DESIDERIO DESIDERAVI: Surat Apostolik Paus Fransiskus tentang Formasio Liturgi Umat Beriman

Penulis: Ruth Dyita Candra A

Bandar Lampung – The liturgical formation of the people of God, tema yang diusung dalam Sidang Pleno Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tertib Sakramen yang dilaksanakan pada tanggal 12-15 Februari 2019, menghasilkan surat apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus tentang formasio liturgi umat beriman.

Dalam sambutannya pada 14 Februari 2019 Paus menyinggung salah satu temanya mengenai formasi liturgi, dimana “Liturgi adalah kehidupan yang membentuk, bukan ide yang harus dipelajari.”

Berlokasi di Wisma St.Albertus Pahoman, Bandar Lampung pukul 08.00 WIB, Frater, Diakon, dan Romo Diosesan Keuskupan Tanjungkarang di pandu oleh RD. Lukas Raditya melaksanakan Rekoleksi rutin membahas surat Apostolik Paus Fransiskus tentang Formasio Liturgi Umat Beriman.

Dalam paparannya, Romo Radit, sapaan akrabnya membahas 5 pokok bahasan utama yakni yang pertama latar belakang Desiderio Desideravi, pokok bahasan ke dua mengenai pokok-pokok liturgi, pembahasan utama ke tiga yakni keindahan kebenaran liturgi, ke empat membahas mengenai formasio liturgi dan pembahasan utama yang terakhir menyinggung mengenai ars celebrandi.

Surat apostolik ini bertujuan untuk menjaga kesatuan eklesial berdasar pada ekspresi unik; lex orandi dari ritus Romawi, sebagaimana terungkap dalam buku liturgi hasil pembaruan Konsili Vatikan II.

Nada dari dokumen ini bukanlah instruksi atau arahan, melainkan teks meditasi, dengan jejak alkitabiah, patristic dan liturgi yang jelas, yang menawarkan banyak motivasi untuk memahami keindahan kebenaran perayaan liturgi (bdk. N.1)

Mendasar pada keprihatinan Bapa Paus: “orang modern telah kehilangan kapasitas untuk terlibat dalam tindakan simbolis, yang merupakan ciri penting dari tindakan liturgi” (27). Padahal, kodrat manusia itu roh yang menjelma dan karenanya mampu melakukan tindakan simbolis dan pemahaman simbolis (28).

Di ingatkan Kembali, lanjut Romo Radit bahwa maksud dari dokumen ini adalah mengobarkan kembali kekaguman kita akan keindahan kebenaran perayaan Kristiani, Mengingatkan kita akan perlunya formasio liturgi yang otentik dan menyadari pentingnya ars celebrandi sebagai pelayanan pada kebenaran Misteri Paskah dan pada partisipasi umat beriman.

“Aku sangat rindu makan Paskah bersama-sama dengan kamu sebelum aku menderita” (Luk 22:15), Program liturgi berangkat bukan tindakan manusia, tetapi dari tindakan Allah (Kerinduan Hati Allah). Allah merindukan kita jauh sebelum kita menanggapi undangan-Nya. Setiap kali kita pergi ke Misa, alasan pertama adalah kita tergerak ke sana oleh kerinduan-Nya untuk kita (n. 6).

Berkenaan hal ini, Romo Radit mengungkapkan Bahasan Paus bahwa kita membutuhkan pembinaan liturgi yang serius dan dinamis (31). Paus juga mengutip Guardini: “Guardini tidak ragu-ragu untuk menyatakan bahwa tanpa formasio Liturgi maka reformasi ritual dan tekstual tidak akan banyak membantu” (43).

Lebih lanjut, Romo Radit menegaskan kembali perhatian pada ars celebrandi umat bahwa model kepemimpinan liturgis sangat menentukan dalam membangun sikap dan penghayatan liturgis umat (N. 54)

 

 

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top