Bacaan: Matius 5:17-37
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Renungan
Injil hari ini mempunyai banyak pengajaran berharaga yang bisa kita terapkan dalam hidup harian kita. Pertama-tama kita menyadari bahwa kita hidup bersama dengan orang banyak. Kita hidup dalam kenyataan harian yang tidak sepenuhnya mampu kita mengerti, apalagi mampu kita kendalikan. Banyak hal di luar kontrol dan kendali kita. Maka kalau mengharapkan bahwa semuanya sesuai dengan kemauan dan keinginan, hidup kita menjadi naïf dan tidak ada bahagianya. Bisa jadi hampir setiap kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetapi kita bisa mengubahnya, bukan mengubah kenyataan, tetapi mengubah cara diri kita sendiri memandang dan memberi arti. Kita sepenuhnya berkuasa untuk memberi makna dan arti untuk diri kita sendiri atas apa yang terjadi.
Kita juga belajar bahwa beriman bukan hanya sekedar aturan ritual yang membuat kita menjadi orang saleh. Beriman lebih pada bagaimana kita mampu menghidupi iman kita, bukan hanya sekedar memikirkan. Menghidupi berarti menjadikan aturan dan ajaran sebagai bagian dari proses hidup bersama. Apa yang kita lakukan kepada sesama, menjadi representasi apa yang ingin kita persembahkan kepada Tuhan.
Maka, sudah semestinya perkataan, perbuatan, dan perasaan kita menjadi satu kesatuan. Dalam beriman kita tidak mungkin memisahkan ketiga hal itu. Beriman yang baik berarti lebih banyak mengeluarkan kata berkat dari mulut dari pada kata kutuk dan cacian. Beriman yang baik berarti menyatukan kata itu dalam tindakan nyata. Beriman yang baik berarti menyatukan kata dan tindakan itu dalam seluruh perasaan dan tingkah rohani yang kita miliki. Itulah kesatuan diri yang bisa kita perjuangkan. Tetapi pastilah tidak semudah yang kita inginkan.
Belajar terus menerus setiap hari mulai dari hal yang paling kecil adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan. Ketika kita memandang diri kita baik adanya, maka kita juga akan bisa memandang orang lain baik. Kita bisa belajar tidak narsis tetapi sadar bahwa setiap pribadi adalah baik. Itu akan membawa perubahan besar bagaimana kita hidup.
Doa: Ya Tuhan, sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan kami. Semoga hidup kami menjadi perwujudan sabda yang hidup. Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Amin.