Renungan Harian, Minggu Biasa XXVII

Bacaan: Luk 17:5-10

17:5 Lalu kata rasul-rasul z  itu kepada Tuhan: a  “Tambahkanlah iman kami!” 17:6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman 1  sebesar biji sesawi b  saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu. c 

Tuan dan hamba

17:7 “Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! 17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku d  sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan. e 

 

Renungan

Berterima kasih yang wajar

Mendapat pujian ketika sudah menyelesaikan tugas dan perkejaannya adalah sebuah kebahagiaan yang pantas di dapat bagi setiap pekerja. Itulah yang terjadi secara normal dalam hidup kita setiap hari. Dalam ilmu managemen, memberi apresiasi kepada mereka yang sudah bekerja adalah sebuah bentuk strategi untuk semakin meningkatkan kinerja dari setiap pekerja. Orang yang sudah bekerja dengan segenap tenaga bila hasilnya diapresiasi maka hasilnya akan jauh lebih positif dari pada hanya sekedar didiamkan.

Dari injil hari ini kita bisa belajar demikian. Di tengah arus orang yang mencari pujian penghormatan, kita diingatkan untuk selalu mempunyai sikap rendah hati. Tugas dan tanggung jawab utama perlu kita kerjakan dengan sepenuh hati. Jika kita sudah mengerjakannya dengan sangat baik, cukup lah bagi kita untuk mendapat sukacita. Jika ada orang yang berterimakasih dan memuji, menjadi bonus bagi hidup kita. Jika tidak, bukan menjadi alasan bagi kita untuk mengutuk diri sendiri dan orang lain.

Kemudian kita juga diingatkan untuk tidak lupa berterima kasih jika ada orang yang sudah bekerja dengan baik dan benar. Pujian dan dukungan menjadi modal penting bagi kita untuk berkembang. Berterima kasih kepada mereka yang sudah berjasa adalah hal yang sangat normal bisa kita lakukan dengan baik. Maka menjadi tidak baik ketika sudah ada orang yang baik tetapi kita tidak pernah berterima kasih. Berterima kasih yang wajar adalah kewajiban kita kepada siapapun.

Pertanyaan sederhana bagi kita: apakah kita akan segera putus asa ketika tidak mendapat pujian dan penghormatan?

Rasa putus asa akan mengusik hati dan pikiran kita. Putus asa akan membuat kita mudah marah. Terlalu mudah untuk merasa tidak dihormati selalu membuat kita naik darah. Kebutuhan dihargai jika tidak disadari akan membawa energy negative  bagi kita, entah dalam keluarga, ditempat kerja, atau entah dimanapun kita berada.

Iman sebesar biji sesawi berarti iman yang selalu mau bertumbuh dan berkembang. Biji sesawi bisa menjadi energy positif yang mampu membangun hidup kita masing-masing.

Doa: Ya Tuhan, anugerahilah aku dengan sikap rendah hati, kesabaran, dan keuletan di dalam seluruh tanggung jawab kami. Amin.

 

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top