Bangkitkan Harapan Lewat Komunikasi di Era Digital

Malang, 12 Juni 2025 – Selepas perayaan Ekaristi pembukaan Perayaan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XII, suasana di Gedung Auditorium Lantai 5 STFT Widya Sasana, Malang, terasa begitu hidup dengan digelarnya seminar umum bertema Menjadi Komunikator Pengharapan”. Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif yang mengangkat pentingnya peran komunikasi dalam membangun harapan, terutama di tengah dunia digital yang penuh tantangan informasi dan disinformasi.
Dalam sambutan pembuka, Mgr. Kornelius Sipayung, OFM.Cap, menekankan bahwa komunikasi bukan sekadar alat, melainkan bagian dari hakekat terdalam iman Kristiani.

“Komunikasi adalah inti terdalam dari Trinitas, saling memberi diri, di mana komunikasi menjadi alat pewartaan Allah di dunia,” ujarnya.

Beliau menambahkan bahwa komunikasi yang membangun adalah tanda kehadiran Allah, perwujudan iman, dan bentuk partisipasi dalam hidup Tritunggal Mahakudus.
Seminar ini juga mengangkat pesan Bapa Suci Paus Fransiskus yang dikupas secara mendalam. Ada enam poin utama yang menjadi pegangan dalam menjadi komunikator pengharapan:
• Menjadi komunikator harapan adalah tanggung jawab pribadi dan kolektif.
• Memiliki harapan adalah tindakan berisiko, karena mendorong kita melawan ilusi dan kebohongan yang memberi rasa aman palsu.
• Harapan bukan optimisme pasif, tetapi kebijakan performatif (mengutip Paus Benediktus XVI).
• Harapan harus dibagikan dengan lemah lembut.
• Menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan.
• Memberi pertanggungjawaban atas harapan dengan lemah lembut dan penuh hormat.

Romo Yohanes I Wayan Marianta, SVD—yang akrab disapa Romo Wayan—mengajak umat, khususnya kaum muda, untuk menciptakan tren komunikasi yang menyatukan. “Informasi difabrikasi, masyarakat terbelah karena banyak disinformasi. Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk kembali menjadi manusia yang bermartabat. Kita dipanggil untuk menjadi komunikator pengharapan,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Richardus Eko Indrajit, atau Prof. Eko, memberikan perspektif tajam tentang tantangan digital saat ini. Ia mengutip data dari Microsoft yang menyebut bahwa Indonesia termasuk salah satu negara paling tidak ramah dalam bermedia. “Perang hari ini bukan lagi perang senjata, melainkan perang mindset, dan itu dimulai dari bagaimana kita mengelola komunikasi,” ungkapnya.
Prof. Eko juga menyampaikan berbagai strategi konkret untuk memberdayakan umat dan kaum muda lewat pendekatan teknologi dan spiritualitas, seperti:
• Program “Digital Discipleship” untuk mentoring konten yang membangun iman.
• Tantangan #HopeChallenge, yaitu menceritakan kisah kebaikan selama 30 hari.
• Micro-influencer rohani, mendorong OMK dan komunitas sekolah menjadi agen pengaruh positif.
• Toolkit literasi digital meliputi pengecekan fakta, etika bersosial media, dan privasi daring.
Ia juga memperkenalkan model konseptual spiritual harapan 5R:
• Reflect – Membenamkan diri dalam Firman Tuhan.
• Reframe – Menyusun ulang narasi dengan perspektif positif.
• Relate – Membangun dialog dua arah.
• Renew – Melakukan aksi nyata di komunitas.
• Radiate – Menyebarkan semangat harapan secara viral.
Sebagai penutup, Prof. Eko menyerukan gerakan 3S (Sanctify, Share, Serve):
• Sanctify waktu online dengan melakukan puasa digital mingguan.
• Share kisah harapan dengan rasio 3:1 (tiga hal positif dibanding satu kritik).
• Serve komunitas melalui aksi nyata, seperti crowdfunding untuk proyek kebaikan.
Seminar ini menjadi momentum penting untuk menyadarkan kembali bahwa komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga menghidupkan harapan dan menyatukan perbedaan di tengah dunia yang semakin terdigitalisasi. Lewat berbagai refleksi, aksi, dan spiritualitas, peserta diajak menjadi komunikator yang tidak hanya berbicara, tetapi juga menyembuhkan dan menginspirasi.

 

-Ruth Dyita Candra Asthingkara-

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top