REFLECTION* – Refleksi Harian dari *LUMEN 2000 INDONESIA* – Rabu 17Jul19 – Title : _*AJAKAN JURU SELAMAT*_. _Audio ini juga disiarkan melalui lebih dari 50 stasiun radio di Indonesia_. _Audio Link_ : https://lumen2000.org/daily-reflection ■ *SSL – Siraman Sabda Ledalero, Rabu 17Jul19* – Senandung Ucap dari Seminari Tinggi Santo Paulus di Ledalero, NTT. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1g8tdCd_CNYOWFai6uzXGENmLn…/view… ■ *KUPI ROHANI* , Renungan Keuskupan Keningau, Sabah, Malaysia. – *Rabu 17Jul19* Oleh : Father Francis Dakun – St. Peter College, Kuching. Tajuk : _*Yesus anugerah besar untuk kita*_. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1gOM4mV06GX1AgbKowWlY2hgvQ…/view… ■ *SEROJA – Renungan Harian Rabu 17Jul19* – SEhat ROhani JAsmani bersama RD Antonius Garbito Pamboaji dari Paroki St. Fransiskus Asisi, Sukasari, Keuskupan Bogor. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1gJChQpzZ8w4Zfij3oYeA6WYha…/view… ■ *VERBO DIVINO, Rabu 17 Juli 2019* bersama RP Ramlan Sihombing SVD dari Amazone, Brasil. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1gU8Yx8tubMNqKGn-kopY3TgqG…/view… ■ *RELUNG KASIH PAGI, Rabu 17Jul19* – bersama RP Martinus Gunawan Wibisono O.Carm. dari Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, Keuskupan Agung Medan – Tema : _INDAH SEMUANYA_. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1gQ9ywhjIGlvW6N3tL0ACPQUZf…/view… ■ *Rabu 17Jul19* – *Audio Renungan Harian* bersama RP Yulius Sudharnoto O.Carm. dari Marian Centre Indonesia di Tomang, Jakarta Barat. _Audio Link_ : https://drive.google.com/…/1gUs_m7Kt8mI3r1Utl0WuzgYO5…/view… ■ Audio Visual – _*DAILY BIBLE READINGS*_ ~ Bacaan Harian Dalam Bahasa Inggris – *Rabu / Wednesday 17 Juli 2019 of CATHOLIC MASS*. _Audio Visual Link_ : https://youtu.be/d3fKSaj9L6s ■ *CAFE ROHANI* – Rabu 17 Juli 2019 – Disajikan oleh *_Karmel Media Malang*_. _Video Link_ : https://youtu.be/gO7v4D3CIgg [ Anda juga dapat mendengarkannya di radio.karmelindomedia.com ] ■ *Rabu 17 Juli 2019 – VIDEO RENUNGAN HARIAN* Gereja Maria Bunda Karmel, Paroki Tomang, Jakarta bersama RP Andreas Dedy Purnawan P. O.Carm. _Video Link_ : https://youtu.be/Bdz9I7mspT0 ■ *HIDUP TV* mempersembahkan : *OASE ROHANI KATOLIK* – Edisi Tanggal *17 Juli 2019* – bersama RM. YOHANES LEONARDUS WISNU AGUNG, MSC dan ANGELICA LUCYANA. Bacaan Liturgi Rabu 17 Juli 2019 :

Renungan Harian, Rabu Biasa XV Read More »

Seputar Ekaristi: TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PEMIMPIN GEREJA

Wewenang untuk mengatur liturgi ada pada para pemimpin Gereja, yaitu Takhta Apostolik, yakni Paus di Roma dan pada tingkat kemudian: Kongregasi Ibadat dan Tata-tertib Sakramen, dan menurut kaidah hukum, para Uskup (RS 14). Uskup Diosesan Uskup Diosesan adalah pelayan utama misteri-misteri Allah dalam Gereja setempat yang dipercayakan kepadanya. Uskup disebut moderator, promotor, dan penjaga seluruh hidup liturgi kawanannya (RS 19). Artinya, uskup bertugas mengatur, mengarahkan, menyemangati, dan kadang-kadang juga menegur mereka yang dipercayakan kepadanya (RS 22). Setiap Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh uskup, teristimewa di Gereja Katedral, dengan partisipasi penuh dan