Renungan Harian, Jumat Biasa XXV
St Vinsenius a Paulo, Imam Bacaan: Lukas 9:19-22 Pengakuan Petrus 9:18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” 9:19 Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” 9:20 Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” 9:21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun. Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia 9:22 Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Renungan Bersahabat dengan penderitaan Pengakuan iman para rasul ini menjadi dasar pengakuan iman kita juga. Iman yang apostolic adalah iman yang diakui oleh para rasul dan kita teruskan serta kita akui juga. Inti iman itu adalah mengakui dan menerima Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Rumusan pengakuan iman itu tertuang jelas dalam syahadat para rasul. Setiap hari kita bisa mengulangi syahadat itu sebagai ungkapan kesungguhan dan komitmen iman kita masing-masing. Kita patut bersyukur atas warisan iman yang berharga itu. Sisi lain yang bisa menjadi permenungan kita untuk hari ini adalah apa yang disampaikan Yesus pada bagian akhir dari perikopa ini. Yesus menjelaskan tentang bagaimana ‘nasib’ dari Mesias. Ia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para tua-tua dan iman kepala serta ahli Taurat. Ia akan dibunuh, tetapi bangkit pada hari ke tiga. Yesus mengungkapkan sisi lain dari Mesis yang menjadi pengharapan bangsa Israel. Mereka mempunyai pandangan dan gambaran yang berbeda tentang Mesias. Bagi mereka Mesias adalah super hero yang siap berjuang bersama mereka untuk mencapai kejayaan kembali seperti jaman Daud. Yesus memberi penjelasan yang berbeda, bahkan cenderung ditolak oleh masyarakat pada umumnya. Bukan Mesis yang demikian yang mereka harapkan. Maka sudah wajar Mesis yang seperti itu akan mendapat penolakan dari tokoh-tokoh penting dari bangsa Yahudi. Mereka tidak akan memberi ruang kepada-Nya. Hal itu sudah dikatakan oleh Yesus sejak awal. Maka para rasul diajak untuk membuka pikiran dan hati mereka untuk mempunyai cara pandang yang lain. Kita mengerti bagaimana dan siapa Mesias lewat Kitab Suci yang kita baca dan renungkan. Maka kita bisa mempunyai pandangan yang jauh lebih lengkap. Sikap hidup kitapun juga sudah seharusnya demikian. Sisi sederhana yang bisa menjadi kabar gembira bagi hidup kita setiap hari adalah bahwa Mesias tidak jauh dari kita, bahkan sangat dekat dengan kita. Ia adalah Mesias yang rela menerima penderitaan dan bahkan kematian. Penderitaan yang disebabkan penolakan, kelemahan fisik, kebencian, hampir selalu menjadi kenyataan manusiawi kita. Mesias yang tidak menolak penderitaan menjadi tanda yang sangat jelas bahwa Ia selalu bersama kita. Ia adalah yang peduli dan solider pada keadaan manusiawi. Maka menjadi berkat bagi kita bahwa kita tidak pernah sendirian bahkan dalam situasi yang paling hancur pun. Dengan keyakinan itu, kita mampu menjalani hidup setiap hari dengan jauh lebih bersyukur, sumeleh, semangat dan tulus. Semoga dengan demikian, hidup kita senantiasa menjadi tanda hadirnya Allah yang meraja atas hidup kita. Doa: Ya Tuhan, semoga aku Engkau mampukan untuk tidak putus asa dan mudah goyah iman karena situasi hidup. Semoga aku berani belajar untuk bersyukur dan solider. Amin.
Renungan Harian, Jumat Biasa XXV Read More »