Berita

WKRI DPD Lampung Rayakan HUT ke 101

Perayaan Syukur HUT ke 101 Wanita Katolik RI DPD Lampung digelar di GSG  Gentiaras Xaverius Way Halim, Kamis, 26 Juni 2025.  Perayaan Syukur dipimpin oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. Didampingi oleh Pendamping Rohani DPC Rm. Philpus Suroyo Pr, Pastor Paroki St. Yohanes Rasul Kedaton Rm. Petrus Tripomo Pr, Sekretaris Uskup Rm. Nicolaus Heru Andrianto Pr. Tema Perayaan HUT ke 101 ini mengacu pada tema yang telah dicanangkan Wanita Katolik RI DPP yakni: “Wanita Katolik RI Berjalan Bersama Dalam Pengharapan Mewujudkan Kesejahteraan Perempuan Dan Anak. Lahir Kembali Semakin Berarti.” Dalam homilinya Uskup Vinsensius mengatakan bahwa WKRI adalah organisasi masyarakat (ormas). Maka, tugas pelayanannya pun harus ke luar, ke masyarakat. Dari altar menuju pasar. Dan bertujuan untuk kepentingan bersama terlebih mereka kecil, lemah, dan kurang beruntung. “Bukan untuk kepentingan diri sendiri,” pungkas Uskup. Lalu Uskup mengatakan tahun 2028 Gereja Katolik Lampung berusia 100 tahun. Satu pertanyaan untuk kita semua, apa yang telah kamu lakukan bagi sesamamu di dunia. Hal ini juga selaras dengan Ardas VIII Keuskupan Tanjungkarang: Keadilan Sosial Kemanusiaan. Sampai kapan pun Gereja selalu hadir dan berpihak pada orang kecil dan miskin. Kalau pun suatu saat karya pelayanan Gereja di bidang pendidikan tidak dibutuhkan lagi, maka bisa beralih pada pelayanan sosial. “WKRI memiliki peluang besar untuk melakukan pelayanan di bidang sosial kemanusiaan. Diharapkan, tahun 2029 WKRI harus mampu membuktikannya. Saya menaruh harapan di peringkat tertinggi pada WKRI.  Maka WKRI itu harus handal, bermoral, dan memiliki kekuatan bersama,” tandas Uskup. Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Lampung Elisabeth Sri Puryanti dalam kata sambutannya yang mencuplik dari sambutan Wanita Katolik RI DPP. HUT ke 101 ini menyoroti perjalanan panjang dan kontribusi organisasi dalam melayani masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak serta semangat untuk terus berkarya di masa depan. Selain itu, menekankan pentingnya regenerasi dan semangat baru dalam melanjutkan perjuangan. WKRI harus terus menjalin persatuan, kesatuan, dan kerjasama. Menekankan pentingnya peran perempuan Katolik dalam membangun keluarga yang berkualitas, masyarakat yang adil dan sejahtera, serta bangsa yang bermartabat. “Mari kita terus berjuang untuk berjalan bersama dengan berbagai pihak seiring dengan perjuangan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ajak Elisabeth. Rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan Wanita Katolik RI DPP Lampung dalam rangka HUT ke 101 meliputi: Lomba AD/ART antar Cabang Bakti Kasih ke Panti Asuhan dan SLB Yayasan Dharma Sari Bakti Kasih ke Yayasan Rumah Kasih Lampung Bakti Kasih ke UPTD PSLU Pendampingan Praktik Pembuatan dan Pembuangan Eco Enzym bekerjasama dengan Yayasan Penggerak Lingkungan Hidup Bersih Pantai, di Pantai Gunung Kunyit, Telukbetung. Usai Perayaan Ekaristi diadakan potong tumpeng sebagai ungkapan syukur, pembagian hadiah lomba, dan door prize. Acara ini dihadiri oleh 265 orang. Hadir komisi yang bersinergi dengan Wanita Katolik RI diantaranya: Talitakum,  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, BKOW, Puspa, LSM, PKBI, dan para senior WKRI.  ***  Sr. M. Fransiska FSGM  

WKRI DPD Lampung Rayakan HUT ke 101 Read More »

