Pesta Komunitas Kerasulan Kerahiman Ilahi (KKKI) Keuskupan Tanjungkarang digelar di Gereja Paroki Ratu Damai, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, Minggu, 27 April 2025.
Hari itu Gereja Katolik merayakan Pesta Kerahiman Ilahi, Minggu ke dua sesudah Paskah. Sebelum Perayaan Ekaristi dimulai, dilantunkan lagu-lagu pujian dan doa Kerahiman Ilahi. Para devosan ini sejak Hari Rabu Abu hingga Jumat Agung mengadakan puasa silih selama 40 hari. Dan dari Jumat agung hingga Pesta Kerahiman Ilahi mendoakan novena Kerahiman Ilahi guna menimba daya dan spirit kepada Sang Kerahiman Ilahi.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. Sebelum Perayaan Ekaristi diadakan perarakan. Ada dua puluh vandel mewakili delapan belas paroki kelompok devosional, patung Bunda Maria, dan barisan para romo menuju altar.

Dalam homilinya, Mgr. Vinsensius menerangkan bahwa Minggu Kerahiman Ilahi disebut juga dengan Minggu Putih. Selain itu, juga disebut sebagai Minggu St. Thomas. Apa dasarnya? Setelah kebangkitan Tuhan, jelas Uskup, ada dua respon yakni: ada yang percaya tetapi ada juga yang tidak percaya.
Tidak hanya Thomas yang tidak percaya. Maria Magdalena ketika mewartakan bahwa Yesus telah bangkit, para murid belum percaya. Selain itu, ketika Tuhan menampakkan diri kepada dua murid-Nya di jalan ke Emmaus setelah kebangkitan-Nya. Ketika mereka kembali ke Yerusalem dan mewartakan bahwa Tuhan telah bangkit, murid-murid Yesus yang lain, juga tidak percaya.
Kasih perlu bukti
Uskup Vinsensius menyebut ada tujuh karya belaskasih jasmani dalam Devosi Kerahiman Ilahi, yang diambil dari kisah pengadilan terakhir.
- Memberi makan kepada orang yang lapar.
- Memberi minum kepada orang yang haus.
- Memberi tumpangan pada orang yang gelandangan.
- Melawat orang sakit.
- Mengunjungi orang dalam penjara
- Memberi pakaian kepada orang yang telanjang
- Menguburkan orang yang mati
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40).
Tuhan memilih berada di titik di mana kasih harus tampak dan terwujud. Allah sudah memberi kasih-Nya yang besar, luas, dan dalam. Maka, kita juga harus membuktikannya dengan memberi kasih kepada orang yang hina dina. “Maka, mari mulai hari ini kita membuat Allah percaya pada kita, karena kita punya bukti dan kemudian membuat Tuhan berbahagia,” ajak Uskup.

Semakin berbuah
Moderator KKKI Pastor Vincentius Anggoro Ratri SCJ mengatakan, bahwa tema acara ini adalah: ‘Tolonglah aku ya Tuhan, supaya tanganku penuh dengan belas kasihan dan penuh dengan perbuatan baik (BHSF 163).’
Melalui tema ini kita diingatkan pada kerapuhan kita sebagai manusia. Meski kita menerima begitu banyak berkat kasih Allah, terkadang kita sulit untuk menjadi pribadi yang penuh kasih bagi sesama atau pribadi yang mudah berbuat baik.
Kita lebih suka seperti gelas yang hanya menampung air. Hanya senang menampung kasih dan kebaikan Allah untuk diri sendiri tetapi sulit membagikannya pada yang lain.
“Semoga pesta kerahiman ini membuat kita semakin sadar: Allah tidak menghendaki kasih dan kebaikkan-Nya berhenti dalam diri kita. Dia ingin, diri kita membuat kasih-Nya, kebaikan-Nya semakin berbuah dan melimpah bagi sesama,” harap Pastor Anggoro SCJ ini.

Hati yang tulus
Dalam kata sambutannya Pamong KKKI Cicilia Tresnaningsih menjelaskan, sejalan dengan ARDAS Keuskupan Tanjungkarang tahun 2025: Tahun Keadilan Sosial Kemanusiaan KKKI mengadakan beberapa kegiatan. Yakni: membagi sembako kepada yang terimbas banjir di Panjang dan luar daerah. Selain itu, memberi ungkapan kasih untuk anak-anak Panti Asuhan, Pondok Pesantren, dan tukang becak, tukang parkit di lima RT sekeliling gereja Ratu Damai, Teluk Betung.
Mari kita bersatu hati untuk membantu saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan dengan ketulusan dan kerendahan hati sebagai persembahan hidup. Semoga Tuhan percaya dan membuatnya bahagia. Selain itu, semakin semangat menjadi pewarta-pewarta kerahiman Allah. Mari membawa kasih di mana pun kita berada, sekecil apa pun. Pasti Tuhan berkenan bila kita lakukan dengan kerendahan dan ketulusan hati.

Usai Perayaan Ekaristi dilakukan pembakaran ujud-ujud doa.
Acara ini dihadiri sekitar 1800 orang: para devosan KKKI, SSV, Legio Maria, KTM, WKRI, PMKRI, Pemuda Katolik, ISKA, dan Voc Voil. ***
Sr. M. Fransiska FSGM






