SURAT GEMBALA PASKA 2025

SURAT GEMBALA PASKA 2025

KEUSKUPAN TANJUNGKARANG

No : 009/SGU/DIO.TJKG/II/IV/2025

“Bersama Kristus yang bangkit, pergi untuk berbagi sukacita”

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus Yesus.
Kita sebentar lagi merayakan Paska sebagai puncak dari perayaan iman kita. Kita sudah sampai pada caturwulan kedua menjalani Tahun Ardas VIII keuskupan kita. Sebagaimana tertulis dalam Surat Gembala Tahun Ardas VIII, roadmap keuskupan kita adalah sebagai berikut:
I. Caturwulan I : Desember 2024 – Maret 2025: Mendalami Ajaran Sosial Gereja melalui studi dan katekese ASG (katekese Adven 2024, Bulan Perdamaian dan Masa Prapaska 2025).
II. Caturwulan II : April – Juli 2025: Gerakan pergi ke luar: dari altar ke pasar, dari Gereja ke tengah masyarakat (katekese bulan Liturgi, bulan devosi dan bulan Lingkungan Hidup).
III. Caturwulan III : Agustus – November 2025: Berjalan bersama dalam persaudaraan sejati; mengupayakan bonum commune di Bumi Lampung (katekese bulan Kebangsaan, bulan KS, bulan Rosario dan bulan Arwah).

Pada bulan April menjelang Hari Raya Paska ini berarti kita sudah berada digerakan pergi keluar dari altar ke pasar dari Gereja ke tengah masyarakat. Kita akanmemaknai dan mengisi caturwulan kedua ini untuk membuktikan bahwa Gereja adalah garam dan terang dunia serta sakramen keselamatan bagi semua orang. Kita sudah amat dibantu untuk memiliki pandangan yang cukup luas mengenai Ajaran Sosial Gereja terkait tata keselamatan dunia terutama melalui gerakan keadilan sosial dan kemanusiaan yang komprehensif/menyeluruh dan bertanggungjawab melalui katekese Masa Adven dan Masa Prapaskah. Saatnya kita pergi untuk berbagi sukacita, seperti dalam prefasi terakhir masa prapaskah, hasil dari puasa badani kita, berguna bagi sesama, kita bagikan untuk mereka terutama bagi yang kurang beruntung dalam hidup mereka.

Secara sangat kebetulan tahun 2025 ini akan menjadi permulaan masa krisis besar di seluruh dunia. Semua negara akan terdampak. Siapa yang bisa segera membuat antisipasi mustinya akan selamat. Kita berada di negara yang sedang dalam konsisi ketidakjelasan dari berbagai aspek terutama segi ekonomi, kebangsaan dan kepastian hukum. Tentu akan jadi pukulan berat bagi masyarakat kita jika kita tidak tanggap. Kita tentu tidak ingin hidup dan berjuang untuk kepentingan sendiri, sebab semua masyarakat terdampak. Bagaimana secara sosial kita bisa menghadapi masalah ini secara bersama-sama itu jauh lebih penting daripada kita berjuang sendiri dan untuk diri sendiri. Situasi dan kondisi ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan kita untuk membuktikan kualitas dan kapasitas kita sebagai sarana keselamatan bagi banyak orang.

