Setiap tahun, umat Katolik merayakan momen yang istimewa dalam bentuk devosi kepada Bunda Maria, ibu Yesus Kristus. Di tengah-tengah keindahan alam Lampung Tengah, tepatnya di Goa Maria Pajarmataram, pada Jumat, 31 Mei 2024, ribuan peziarah berkumpul untuk memperingati penutupan Bulan Maria dengan berbagai kegiatan religius yang mengesankan.
Tradisi dalam Gereja Katolik mengalokasikan bulan-bulan tertentu untuk mempersembahkan devosi kepada Bunda Maria. Bulan Mei dipilih sebagai bulan yang khusus untuk merayakan dan menghormati ibu dari Yesus ini. Namun, tak hanya bulan Mei, Oktober juga dikenal sebagai bulan Rosario yang didedikasikan secara khusus untuk memuliakan Bunda Maria.
Suasana cerah menyelimuti Goa Maria Pajarmataram ketika acara penutupan Bulan Maria digelar. Para peziarah dari berbagai paroki di Keuskupan Tanjungkarang memadati tempat ini dengan tujuan utama: berdoa kepada Bunda Maria dan mengikuti perayaan Ekaristi. Tidak terbatas pada kelompok besar, ada juga yang datang dalam kelompok kecil, semuanya memiliki niat yang sama: merayakan kehadiran spiritual Bunda Maria.
Ekaristi dimulai pada pukul 09.00 WIB, dipimpin oleh Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo serta didampingi oleh beberapa Romo konselebran. Perayaan ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga momen pengajaran rohani. Dalam homilinya, Mgr. Avien menekankan tentang keajaiban karya Tuhan dan keagungan Allah yang tercermin dalam kehidupan Bunda Maria, terutama melalui kidung Maria.
Pesan yang disampaikan adalah panggilan untuk umat beriman agar semakin mendekatkan diri kepada Yesus Kristus dan memahami misteri keselamatan melalui sengsara dan kebangkitan-Nya. Bunda Maria, sebagai sosok yang paling dekat dengan peristiwa penyelamatan ini, menjadi teladan bagi semua orang dalam mengikuti jejak-Nya.
Selesai upacara berkat, peziarah menyalakan lilin sebagai simbol penghormatan kepada Bunda Maria, lalu melanjutkan dengan perarakan rosario dari Goa Maria menuju lapangan depan gereja. Peresmian penutupan Bulan Maria kemudian ditandai dengan pemukulan gong oleh Mgr. Avien. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pertunjukan “jatilan” yang menghibur para peziarah.
Penutupan Bulan Maria di Goa Maria Pajarmataram bukan sekadar sebuah acara keagamaan, tetapi juga momen yang memperkuat kedekatan spiritual umat dengan Bunda Maria. Dalam kehangatan doa dan kesatuan iman, ribuan umat Katolik mempersembahkan penghormatan dan cinta kepada ibu spiritual mereka, mengambil inspirasi dari teladan dan kasih-Nya.
Patresia Dita Anggraini