Rekoleksi Janda Duda Luar Biasa : “SENDIRI TAK SEPI”

Minggu, 31 Agustus 2025 – Suasana berbeda terasa di Mr. Geprek ketika para JaDuL (Janda Duda Luarbiasa) mengikuti rekoleksi khusus yang diselenggarakan oleh Komisi Keluarga Keuskupan Tanjungkarang. Kegiatan ini diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Ignasius Supriyatno, MSF. Dalam pantun pembuka yang mengundang senyum peserta, Romo Supri menyampaikan: “Makan roti pakai selada, selamat pagi para duda dan janda.”

Dalam homilinya, Romo Supri menegaskan bahwa tidak semua orang mampu memaknai status sebagai duda atau janda, namun kuncinya terletak pada kerendahan hati. “Rendah hati adalah tahu diri di hadapan sesama dan di hadapan Tuhan. Semoga pengalaman ini menjadi tanda cinta Tuhan bagi kita semua, bahwa sendiri bukan berarti tidak bisa apa-apa,” ujarnya.

Sesi Refleksi: Kesepian dan Keheningan

Pada sesi berikutnya, Romo Supri mengajak peserta untuk merenungkan makna kesendirian. Ia menekankan bahwa kesendirian dapat dipahami sebagai solitude (kesendirian yang menenangkan) atau loneliness (kesepian yang menyakitkan).

“Sendiri itu bisa karena pilihan, bisa juga karena situasi. Namun, tidak setiap orang yang sendiri pasti kesepian. Yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai kesepian itu sendiri,” jelasnya.

Romo Supri juga menguraikan bahwa setiap orang memiliki tiga ruang hidup: family time, couple time, dan me-time. Kesepian bisa menjerumuskan pada putus asa, menutup diri, hingga ‘muntaber’ (mundur tanpa berita). Namun di sisi lain, kesendirian juga bisa menjadi pintu menuju keheningan rohani—suatu keadaan batin yang diperlukan untuk sungguh bertemu dengan Allah.

“Sepi yang bermakna adalah sendiri yang tetap bersama Tuhan. Tuhan selalu merangkum kisah hidup kita. Karena itu, berani mengambil sikap dan komitmen dalam hidup adalah tanda kita tidak pernah benar-benar sendirian,” tambahnya.

Diskusi Kelompok: Berbagi Pengalaman Hidup

Peserta kemudian dibagi dalam kelompok kecil untuk berbagi pengalaman. Beberapa kesulitan yang sering memunculkan rasa kesepian antara lain masalah ekonomi, masa depan anak, belum rela ditinggalkan pasangan, konflik dengan keluarga pasangan, maupun sakit.

Namun, dalam proses berbagi, muncul pula kekuatan untuk bangkit: baik melalui usaha diri sendiri, dukungan relasi dengan orang lain, maupun belajar dari pengalaman sesama peserta. Romo Supri menegaskan bahwa menemukan sahabat sangatlah penting. “Sahabat bukanlah tong sampah bagi persoalan kita, tetapi teman untuk menemukan sukacita,” katanya.

Menutup Hari dengan Harapan Baru

Rekoleksi JaDuL ini menjadi pengalaman berharga bagi para peserta untuk memahami bahwa kesendirian bukanlah akhir, melainkan kesempatan menemukan makna hidup bersama Tuhan. Dengan hati yang dikuatkan, para duda dan janda luar biasa ini pulang dengan semangat baru: berani melanjutkan hidup, tetap berpengharapan, dan percaya bahwa mereka tidak pernah berjalan sendirian.

 

R.A.Swani Pramesti

 

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top