Renungan Harian, Selasa Adven I
Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi Bacaan: Markus 16:15-20 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 16:20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Renungan St. Fransiskus Xaverius punya peran istimewa untuk Gereja Indonesia. Dia lah salah satu orang kudus yang karya misinya sampai di Indonesia. Maka Gereja Indonesia juga memberi penghargaan yang istimewa kepadanya. Bahkan di Gereja Sumbagsel, Xaverius menjadi brand yayasan pendidikan yang namanya sudah berkibar dimana-mana. Sejarah sudah membuktikan, dari sekolah Xaverius sudah ada begitu banyak tokoh yang memberi sumbangan berharga bagi bangsa dan Negara. Fransiskus Xaverius memberi inspirasi untuk banyak orang dan banyak lembaga, juga bagi Gereja bagaimana semangat dan perjuangan misinya. Dia keluar dari kenyamanan dirinya dan pergi ke tempat yang sama sekali dia tidak tau. Dia bermisi bukan hanya dengan kata, tetapi sungguh pergi ke tempat-tempat dimana Kristus belum di kenal. Bisa dibayangkan bagaimana perjuangannya untuk sampai ke tempat misi, dan bagaiman dia harus masuk ke dalam budaya dan orang-orang yang baru. Pertanyaannya adalah apa yang menyemangatinya dan bagaimana dia bisa menjalankan semua itu? Injil hari ini bisa diyakini sebagai semua yang ada di balik semangat dan roh Fransiskus Xaverius. Kalau semangat itu hanya dari dirinya sendiri, dia akan selesai sebelum berangkat pergi. Tetapi karena Kristus dan sabda-Nya, Xaverius mampu melampaui batas kemampuan manusiawinya. Ia mampu membuat tegar kelemahan dirinya, ia mampu melupakan rasa sakit fisiknya, ia mampu mengatasi ketakutannya karena Dia yang menyertainya. Meskipun dia tidak kebal mati, tetapi dia mampu bertahan sampai akhir hidupnya. Kiranya itulah yang Injil kehendaki bagi setiap orang beriman. Secara manusiawi, tidak mungkin lah kita kebal dengan berbagai macam hal, termasuk dengan berbagai macam racun. Tubuh kita adalah tubuh duniawi yang pasti akan hancur. Tubuh kita mudah untuk disakiti dan dijatuhkan. Tubuh kita mudah terpecah belah. Demikian juga dengan jiwa yang tidak damai. Jiwa yang berpegang pada apa saja di luar kuasa Allah, akan mudah terpecah dan tidak tenang. Hanya berharap dan berserah pada-Nya, jiwa kita akan mendapat damai dan ketenangan. Jiwa yang demikianlah yang akan mampu melampaui kelemahan fisik, seperti Fransiskus. Mampu bermisi seperti Fransiskus adalah sebuah keutamaan yang unggul. Namun demikian, kita mengerti bahwa tidak semua dari kita bisa seperti itu. Maka hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk meneladan Fransiskus adalah menautkan hati dan jiwa kita hanya pada sabda dan kehendak-Nya. Hidup kita sepenuhnya adalah sebuh perutusan misa kehidupan. Setiap kepada-Nya hingga akhir adalah tugas panggilan kita semua. Kita adalah misionaris cinta kasih dan pelayan pendamaian untuk zaman kita ini, dalam konteks hidup kita masing-masing. Pertanyaan sederhananya adalah apakah kita sudah sadar sepenuhnya akan panggilan itu? Doa: Ya Tuhan, syukur atas teladan hamba-Mu. St Fransiskus Xaverius dan atas warisan iman yang sudah ditinggalkannya bagi kami semua. Semoga apa yang menjadi semangatnya juga mampu menjadi semangat kami saat ini untuk menjadi misionaris cinta kasih dan pelayan pendamaian. Amin
Renungan Harian, Selasa Adven I Read More »