Hal berpuasa Archives - Keuskupan Tanjungkarang

Hal berpuasa

Renungan Harian, Jumat Sesudah Rabu Abu

Bacaan: Matius 9:14-14 Hal berpuasa 9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.   Renungan Dari parikopa hari ini, secara sederhana kita bisa mengerti bahwa berpuasa itu bukan hanya sekedar kewajiban atau aturan. Bagi para pengikut Kristus, berpuasa adalah sebuah kebutuhan. Timing menjadi sangat penting, tetapi bukan karena waktu oleh aturan dan kebiasan. Pengaturan waktunya adalah sesuai dengan keperluan. Jika berpuasa adalah kebutuhan, maka ini melibatkan seluruh diri. Disposisi batin menjadi kunci sentral untuk menjalankan puasa. Dari parikopa ini kita juga bisa mengerti bahwa puasa merupakan rentang waktu untuk menanti kedatangan-Nya kembali yang kedua. Maka sebenarnya ini merupakan rentang waktu yang panjang. Jika saat ini adalah masa penantian itu, sebenarnya sepanjang waktu kita adalah masa puasa. Terasa berat jika itu dimaknai sebagai kewajiban. Tetapi jika dimaknai sebagai kebutuhan yang dirindukan, puasa menjadi saat yang indah untuk menyambut Dia yang datang kembali. Dan bagaimana puasa itu mestinya dijalankan? Nabi Yesaya dengan jelas mengatakan “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes 58:6-7) Doa: Ya Tuhan, semoga sabda-Mu menjadi santapan rohani yang menghidupkan untuk kami semua. Bersabdalah, hamba-Mu mendengarkan. Amin.  

Renungan Harian, Jumat Sesudah Rabu Abu Read More »

Renungan Harian, Sabtu XIII

Bacaan: Matius 9:14-17 Hal berpuasa 9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 9:16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Renungan Belajar dan belajar Hal menarik dari perikopa hari ini adalah para murid Yohanes datang kepada Yesus, bertanya dan mendengarkan Dia yang dikatakan sebagai ‘Anak Domba Allah’.  Para murid yang sudah mempunyai guru, Yohanes Pembaptis, mempunyai kemauan untuk terus mencari kebenaran pada guru bijaksana yang ditunjuk oleh Yohanes. Nampaknya mereka belum puas, atau masih mempunyai kegelisahan hati tentang ajaran guru mereka. Maka mereka mencari alternatif lain. Hasilnya adalah Yesus menjelaskan soal kebaruan hidup. Kebaruan itu tidak hanya diluarnya saja, tetapi dari dalam dan luar mempunyai kebaruan. Tidak cukup hanya membarui fisik, tidak cukup pula hanya bagian dalam. Baik sisi luar maupun sisi dalam mendapat kebaruan. Dan sumber kebaruan itu adalah Yesus Kristus, Guru baru yang mereka jumpai. Kita bisa belajar dari perikopa ini tentang kemauan untuk terus menerus belajar, belajar hidup dan belajar beriman. Kita sudah mempunyai sumber utama, yaitu Yesus Kristus. Mungkin saja hati kita sudah diperbarui, namun fisik dan tingkah laku juga perlu diperbarui. Menjadi orang Kristen tidak berhenti pada satu titik tertentu, tetapi seluruh hidup adalah sekolah kemuridan. Semangat baru perlu diwujudkan dalam tindakan yang baru, dalam perkataan yang baru, dan tingkah laku yang baru. Kebaruannya adalah kasih kepada Allah dan kepada sesame. Doa: Tuhan, perbaruilah diri kami setiap saat dengan terang kasih-Mu. Amin.  

Renungan Harian, Sabtu XIII Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top