OMK: IG Primadona
Padang – SIGNIS Indonesia mengadakan seminar Orang Muda Katolik dalam rangkaian rapat anggota 2020. Seminar OMK ini diadakan di kompleks Keuskupan Padang. Hadir tidak kurang dari 200 OMK dari paroki Katedral dan beberapa paroki sekitarnya dalam seminar ini. Tema yang diambil adalah ‘Peran Media dan Para Pelaku Komunikasi Modern dalam Membangun Persaudaraan Insani bersama Orang-orang Muda’. President Signis Indonesia, pastor Stefen Lalu, dalam sambutan membuka seminar Signis 2020, mengajak OMK untuk mau menulis dan mewartakan kebaikan-kebaikan. Salah satu prinsip yang boleh dipegang dalam media sosial adalah ‘jika kamu tidak mau menulis kebaikan tentangmu, maka orang lain akan menulis keburukanmu’. Demikian juga dalam Gereja, jika OMK tidak mau menulis tentang yang baik tentang Gereja, maka orang lain akan menulis hal-hal negatif tentangnya. Yang baik susah untuk disebarkan, sementara yang negatif menjadi konsumsi yang menggiurkan. Apa yang buruk sering kali dengan mudah menyebar kemana-mana. Maka, presiden signis sekaligus sekretaris eksekutif Komsos KWI, mengajak seluruh peserta seminar untuk punya hasrat menjadi penulis dan pewarta kebaikan di media sosial. Pada kesempatan ini, Signis Indonesia bekerjasama dengan Komsos KWI menghadirkan Agatha Lidya sebagai nara sumber seminar ini. Agatha Lidya adalah OMK Keuskupan Bogor yang punya kiprah luas, baik dalam lingkungan Gereja maupun dalam lingkungan kenegaraan. Dia bersharing tentang pengalamannya dan juga pengetahuannya. Dalam presentasinya, Agatha mengadakan survey kepada seluruh peserta seminar dengan memakai android. Salah satu pertanyaannya adalah media sosial apa yang menjadi favorit orang muda. 90% lebih peserta menjawab bahwa Instagram menjadi medsos yang paling bisa menjangkau OMK. Lewat medsos itulah sebenarnya Gereja bisa menjangkau OMK yang adalah masa kini dan masa depan Gereja. Lebih jauh Agatha mengajak OMK untuk menjadikan medsos sebagai sarana membangun persaudaraan sejati dengan cara menampilkan keberagaman dalam medsos masing-masing. Salah satu ancaman besar dari Generasi Z (lahir setelah tahun 2000) adalah intoleransi. Isu itu juga hanya bisa diimbangi dengan menyebarkan banyak kebaikan keberagaman dalam medsos. (mrjo.com)