aktif seluruh umat beriman, dikelilingi oleh para imam, diakon dan para pelayan lainnya, menjadi perayaan yang menghadirkan Gereja secara paling agung (RS 20) Kaum beriman, termasuk para anggota tarekat-tarekat hidup bakti dan semua macam kelompok, di dalam keuskupan itu hendaknya mempercayakan diri kepada uskup dan ‘harus tunduk kepada wewenang uskup diosesan dalam segala yang menyangkut litrugi, kecuali apabila ada hak-hak yang secara sah telah diberikan’ (RS 23). Pedoman Umum Misale Romawi 2000 menyampaikan empat macam penyesuaian yang bisa dilakukan oleh uskup diosesan: Merumuskan tata cara konselebrasi Merumuskan kaidah-kaidah untuk putra altar Merumuskan kaidah-kaidah pembagian komuni dua rupa Merumuskan kaidah-kaidah tata bangun dan tata ruang gereja. Konferensi Uskup Konferensi para uskup memiliki wewenang untuk mengadakan beberapa penyesuaian perayaan liturgi (PUMR 388-396): Menyiapkan dan mengesahkan edisi lengkap Misale Romawi dalam bahasa setempat dan meyampaikannya ke Takhta Suci untuk recognition (PUMR 389) Merumuskan penyesuaian-penyesuaian Misale Romawi yang ditunjukkan dalam PUMR 390, seperti sikap tubuh dan tata gerak, teks nyanyian, bacaan Kitab Suci untuk kesempatan-kesempatan tertentu, bentuk dan tata gerak salam damai, cara menyambut komuni, bahan untuk altar dan perlengkapan liturgi, petunjuk pastoral untuk dilampirkan dalam Misale Mempersiapkan dengan seksama terjemahan Kitab Suci untuk Misa Kudus Menyiapkan terjemahan teks-teks liturgi lain Mengesahkan lagu-lagu Misa dan menilai bentuk music, melodi, dan alat music yang diizinkan untuk penggunaan ibadat Menyusun kalender khusus untuk Negara untuk disahkan Takhta Suci Mengusulkan unsur-unsur dan hal-hal untuk penyesuaian yang lebih mendalam sebagaimana diamanatkan oleh Bapa Konsili Vatikan (SC 40) Instruksi RS 27 juga menyampaikan catatan bahwa para uskup secara pribadi ataupun secara bersama (Konferensi Uskup) tidak mempunyai wewenang untuk mengizinkan eksperimen dengan teks-teks liturgi atau semua hal lain yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi. Untuk eksperimen itu, harus ada izin dari Kongregasi Ibadat dan Tata tertib Sakramen. Permohonan izin itu tidak akan dikabulkan jika tidak ada alasan serius. Untuk inkulturasi bidang liturgi, perlu diperhatikan norma-norma khusus dengan teliti dan lengkap. Para Imam Para imam adalah pembantu yang sah, bijaksana, dan perlu dari para uskup (PO 7), dan dipanggil untuk melayani umat Allah. Para imam bersatu dengan uskup dalam imamat, meskipun tugas mereka berbeda-beda (RS 29). Instruksi RS ini juga mengutip ajaran KV II mengenai hubungan para imam dengan uskupnya. “Dimasing-masing jemaat setempat, mereka dalam arti tertentu menghadirkan Uskup, yang mereka dukung dengan semangat percaya dan kebesaran hati. Sesuai dengan bagian mereka, mereka ikut mengemban tugas serta keprihatinan Uskup dan ikut menunaikannya dengan ketekunan setiap hari. Dibawah kewibawaan Uskup para imam menguduskan dan membimbing bagian kawanan Tuhan yang di serahkan kepada mereka. Mereka menampilkan Gereja semesta di tempat mereka, dan mereka memberi sumbangan sungguh berarti dalam membangun seluruh tubuh Kristus (lih. Ef 4:12). Sambil selalu