Berita

Cerdas dan Bijaksana Menggunakan Media Sosial

EKARISTI KAUM MUDA RAYON UTARA PAROKI KALIREJO Kalirejo – Minggu kelima digunakan oleh orang muda Katolik (OMK) Rayon Utara Paroki Kalirejo dengan menggelar Ekaristi Kaum Muda (EKM). Sekitar 130 OMK dari 10 stasi yang ada yaitu  Stasi Tias Bangun, Karang sari Negeri Mertani, Ringin Harjo, Tanjung Mas, Bandar Sari, Sido Bangun, Sendang Agung, Sri Purnomo dan Stasi Sendang Mulyo berkumpul di Gereja Tias Bangun, Pubian, Lampung Tengah pada Sabtu – Minggu, 29 – 30 Juni 2019. Yuli Nugrahani, dari Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang hadir bersama dengan Gisella Vivi, penggiat kaum muda dan juga pendamping taman bacaan mengajak OMK yang hadir untuk melihat media sosial sebagai sarana yang positif dan digunakan secara positif. Vivi memberikan pengantar tentang macam-macam media sosial yang lazim digunakan oleh orang muda. Hampir semua orang muda familier dengan segala macam fasilitas yang ditawarkan oleh media sosial, namun tak semua mampu menggunakannya dengan optimal untuk perkembangan diri. Malah tidak jarang penggunaan media sosial yang salah menyebabkan munculkan banyak masalah. “Jangan lupa untuk tetap seimbang dalam gerak hidup kita. Selain media sosial, masih banyak media alternatif yang bisa kita buat untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Seperti membaca buku, atau melakukan hobi dan kesenangan yang menyehatkan tubuh, emosi, pikiran maupun rohani kita,” papar Vivi. Sebagai penanggungjawab KKPPMP, Yuli Nugrahani menyatakan bahwa media sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dari Gereja sebagai bentuk kesaksian di tengah masyarakat. Hal tersebut bisa dimulai oleh para muda Katolik dengan cara yang sederhana sesuai dengan minat masing-masing. Yuli mengangkat satu cuplikan dari Pesan Paus Fransiskus pada peringatan 48 tahun Hari Komsos sedunia,”Saat ini, media sosial menjadi salah satu jalan untuk mengalami panggilan guna menemukan keindahan iman, dan indahnya perjumpaan dengan Kristus. Dalam tataran komunikasi, kita memerlukan Gereja yang mampu membawa kehangatan hati yang berkobar-kobar.” Oleh Yuli ditandaskan bahwa media sosial akan menjadi sarana yang menarik jika digunakan dengan baik secara isi maupun cara. “Isi komunikasi harus benar dan utuh, sambil memperhatikan keadilan dan cinta kasih. Di samping itu, caranya harus ikhlas dan sopan, yakni memperhatikan dengan cermat hukum-hukum susila dari hak-hak yang sah serta martabat manusia, baik dalam mencari maupun dalam menyebarkan berita, karena bukan semua pengetahuan menguntungkan, hanya cinta membangun.” Yuli merujuk pada Inter Mirifica art. 5 dan melanjutkannya dengan beberapa tips sederhana untuk membedakan sebuah berita yang muncul dalam media sosial sebagai berita yang benar atau hoax. George Slamet Santoso, Pastor pendamping OMK Paroki Kalirejo memberikan penghargaannya terhadap OMK yang hadir. Menurutnya ini jumlah yang banyak dibanding beberapa pertemuan yang sebelumnya. Hal itu disampaikan dalam puncak acara EKM yaitu saat ekaristi bersama seluruh peserta dan juga umat setempat pada 30 Juni. Pada homilinya Romo Joss juga mengingatkan pada orang muda untuk tidak menjadi “autis” akibat kecanduan game-game online. “Main game online boleh, tapi jangan sampai membuat kita lupa waktu dan lupa akan tanggung jawab kita. Misal kalian masih pelajar ya tugasnya belajar. Boleh main game, tapi ya itu tadi, pakai waktu, game itu hanya jadi selingan saja kala kita bosan,” pungkasnya.*** (dyn)  

