Renungan Harian, Senin Biasa XXVIII

Bacaan: Luk 11:29-32 Tanda Yunus 11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”   Renungan Akibat dari kesalahan adalah hukuman merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Dalam pandangan moral misalnya, seseorang yang tanpa sengaja menyebabkan orang lain kehilangan nyawa, maka akibat dari perbuatan tetap ada. Bisa jadi memang dia tidak bersalah karena membela diri misalnya. Tetapi akibat dari perbuatannya itu tetap harus dipertanggungjawabkan. Akibat kelalaian atau pembelaan dirinya yang menyebabkan orang lain mati tetap harus ‘dibayar’. Injil hari ini berbicara soal pertobatan. Pertobatan ada karena ada perbuatan dan tindakan dosa manusia. Dosa manusia tetap harus dilunasi supaya manusia terbebas darinya. Pelunasan yang paling mungkin dilakukan adalah dengan membangun sikap tobat. Pertobatan berarti menyesali segala kesalahannya dan berbalik arah ke jalan yang benar. Pertobatan ini bukan hanya pertobatan batin, tetapi juga pertobatan tingkah laku, kata-kata dan perbuatan. Singkatnya pertobatan yang sempurna itu melibatkan seluruh diri manusia. Manusia yang benar bukan berarti dia tidak pernah mengalami kesalahan dan perbuatan dosa. Setiap manusia mempunyai kelemahan dan kekurangan yang menyebabkan dosa. Maka manusia yang benar adalah manusia yang mengalami pertobatan. Dia tidak anti salah, dia tidak anti dosa, tetapi dia mau kembali kepada jalan yang benar ketika mengalami dosa. Setiap dari kita bisa menjadi manusia yang benar di mata Allah. Meskipun banyak cacat dan dosa, kita selalu punya harapan untuk kembali kepada-Nya. Sebesar apapun dosa dan kesalahan kita, kasih dan pengampunan Allah jauh lebih besar. Maka kita tidak perlu takut untuk selalu kembali kepada-Nya. Dia selalu membuka pintu kerahiman. Pertobatan hanya bisa kita lakukan selama masih di dunia. Yesus adalah tanda Agung Allah yang menyapa dan menyertai manusia. Mari bertobat sebelum terlambat. Doa: Ya Tuhan, semoga sabda-Mu mampu mengubah hatiku yang keras dan kaku. Amin.  

Renungan Harian, Senin Biasa XXVIII Read More »