Rekoleksi Pemerhati Lapas

Rekoleksi Pemerhati Lapas Keuskupan Tanjungkarang diadakan di Savana Agro, Batuputuk, Sabtu, 21 Juni 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang Bidang Pemerhati LP. Hadir narasumber Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. Tema yang diusung adalah: ‘Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’ (Matius 6:33). Rekoleksi dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Vinsensius didampingi Romo V. Anggoro Ratri SCJ. Koordinator Bidang Pemerhati Lapas Yulius Urip Prasojo dalam kata sambutannya mengatakan, sesuai dengan tema, maka rekoleksi ini diharapkan dapat menimba, mencari yang hilang, memberi inspirasi dan penyemangat dalam pelayanan di lapas.   Uskup Vinsensius dalam sesinya berharap bahwa perbuatan dan pelayanan baik kita tidak hanya seputar di lapas saja, Akan tetapi merambah ke ranah-ranah lainnya. Uskup menekankan akan pentingnya untuk melakukan tujuh karya belaskasih jasmani dalam Kerahiman Ilahi. Yakni: memberi minum kepada orang yang haus, memberi tumpangan pada orang yang gelandangan, melawat orang sakit, mengunjungi orang dalam penjara, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, dan menguburkan orang yang mati. “Liturgi, doa-doa, nyanyian boleh bagus. Tetapi kalau tidak memiliki tindakan kasih pada sesama, untuk apa,” tandas Uskup. Tindakan-tindakan kasih itu membutuhkan pengorbanan dan ketulusan hati. Kalau kita bekerja harus ada pro aktif, rela, cinta, tulus, dan punya visi-misi, cita-cita. tambahnya. Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Lalu Uskup menyebut tiga syarat mengikuti Kristus: Pertama, menyangkal diri Kedua, memanggul salib Ketiga, mengikuti-Nya secara konsekuen Di sesi berikut para peserta diminta untuk berkelompok. Mereka mensharingkan mengapa ikut pelayanan ke lapas. Adakah yang menarik dan apa yang didapat setiap kali berkunjung ke sana. Dari hasil sharing itu peserta menggambarkannya dalam simbol di kertas lain yang telah dibagikan. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang. Mereka berasal dari paroki: Telukbetung, Kristus Raja, Kedaton, Margo Agung, Waykandis, Kalianda, Metro, Waykanan-Baradatu. Juga dari berbagai komunitas dan kategorial seperti: FSGM, HK, CB, SCJ, Karismatik, Legio, Kerahiman Ilahi, Dehonian, KTM, WKRI, Wise Woman dan Priskat. Pengurus Lapas yang baru sbb: Koordinator Bidang Pemerhati Lapas, KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang: Yulius Urip Prasojo, Sekretaris 1 : Donatus Rudy Eko Santoso Sekretaris 2 : Susan Imelda Sekretaris 2 Bendahara 1: Sylvia Chandrawati Bendahara 2 : Sr. M. Anastasia FSGM Media dan publikasi: Sr. M. Fransiska FSGM Penasihat : Lorensius Wardoyo Penasihat Sr. M. Fransiska FSGM    

Rekoleksi Pemerhati Lapas Read More »

Bangkitkan Harapan Lewat Komunikasi di Era Digital

Malang, 12 Juni 2025 – Selepas perayaan Ekaristi pembukaan Perayaan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XII, suasana di Gedung Auditorium Lantai 5 STFT Widya Sasana, Malang, terasa begitu hidup dengan digelarnya seminar umum bertema “Menjadi Komunikator Pengharapan”. Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif yang mengangkat pentingnya peran komunikasi dalam membangun harapan, terutama di tengah dunia digital yang penuh tantangan informasi dan disinformasi. Dalam sambutan pembuka, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM.Cap, menekankan bahwa komunikasi bukan sekadar alat, melainkan bagian dari hakekat terdalam iman Kristiani. “Komunikasi adalah inti terdalam dari Trinitas, saling memberi diri, di mana komunikasi menjadi alat pewartaan Allah di dunia,” ujarnya. Beliau menambahkan bahwa komunikasi yang membangun adalah tanda kehadiran Allah, perwujudan iman, dan bentuk partisipasi dalam hidup Tritunggal Mahakudus. Seminar ini juga mengangkat pesan Bapa Suci Paus Fransiskus yang dikupas secara mendalam. Ada enam poin utama yang menjadi pegangan dalam menjadi komunikator pengharapan: • Menjadi komunikator harapan adalah tanggung jawab pribadi dan kolektif. • Memiliki harapan adalah tindakan berisiko, karena mendorong kita melawan ilusi dan kebohongan yang memberi rasa aman palsu. • Harapan bukan optimisme pasif, tetapi kebijakan performatif (mengutip Paus Benediktus XVI). • Harapan harus dibagikan dengan lemah lembut. • Menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan. • Memberi pertanggungjawaban atas harapan dengan lemah lembut dan penuh hormat. Romo Yohanes I Wayan Marianta, SVD—yang akrab disapa Romo Wayan—mengajak umat, khususnya kaum muda, untuk menciptakan tren komunikasi yang menyatukan. “Informasi difabrikasi, masyarakat terbelah karena banyak disinformasi. Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk kembali menjadi manusia yang bermartabat. Kita dipanggil untuk menjadi komunikator pengharapan,” tegasnya. Sementara itu, Prof. Richardus Eko Indrajit, atau Prof. Eko, memberikan perspektif tajam tentang tantangan digital saat ini. Ia mengutip data dari Microsoft yang menyebut bahwa Indonesia termasuk salah satu negara paling tidak ramah dalam bermedia. “Perang hari ini bukan lagi perang senjata, melainkan perang mindset, dan itu dimulai dari bagaimana kita mengelola komunikasi,” ungkapnya. Prof. Eko juga menyampaikan berbagai strategi konkret untuk memberdayakan umat dan kaum muda lewat pendekatan teknologi dan spiritualitas, seperti: • Program “Digital Discipleship” untuk mentoring konten yang membangun iman. • Tantangan #HopeChallenge, yaitu menceritakan kisah kebaikan selama 30 hari. • Micro-influencer rohani, mendorong OMK dan komunitas sekolah menjadi agen pengaruh positif. • Toolkit literasi digital meliputi pengecekan fakta, etika bersosial media, dan privasi daring. Ia juga memperkenalkan model konseptual spiritual harapan 5R: • Reflect – Membenamkan diri dalam Firman Tuhan. • Reframe – Menyusun ulang narasi dengan perspektif positif. • Relate – Membangun dialog dua arah. • Renew – Melakukan aksi nyata di komunitas. • Radiate – Menyebarkan semangat harapan secara viral. Sebagai penutup, Prof. Eko menyerukan gerakan 3S (Sanctify, Share, Serve): • Sanctify waktu online dengan melakukan puasa digital mingguan. • Share kisah harapan dengan rasio 3:1 (tiga hal positif dibanding satu kritik). • Serve komunitas melalui aksi nyata, seperti crowdfunding untuk proyek kebaikan. Seminar ini menjadi momentum penting untuk menyadarkan kembali bahwa komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga menghidupkan harapan dan menyatukan perbedaan di tengah dunia yang semakin terdigitalisasi. Lewat berbagai refleksi, aksi, dan spiritualitas, peserta diajak menjadi komunikator yang tidak hanya berbicara, tetapi juga menyembuhkan dan menginspirasi.   -Ruth Dyita Candra Asthingkara-

