Sekitar 400 Legio Mariae Kuria Lampung – Ratu Damai membarui penyerahan diri kepada Bunda Maria dalam Misa Acies di Gereja St. Pius X, Gisting-Lampung, Senin, 12 Mei 2025.
Acara dimulai dengan perarakan: para pendamping rohani dan ketua presidium. Setiap pendamping rohani membawa lilin kecil bernyala. Sedangkan ketua presidium vandel. Ada 25 vandel presidium dari 12 paroki di Keuskupan Tanjungkarang dan satu vandel Kuria. Lonceng gereja berdentang panjang. Setelah itu berkumandang lagu Mars Legio mengiringi para prajurit Maria ini melangkahkan kaki menuju altar.

Usai berdoa lima puluhan rosario suci, para legioner maju berdua-dua. Mereka mengucapkan pembaruan janji dan kesetiaan kepada Bunda Maria. Sambil memegang Vexillum Legiones, mereka berucap,
‘Aku adalah milikmu, ya Ratu dan Bundaku, dan segala milikku adalah kepunyaanmu.’
Setelah acara Acies, dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Piet Yoenanto Sukowiluyo Pr. Hadir Komisium Palembang Ratu Pencinta Damai dan Senatus Jakarta Bejana Rohani.


Berkat Tuhan
Pastor Paroki St. Pius, Gisting Romo Hubertus Andry Kurniawan SCJ dalam homilinya mengajak untuk bersyukur atas pembaruan janji sebagai legioner. Dengan melaksanakan Acies, membarui janji dan merayakan Ekaristi berarti karya kerasulan legioner merupakan bagian dari karya agung Tuhan.
“Semoga para legioner dari anak-anak hingga lansia menjadi pintu bagi setiap orang yang mau mencari Allah. Tidak hanya menjadi kelompok yang ekslusif. Sehingga semua orang mengalami berkat Tuhan,” harapnya.

Seperti Bunda Maria
Pembimbing Rohani Legio Keuskupan Tanjungkarang Romo Vincentius Anggoro Ratri SCJ mengatakan tema Acies 2025: ‘Menghormati Maria Dengan Melaksanakan Kerasulan Pada Sesama’ (buku Pegangan Legio Maria Bab VI poin 3. Halaman 35). Lalu apa hubungan antara Bunda Maria dengan kerasulan pada sesama.
Dalam Kitab Suci, Bunda Maria adalah pribadi yang peka dengan sesama. Kepekaan itu membawa Maria menjadi ibu yang berbelas kasih. Rm. Anggoro sapaan akrabnya, memberi contoh tindakan belaskasih Maria pada sesamanya.
Pertama. Setelah Maria diberi kabar tentang kehamilannya oleh malaikat Gabriel, ia tidak santai-santai. Melainkan pergi ke sebuah kota di wilayah Yehuda ke rumah Elizabeth yang sedang mengandung di usai tuanya. Maria datang membawa sukacita. Di sana ia membantu Elizabeth hingga melahirkan bayinya.
Kedua. Saat perjamuan nikah di Kana. Ini mukzizat pertama Yesus: mengubah air menjadi anggur. Maria, orang pertama yang memberitahu pada Yesus bahwa tuan rumah kehabisan anggur. Ini tindakan belakasih Maria kepada sesama yang berkekurangan.
Arah Dasar Keuskupan Tanjungkarang tahun ini adalah: ‘Keadilan Sosial Kemanusiaan’. Umat Katolik Lampung diajak untuk merenungkan Ajaran Sosial Gereja (ASG). Diharapkan umat Katolik di Lampung bijaksana dalam menghadapi masalah kemanusiaan yang ada dan berpartisipasi aktif mengembangkan karya sosial kemanusiaan. “Jadilah bagian yang tak terpisahkan bagi saudara kita yang dilanda kesusahan dan penderitaan,” jelas Rm. Anggoro SCJ.
“Kita prajurit Maria… Kita menghormati Maria. Mari kita belajar dari Bunda Maria. Semoga semangat Acies tahun ini membuat kita seperti Bunda Maria: peka pada kebutuhan sesama. Lalu mewujudkan kepekaan itu dalam karya kasih. Selamat menjadi legioner yang berbelaskasih pada sesama karena kita berasal dari Allah yang sama,” ujar Rm. Anggoro SCJ.

Ketua Kuria Yohanes Suharyono melihat begitu banyak legioner muda di Presidium Pajar Mataram, Gisting, dan Jojog-Metro. Kepada mereka, ia berpesan agar tetap setia menjadi laskar Maria hingga usia lanjut. “Bila sudah menjadi OMK, tidak ada alasan untuk berhenti menjadi anggota legio karena sudah masuk dalam perkumpulan OMK,” katanya.
Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan ramah tamah. Menurut data ada 168 orang legioner muda. Dan, 222 orang legioner senior. Jadi, semua ada 390 orang legioner di Keuskupan Tanjungkarang. Ini belum terhitung yang auxilier. ***
Sr. M. Fransiska FSGM