Cerdas dan Bijaksana Menggunakan Media Sosial Read More »

MENGINJILI DUNIA

Jakarta – Komisi Karya Misoner KWI mengadakan Kongres Misi KKI 2019 dengan mangangkat tema ‘Dibaptis dan Diutus Menginjili Dunia’. Diadakan di Ballroom Grand Mercure Hotel, Jakarta, pada 1-4 Agustus 2019, kongres ini dilaksanakan dalam rangka perayaan 100 tahun Maxium Illud. Hadir dalam kongres ini lima utusan dari setiap keuskupan yang ada di Indonesia yang berjumlah 37 Keuskupan. Selain itu juga hadir dosen-dosen misiologi, pengusaha katolik keuskupan, pegiat media sosial, dan dari kelompok awam misi. Utusa dari keuskupan Tanjungkarang adalah: Rm. Y. Samiran SCJ (Vikjen), Rm. Bernardus Budi Widiyatno (Dirdios KKI Keuskupan), dan team KKI Keuskupan (Margaretha, C. Ivan, Livia). Dengan mengangkat sub tema dari Markus 16:15 “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”, kongres ini akan dikemas dalam bentuk presentasi narasumber, sharing pengalaman dan diskusi kelompok, serta pleno bersama seluruh peserta. Duta besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, membuka acara ini dengan perayaan Ekaristi. Hadir kurang lebih enam puluh imam konselebran dari seluruh Indonesia. Harapan dan kongres ini adalah terbangkitkannya kesadaran dan gairah misioner dalam Gereja Indonesia. Selain itu kongres ini bertujuan untuk menemukan peluang-peluang dan model atau metode baru bermisi di Indonesai sekarang dan yang akan datang. (ed.ydw)  

MENGINJILI DUNIA Read More »