Bangkitkan Harapan Lewat Komunikasi di Era Digital Read More »

PKSN XII Resmi Dibuka, Uskup Malang Ajak Gunakan Media Sosial untuk Mewartakan Injil

Malang, 12 Juni 2025 — Perayaan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XII resmi dibuka melalui Misa Pembukaan yang dilangsungkan pada Kamis, 12 Juni 2025, bertempat di Auditorium Lantai 5, Gedung A, STFT Widya Sasana, Malang. Misa dipimpin oleh Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm, bersama Ketua Komisi Komsos KWI, Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM.Cap. Perayaan Ekaristi berlangsung khidmat dan penuh makna. Kehadiran dua penyandang tunanetra sebagai petugas pembaca Injil dan Mazmur menjadi momen yang menyentuh hati, mempersembahkan suara mereka yang menggema penuh semangat dalam ruang perayaan. Dalam homilinya, Mgr. Henricus menyinggung pentingnya peran komunikasi sosial dalam Gereja. Beliau mengutip Dekrit *Inter Mirifica* (1963) yang menyatakan bahwa di antara hal-hal yang menakjubkan dalam dunia modern adalah hadirnya media komunikasi sosial. “Itu suatu keajaiban: manusia dapat berkomunikasi bukan hanya secara langsung, tetapi juga melalui media,” tutur Mgr. Henricus. “Dampaknya luar biasa, dari surat kabar, majalah, hingga kini media sosial dan kecerdasan buatan. Media bisa mempersatukan, tapi juga bisa membentuk opini masyarakat dengan sangat kuat.” Mgr Pid juga mengingatkan agar umat tidak terjebak dalam penggunaan media sosial yang berpusat pada diri sendiri.  “Kata yang paling sering muncul di media sosial adalah ‘aku’. Bahayanya, manusia lebih sering mewartakan dirinya sendiri, bukan Injil atau Yesus. Mari kita gunakan media untuk pewartaan, agar ‘Dia semakin besar dan aku semakin kecil’,” tegasnya, mengutip Yohanes 3:30. Menjelang akhir misa, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM.Cap secara simbolis membuka acara PKSN ke-12 dengan membunyikan gong sebanyak tiga kali sambil mengucapkan, “Acara ini dibuka dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.” Usai misa, rangkaian acara dilanjutkan dengan seminar umum bertema “Menjadi Komunikator Pengharapan” , yang menghadirkan pembicara inspiratif: Ketua Komisi Komunikasi Sosial KWI Mgr. Kornelius Sipayung, OFM. Cap, Pakar Teknologi Komunikasi Prof. Richardus Eko Indrajit, dan RP. Dr. Yohanes I Wayan Marianta, SVD., serta Moderator oleh Yosef Marwoto. PKSN XII ini menjadi momentum berharga bagi para pelaku komunikasi Katolik untuk merenungkan kembali peran dan tanggung jawab mereka dalam era digital agar media tidak hanya menjadi alat, tetapi juga jalan untuk menghadirkan harapan dan kebenaran Injil.     –Ruth Dyita Candra Asthingkara–

PKSN XII Resmi Dibuka, Uskup Malang Ajak Gunakan Media Sosial untuk Mewartakan Injil Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top