Renungan Harian, Senin Biasa XVI

Pesta St. Maria Magdalena Bacaan: Yohanes 20:1, 11-18 Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena 20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 20:15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. Renungan Healing Mate Maria Magdalena menjadi gambaran setiap manusia yang rindu untuk bersatu dengan Allah. Ia mengalami kehidupan yang tidak mudah, berhadapan dengan situasi dan budaya. Dia adalah tokoh wanita yang dalam budayanya mendapat tempat yang nomer sekian. Apalagi dalam kehidupan beragama, dia sama sekali tidak bersuara, bahkan cenderung tidak ada. Maka dia menjadi gambaran yang pas bagi setiap orang yang mengalami ‘kegelapan hidup’. Maria Magdalena mengalami kegelapan kubur meski raganya masih berjalan di dunia. Namun demikian, ada satu pribadi agung yang mampu mengubah keadaannya. Pribadi itu adalah Dia yang terbaring dalam gelap kubur selama tiga hari. Hanya yang bangkit dari kuburlah yang mampu membawa Maria Magdalena kembali dari ‘kubur’. Dia adalah Yesus Kristus. Maria Magdelana mengalami kematian bersama dengan Yesus. Namun sapaan baru “Maria” dari Yesus menghentaknya dan membuatnya terbangun kembali untuk memulai hidup yang baru. Yesus yang menjumpai Maria membawa buah penyembuhan, perjumpaan yang menghidupkan, perjumpaan yang mendamaikan. Maria Magdelana mencari, tetapi Tuhan yang menemukan dan menyapanya. Dia yang terpisah dari Allah dan sesama, kini didamaikan kembali. Hubungan yang rusak dipulihkan kembali. Dia yang mengalami kematian, diberi harapan dan hidup baru. Masing-masing dari kita selalu dipanggil dengan nama khas masing-masing. Tuhan berkenan kepada kita, Ia punya urusan dengan kita. Pertanyaannya adalah apakah telinga kita mampu mendengar Tuhan yang menyapa? Bisa jadi telingan kita dipenuhi dengan suara-suara yang membuat kita tidak mendengar-Nya. Semoga mata batin kita semakin peka akan suara Tuhan yang menyapa. Pengampunan dan perdamaian sejati hanya bersumber dari-Nya. Semoga kita tidak lelah untuk datang kepada Yesus dan mendapat kehidupan dari pada-Nya. Doa: Tuhan, bangkitkanlah hidup kami yang lesu; berdilah damai yang menyembuhkan; pulihkanlah hubungan kami yang rusak dengan sesama dan dengan Engkau sendiri. Amin.  

Renungan Harian, Senin Biasa XVI Read More »