Menghormati dan Memberdayakan Martabat Perempuan

Workshop Rumpun Kemasyarakatan KWI Sorong – Rumpun Kemasyarakatan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melakukan beberapa program kerjasama antar komisi di KWI dalam beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya pernah diadakan bekerjasama dengan Keuskupan Tanjungkarang sebelum moment pemilihan umum April lalu. Kali ini tema Menghormati dan Memberdayakan Martabat Manusia diadakan bekerjasama Keuskupan Sorong diikuti kurang lebih 400 orang dari 13 paroki yang ada di Sorong. Tema ini diangkat karena dari sekian banyak kasus kekerasan yang terjadi, yang paling rentan menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak. Kekerasan terhadap perempuan itu kebanyakan terjadi di ranah personal yaitu di sekitar rumah tangga dengan orang-orang  yang mempunyai hubungan darah dan hubungan perkawinan. Stigma terhadap perempuan sebagai makhluk yang lemah dan “kelas dua” kian menempatkan perempuan sebagai korban dengan akses ekonomi, politik dan bidang kehidupan lain yang tidak adil dan setara. Martabat perempuan dipandang sebelah mata. Itulah sebagian dari latar belakang tema ini diangkat oleh Rumpun Kemasyarakatan KWI yang terdiri dari Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP), Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan (HAK), Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran Perantau (KPP-PMP), Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan Komisi Kerasulan Awam (Kerawam). Kegiatan dilakukan pada Jumat – Sabtu, 26 – 27 Juli 2019 bertempat di Aula Lux Ex Oriente Gereja Katedral Sorong. Mgr. Hilarion Datus Lega, Uskup Manokwari Sorong memberikan dukungannya mulai dari awal acara hingga penutupan. “Bicara gender bukan hanya bicara tentang perempuan. Semua pihak harus memberikan perhatian. Maka saya minta semua mengikuti kegiatan ini termasuk orang muda Katolik dari berbagai paroki,” ujar Mgr. Hilarion mengawali sesi-sesi yang dijalankan dalam workshop. Sesi pertama diisi pendasaran konsep gender oleh Sr. Natalia OP, Sekretaris SGPP KWI yang dilanjutkan dengan menggali masalah-masalah ketidakadilan gender oleh Ch. Dwi Yuli Nugrahani, anggota badan pengurus SGPP KWI. SGPP KWI mendasarkan paparannya dari Surat Gembala KWI 2004 tentang Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki sebagai Citra Allah. “Setelah Konsili Vatikan II, ajaran-ajaran Gereja senantiasa menekankan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan setara menurut citra Allah (Bdk. Kej 1:26-27). Allah memberikan kepada mereka tanggungjawab untuk memelihara keutuhan ciptaan-Nya. Sesuai dengan kehendakNya, laki-laki dan perempuan diciptakan setara martabatnya walau berbeda secara biologis. Perbedaan tersebut dikehendaki oleh Tuhan, karena mempunyai makna yang dalam dan tujuan yang khas untuk mengembangkan kehidupan. Laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling melengkapi dan memperkaya serta dipanggil untuk membangun relasi yang penuh kasih.” Demikian sebagian dari cuplikan surat gembala tersebut. Gereja meyakini laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup menggereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itulah dalam sesi kedua, peserta diajak untuk melihat pemberdayaan yang berkeadilan mulai dari keluarga, komunitas, masyarakat dan negara disampaikan oleh Eko Aldilanto O.Carm dari KKPPMP KWI dan Ewaldus PR dari Komisi PSE KWI. Pada sesi ketiga, peserta diajak meluaskan pandangan dengan melihat hubungan antar agama dan politik oleh Heri Wibowo PR dari Komisi HAK KWI dan PC Siswantoko PR dari Komisi Kerawam KWI. Ch. Dwi Yuli Nugrahani, yang juga PJ KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang memberikan satu alternatif pemberdayaan melalui pengembangan komunitas. “Komunitas bisa menjadi salah satu kekuatan bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya, keluarganya serta membentenginya dari perilaku yang bisa membuatnya menjadi korban. Persaudaraan saling percaya dan solider dalam komunitas membuat perempuan tidak perlu merasa sendirian.” Salah satu komunitas yang dipakai sebagai contoh adalah komunitas perempuan di daerah Ulubelu Tanggamus yang mengelola Koperasi Simpan Usaha dengan produk kopi. Mengembangkan ekonomi secara kreatif bisa dimulai dari sana. Pertama, mendapatkan akses permodalan alternative dengan nilai-nilai koperasi; kedua, mendapatkan peluang mendapatkan wawasan dan pelatihan; ketiga, melakukan kerja produktif dengan seimbang; dan keempat, mengembangkan pemasaran yang manusiawi melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi digital. Dari sana, para perempuan akan terus berkembang mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi di tengah masyarakat. “Saya selalu yakin bahwa perempuan yang mandiri adalah perempuan yang tahu kebutuhannya sendiri secara fisik, psikis dan rohani. Lalu setelah tahu dia berani melakukan pilihannya, dan tidak boleh dilupa harus secara hamonis menjaga keberadaannya sebagai ‘manusia’ yang hidup bersama dengan manusia lain dan ciptaan lain,” demikian diungkap dalam sesi maupun makalahnya. Pada akhir workshop, peserta berkumpul tiap paroki menggali situasi konkret yang mereka alami dalam konteks masyarakat Sorong. Masalah ketidakadilan dan peran Gereja mencuat dalam diskusi mereka. Setiap kelompok merumuskan rencana tindak lanjut dalam sebuah komitmen yang akan mereka lanjutkan dalam kehidupan mereka di tengah masyarakat dan Gereja di mana mereka hidup. Pada penutupan acara, Ketua Panitia Penyelenggara, Matilda menyatakan apresiasinya dan bertekad mengambil kebaikan dari acara tersebut untuk Keuskupan Manokwari Sorong. “Kami harus melanjutkan semangat dari kegiatan ini untuk mengembangkan paroki kami masing-masing. Ada banyak hal baru yang sudah kami dapatkan, dan itu berguna bagi kami semua.” Tandas Matilda. *** (dyn)  

