Renungan Harian, Senin Biasa XXV

Pw. St Pius dr Pietrelcina (Padre Pio), Imam Bacaan: Lukas 8:16-18 Perumpamaan tentang pelita 8:16 “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. 8:17 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. 8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”   Renungan Salah satu cara yang paling ampuh dan bisa bertahan lama untuk melawan ketidak baikan adalah dengan cara menampilkan sebanyak mungkin kebaikan-kebaikan yang ada. Tetapi sering menjadi masalah, ketika kebaikan ditampil-tampilkan, yang terjadi malah sebalik, yakni kehendak untuk ‘pamer’ menjadi dominan. Serba salah dan serba repot. Sementara yang tidak baik selalu tampil kepermukaan, dilihat oleh orang seperti menguntungkan, dan akhirnya diambil menjadi gaya hidup. Kacaulah dunia ini. Dan nampaknya bisa kita rasakan hal itulah yang sedang berlangsung. Ada begitu banyak ketidak baikan, kebohongan, kecurangan yang ditampilkan lewat berbagai media. Pola pikir masyarakat menjadi berubah. Apa yang tidak baik menjadi kebiasaan yang dianggap baik. Kenyataan ketidak baikan menjadi seperti relative. Artinya, meskipun tidak baik, jika dianut oleh banyak orang, berubah menjadi baik dan harus dilakukan oleh semua orang. Kebaikan menjadi seperti tergantung siapa yang berbicara, dari kelompok mana, dan ditujukan kepada siapa. Nilai kebaikan dan kebenaran seperti bisa berubah setiap saat, tergantung dari siapa dan dimana dibicarakan, serta dalam konteks apa. Injil hari ini mengingatkan kita untuk tidak lelah berbuat kebaikan. Kebaikan itu tidak perlu dipamerkan, tetapi juga tidak alergi untuk diwartakan kepada orang lain. Sudah sewajarnya jika kita mewariskan terus menerus nilai-nilai kebaikan dalam hidup kita. Sadar atau tidak, yang baik tetap akan menjadi pelita yang menerangi setiap orang yang ada di sekitarnya. Kita tahu musuh dari pelita itu adalah kegelapan. Setiap kegelapan akan menolak cahaya pelita. Tantangan kita adalah apakah kita tetap mau dan mampu bercahaya ditengah kegelapan yang semakin meluas? Kita tidak mampu jika berjalan sendiri. Pelita itu memerlukan kaki dian dan minyak untuk terus menyala. Kaki dian dan minyak kita adalah Kristus sendiri. Bersama Dia kita akan mampu terus mempertahankan warisan kebaikan dan kebijakan. Kita mohon agar Dia sendiri yang selalu menerani hati, budi dan pikiran kita. Janganlah pernah lelah untuk memberikan caha kehidupan bagi yang lain. Doa: Ya Tuhan, semoga hidupku selalu memancarkan cahaya kebaikan yang berasal dari pada-Mu. Semoga aku tidak takut untuk menjadi baik dan memberi teladan yang baik. Amin.  

Renungan Harian, Senin Biasa XXV Read More »