memperhatikan kesejahteraan anak-anak Allah, mereka hendaknya mendukung karya pastoral seluruh keuskupan, bahkan seluruh Gereja.” (LG 28) Beberapa tugas para imam di bidang liturgi, khususnya Ekaristi Imam bertugas dan bertanggungjawab untuk memimpin Ekaristi selaku pribadi Kristus (in persona Christis) dan sekaligus atas nama seluruh Gereja semesta (RS 30) Memimpin Ekaristi itu sudah merupakan tugas utama para imam, sebab di situ karya penebusan Kristus terus menerus dihadirkan (PO 13). Itulah sebabnya imam dianjurkan merayakan Ekaristi setiap hari (PO 13; KHK kan 904; RS 110) Imam harus merayakan Ekaristi dengan hormat dan setia sesuai dengan Tradisi Gereja demi kemuliaan Allah dan pengudusan umat-Nya sebagaimana telah dijanjikan pada hari penahbisannya (RS 31). Itu berarti imam perlu menghindarkan penyelewengan dalam bidang litrugi sebab penyelewengan itu mengakibatkan penderitaan banyak orang (EE 51) dan yang menurut St. Ambrosius ‘ikut melukai Gereja (RS 31). Penyelewengan itu misalnya: mengadakan perubahan, entah dengan menyisipkan penambahan bebas (RS 31). Normalnya imam hanya boleh merayakan Ekaristi sekali untuk sehari (KHK kan 905). Namun, kalau ada alasan yang wajar, para imam diperkenankan merayakan Ekaristi dua kali sehari (SKRJ 91.1). Pada hari minggu dan hari raya, para imam diperkenankan merayakan Ekaristi sebanyak-banyaknya tiga kali jika kepentingan pastoral menentukannya (KHK kan 905.2; SKRJ 91.2). Suatu frekuensi merayakan Ekaristi lebih dari jumlah di atas harus dibicarakan terlebih dahulu dengan uskup. Semua imam harus terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang liturgi Gereja (RS 33) Pastor paroki hendaknya mengupayakan agar Ekaristi menjadi pusat hidup jemaat parokinya. Tanggung jawab pastor paroki terhadap umatnya (RS 32): Umat beriman perlu dilayani dengan perayaan yang khidmat dalam sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi dan Rekonsiliasi Umat perlu dibantu untuk berpartisipasi secara sadar dan aktif dalam liturgi Meski dalam persiapan melibatkan berbagai anggota umat (misal Tim Litrugi), pastor paroki tetap bertanggungjawab dan “sama sekali tidak boleh menyerahkan kepada mereka hal-hal yang secara khas menyangkut jabatannya sendiri” (RS 32) Umat perlu dibimbing untuk mengadakan doa dalam keluarga. Para Diakon Para diakon ditahbiskan untuk menjadi pelayan, yakni melayani umat Allah, dalam persatuan dengan uskup dan para imamnya (LG 29, RS 34). Para diakon harus ‘memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci dan mewartakan iman itu dengan perkataan dan karya sesuai dengan Injil serta Tradisi gereja’ (RS 35). Hendaknya semua diakon menurut perannya, berusaha agar litrugi suci dirayakan sesuai dengan ketetapan-ketetapan buku-buku liturgi yang telah disahkan. Misalnya para diakon bertugas untuk membacakan Injil, membantu imam dalam mempersiapkan altar pada saat persiapan persembahan dan membersihkan altar sesudah komuni, memberikan ajakan atau keterangan kepada umat seperti salam damai, dan memaklumkan kata-kata pengutusan (PUMR 185). -YDW-  

Seputar Ekaristi: TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PEMIMPIN GEREJA Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top