Renungan Harian, Selasa Biasa XXV

Bacaan: Lukas 8:19-21 Yesus dan sanak saudara-Nya 8:19 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. 8:20 Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” 8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”   Renungan Saling Peduli Perikopa yang pendek ini sudah jelas semakin menegaskan posisi dan kedudukan bunda Maria. Dia adalah ibu yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya. Persis seperti yang dikatakan Yesus, mari menjadi teladan orang yang mendengarkan firman dan melaksanakan, dalam seluruh hidupnya. Jawaban Yesus semakin menegaskan posisi itu. Maka para pendengar diajak untuk meneladan hal yang sama, yang tidak akan pernah diambil oleh pencuri atau hilang oleh karena ngengat dan karat. Harta terdalam dari bunda Maria, dialah yang menjadi ibu dan saudara Yesus yang paling dekat. Teladan yang sama yang kiranya hendak kita perjuangkan setiap hari dalam hidup kita. Namun demikian, kita juga bisa merenungkan sisi lain dari perikopa ini. Kita bisa membayangkan bagaiman ibu Yesus dan saudara-saudara-Nya berusaha menemui Dia. Mereka datang entah dari mana, hendak menjumpai Yesus yang adalah anggota keluarga mereka. Mereka tahu kemana harus mencarai, tetapi memang terhalang oleh orang banyak yang sedang mendengarkan Yesus. Dan orang banyak sepertinya mengenali mereka sehingga ada orang yang menyampaikan kepada Yesus tentang tamu-Nya. Kita bisa mengambil makna bagi hidup harian kita. Sebagai satu saudara dalam keluarga, kita perlu saling memberi perhatian. Saling peduli ada ciri khas dari saudara. Kiranya itulah yang ditunjukkan oleh ibu dan saudara-saudara Yesus. Pada kenyataannya ada begitu banyak saudara dalam keluarga yang tidak saling peduli, bahkan saling bermusuhan. Faktanya ada banyak saudara serumah yang dipenjarakan oleh saudaranya sendiri, karena berbagai alasan. Yesus hari ini mengajak kita untuk punya sikap peduli kepada sesama keluarga kita. Saling menyapa dan mengungjungi adalah cara yang paling sederhana untuk peduli kepada saudara. Demikian juga jika kita perluas ke dalam lingkup lingkungan, saling menyapa adalah bentuk konkret dari langkah awal untuk peduli. Semoga kita berani menjadikan orang lain sebagai saudara. Doa: Ya Tuhan, aku bersyukur atas begitu banyak saudara yang hadir dalam hidupku. Ajarilah kami agar kami selalu berani menaruh kasih satu sama lain. Amin.  

Renungan Harian, Selasa Biasa XXV Read More »