Maka saya menawarkan pada tahap ini agar di tiap paroki ada komunitas gerakan perintis untuk bersama masyarakat dalam mengupayakan kesejahteraan bersama. Mulai dari tindakan tindakan yang sederhana namun bermanfaat, syukur-syukur jika ada yang bisa membuat gerakan yang besar dan masif. Materi APP kita dengan tegas mengajak kita harus memberi makan pada orang yang lapar. Tugas ini tidak boleh hanya sekedar doa ardas dan diskusi dalam pendalaman katekese di lingkungan, namun harus kita jalankan sebagaimana seharusnya. Saya melihat bahwa sudah ada beberapa kegiatan konkret mewujudkan amanat tema APP di beberapa paroki, lingkungan dan kelompok kategorial. Ada gerakan nasi gratis, nasi murah, baksos, donor darah, bedah rumah dan pembagian takjil di bulan-bulan lalu. Semoga hal itu bisa terus dipertahankan dan dikembangkan. Untuk semakin meluaskan lingkaran pengaruh baik dalam gerakan ini, saya menawarkan alternatif bentuk-bentuk gerakan yang bisa paroki atau stasi atau lingkungan pilih, yakni misalnya sbb:
1. Dapur umum penyedia nasi murah atau gratis untuk kalangan kelas bawah: tukang becak, tukang sapu jalan, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dll.
2. Sumbangan modal untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (uang, gerobak dorong dll)
3. Sumbangan beras (sembako) untuk panti asuhan non Katolik, yang berada di wilayah paroki masing-masing.
4. Baksos sembako atau pelayanan kesehatan di daerah korban bencana alam dan daerah-daerah miskin terdekat untuk mendukung PSE/YPSK.
5. Ajakan untuk menjadi anggota koperasi atau CU setempat sebagai antisipasi dari jebakan pinjaman online dan judi online.
6. Pembentukan kelompok-kelompok tani organik atau peternak dengan memanfaatkan lahan-lahan milik keuskupan di wilayah paroki atau stasi.
7. Pembangunan fasilitas umum (WC, gedung serba guna, pos ronda dll)
8. Cara atau alternatif lain yang barangkali bisa dipikirkan lebih lanjut.

Saya tentu saja belum tahu apakah cara-cara itu akan efektif, namun prediksi saya krisis ini bisa lebih parah dari krisis-krisis sebelumnya yang punya dampak mengerikan seperti kerusuhan sosial yang pernah terjadi. Tentu kita berharap dan berdoa, bukan itu yang terjadi, namun antisipasi kita kiranya akan sangat menentukan nasip kita bersama. Kebersamaan kita dengan masyarakat akan menjadi kunci ketahanan kita menghadapi kemungkinan dampak besar dari krisis ini.

Menegaskan kembali misi dari Ardas VIII keuskupan kita bahwa kehadiran Gereja yang menyelamatkan, mustinya membuat saudara-saudari kita merasa tersapa dalam kodrat kemanusiaannya yang membutuhkan kesejahteraan hidup. Sebelum, jika Roh Kudus berkenan, entah kapan, mereka akhirnya boleh mengenal keselamatan yang sejati kelak dalam Kristus. Jadi intinya di sini adalah bagaimana Gereja itu berterima di hati banyak orang dan berdaya guna bagi mereka. Jika dalam kenyataan hidup sehari-hari saja Gereja dianggap sebagai makhluk asing di tengah masyarakat, maka akan menjadi lumrah kalau kehadiran Gereja dianggap tidak membawa manfaat apa-apa. Oleh karena itu Gereja yang sudah punya nilai-nilai universal sejak semula punya tugas untuk bertemu dengan aneka nilai dari tiap suku atau bangsa, terutama yang
terkait nilai keadilan sosial kemanusiaan. Marilah kita maknai kebangkitan Tuhan dalam dua dimensinya yang pokok sebagai ungkapan iman dan juga sebagai perwujudan iman kita. Kita merayakan inti iman kita akan kebangkitan Tuhan melalui liturgi meriah kita sekaligus kita bangkit untuk melaksanakan fungsi kita sebagai garam dan terang bagi kesejahteraan bersama. Pengalaman Paska harusnya mengajak kita menggunakan energi baru, agar kita kuat mewujudkan semua itu; itulah energi kebangkitan, tenaga untuk terus hidup, maju dan berkembang. Pengalaman perubahan paradigma dalam diri para murid Kristus setelah paska, menjadi teladan kita semua untuk percaya diri bahwa kita juga bisa mengubah dan memperbaharui dunia seturut terang Injil dan iman kita.

Selamat Paska. Tuhan memberkati kita dengan daya kebangkitan-Nya.

 

Bandar Lampung, 10 April 2025
Uskup Tanjungkarang
Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo

 

Berikut link untuk mendownload dokumen Surat Gembala Paska 2025 :

https://drive.google.com/file/d/1sKQ4n5-xZl5nQGeai8oYcXkAK45doPoR/view?usp=sharing

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top