Renungan Harian, Jumat Biasa XXXIV
Bacaan: Lukas 21:29-33 21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. 21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. 21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. 21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Renungan Perikopa ini masih berbicara tentang persiapan datangnya akhir jaman. Pesan kuat yang masih sangat terasa adalah soal berjaga-jaga. Kalau kita diajak untuk memperhatikan pohon yang bertunas, berjaga berarti tindakan aktif untuk menemukan maksud dan jawaban. Berjaga bukan tindakan pasif menunggu, apalagi tidak melakukan apapun. Berjaga berarti tetap aktif mengamati dan bekerja selayaknya manusia biasa. Menunggu datangnya Kerajaan Allah bukan berarti melepaskan kewajiban manusiawi kita. Justru dalam tugas tanggung jawab harian kita lah saat berjaga itu menjadi bermakna dan mendapat artinya. Kita bisa menganalogikan dengan sebuah perjalanan ke suatu tempat, dan kita menggunakan kendaraan umum. Kita sudah punya tujuan, tetapi kita perlu bantuan orang lain untuk sampai ke tujuan itu. Jika naik bus, kita perlu menuggu bus itu datang dan membawa kita. Selama menunggu, akan sangat membosankan jika kita hanya duduk termangu tanpa melakukan apapun. Waktu yang mungkin tidak lebih dari sepuluh menit menjadi seperti tiga hari. Tetapi ketika menunggu itu diisi dengan ngobrol atau membaca buku misalnya, waktu yang sepuluh menit itu menjadi waktu yang sangat singkat. Untuk sampai ke tujuan pun juga memerlukan waktu tunggu dalam perjalan. Jika kita isi dengan ngobrol atau membaca atau melakukan kegiatan lainnya, waktu yang lama menjadi terasa singkat. Menanti datangnya Kerajaan Allah bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak peduli kepada sesama atau atas tugas dan tanggung jawab kita. Melihat tanda-tanda berarti kita diajak untuk tekun atas hidup, dan setia kepadanya. Ketekutan dan kesetiaan itu akan membawa warisan yang berharga dari setiap orang. Tubuh dan tugas kita akan berakhir, tetapi warisan iman kebijaksanaan akan tetap berlangsung meski kita sudah tiada. Apa yang Yesus katakan “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” menjadi warta gembira bagi kita untuk tetap bertekun. Sabda-Nya tetap berlaku sampai kapan pun, padahal hidup-Nya hanya beberapa tahun. Tetapi apa yang menjadi kebijaksanaan-Nya kita kenal dan kita hidupi sampai saat ini. Secara sederhana, kita diajak untuk bisa selalu menjadi tunas yang bertumbuh dan berkembang. Sumbernya ada sabda-Nya. Sabda itu tumbuh dan berkembang dalam hidup kita. Tubuh kita akan berlalu, tetapi sabda-Nya yang kita hidup akan tetap ada meski kita sudah mati. Warisan iman dan kebijaksanaan yang kita hidup akan selalu bisa dikenang dan berharga. Hidup yang baik akan membawa kenangan yang baik. Sementara hidup yang tidak baik akan membawa kenangan yang tidak baik, bahkan dilupakan. Semoga kita mampu berjaga dengan mengisi hidup yang bermakna, bermanfaat, dan berdayaguna. Doa: Ya Tuhan, semoga pilihan hidupku menjadi pilihan yang bernilai dan layak diwariskan kepada sesama. Amin
Renungan Harian, Jumat Biasa XXXIV Read More »