Menghormati dan Memberdayakan Martabat Perempuan Read More »

ORANG MUDA BERANI BANGKIT DAN MEMBANGUN NILAI POSITIF

Bandar Sakti – Dalam rangka pengembangan iman orang muda, Gereja UP Bandar Sakti, Keuskupan Tanjungkarang, mengadakan Kemah Rohani OMK. Dengan mengangkat tema “Orang Muda Berani Bangkit dan Membangun Nilai Positif” kemah ini dilaksanakan di Stasi GPM pada 27-28 Juli 2019. Kegiatan ini bekerjasama dengan JPIC-FSGM Divisi Animasi Orang Muda dan juga dihadiri oleh Sr. Nita RGS dan Sr. Francis RGS. Dalam kata pembukanya, pastor kepala UP Bandar Sakti, Rm. Rafael CP, menekankan tiga hal: ‘berani, bangkit & membangun’ menjadi modal dalam aktif di kegiatan gereja dan masyarakat. Sesi Aktif Tanpa Kekerasan oleh Sr. M. Valentina FSGM menjadi awal kebersamaan dalam kegiatan yang dihadiri kurang lebih 100 peserta dan panitia. OMK diharapkan menjadi pribadi yang bermartabat, berguna bagi sesama karena kita secitra dengan Allah. Dan berani membangun dan mewujudkan nilai positif Aktif Tanpa Kekerasan, dilingkup keluarga, gereja dan masyarakat. Titus Wisnu Winarto dalam berbaginya, mengajak OMK menemukan karakter dirinya dalam setiap kegiatan OMK, tahu siapa itu OMK dan bagaimana hidup bersama dengan OMK bisa bersinergi dengan komunitas lain (kategorial), sehingga menjadi kebanggaan gereja, tidak hanya bersifat internal saja tapi juga eksternal. Peserta diajak berdiskusi bersama menemukan kekuatan, peluang, harapan dan buah-buah yang menjadi kebanggaan gereja dan masyarakat. Dalam sesi keduanya Bergembira dan Bersukacitalah, Titus Wisnu Winarto mengajak OMK berdinamika bersama dan merefleksikan kebersamaan yang selama ini tercipta di OMK UP Bandar Sakti, tentang pentingnya sikap Sehati, Tidak Egois, Rendah Hati dan Berkorban. Dan membagikan kegembiraan dan sukacita ini juga pada keluarga, ketika pulang nanti sehingga orang tua kita tahu apa yang didapatkan anaknya ketika mengikuti kegiatan OMK. Sr. M. Katarine FSGM mengungkapkan sebagai orang muda katolik, pentingnya dalam setiap kegiatan untuk selalu bersyukur dan berdoa. Ketengunan dalam berdoa bisa digambarkan dalam cara berdoa dikeseharian kita. Rangkaian hari itu ditutup dengan Doa Jalan Iman, peserta diajak untuk merefleksikan perasaan dan menemukan sumber hidupnya yang sejati yaitu Yesus sebagi Jalan Kebenaran dan Hidup kita. Pagi hari setelah beres-beres tenda, peserta  diajak merefleksikan Sabda Tuhan dalalam sebuah permainan. Mencari Jejak-jejak Yesus dalam Hiking Jalan Kemuridan. Menyadari bahwa OMK juga diutus untuk Mewartakan Kabar Gembira. Rangkaian Kemah Rohani OMK UP Bandar Sakti ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi bersama dengan umat di Stasi, perayaan dipimpin oleh Rm. Rafael CP dan Rm. Gaspar CP. Dipenghujung perayaan, diperkenalakan para suster yang hadir, sekaligus sebagai aksi panggilan bagi orang muda. Temukan mimpimu, ukir ceritamu, untuk masa depan OMK di UP Bandar Sakti, ‘Hidup Bersama OMK Begitu Indah’. (klik-tww)  

ORANG MUDA BERANI BANGKIT DAN MEMBANGUN NILAI POSITIF Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top