Author name: Komsos Tanjungkarang

Mgr. Silvester: Imam Rendah Hati, Kuat dan Tekun, serta Setia

Adminstrator Apostolik Keuskupan Ruteng, Mgr Silvester San Pr, pada Rabu, 17 Juli 2019 memberikan sakramen imamat untuk enam diakon dari Ordo Fransiskan atau OFM. Perayaan tahbisan imam ini dilaksanakan di Gereja Paroki St. Fransiskus Assisi Karot, Ruteng. Dalam kesempatan ini, Mgr Silvester didampingi oleh Provinsial OFM Indonesia, Pastor Mikhael Peruhe OFM, Vikjen Keuskupan Ruteng Romo Alfons Segar Pr. Hadir pula puluhan imam lainnya dalam konselebrasi. Keenam imam yang menerima sakramen imamat adalah Pastor Charles Lelu Umbu Sogar Ame Talu OFM, Pastor Ancetius Evaritus Jebada OFM, Pastor Rupertus Herpin Hormat OFM, Pastor Yulius Fery Kurniawan OFM, Pastor Marselinus Kabut OFM dan Pastor Gregorius Febryanto Wendardins Ranus OFM. Dalam homilinya, Uskup Silvester mengajak para imam baru untuk mengenal jati diri mereka sebagai seorang imam dan rendah hati dalam melayani Kristus dan Gereja-Nya. “Kiranya para imam rendah hati, kuat dan tekun serta setia untuk melaksanakan tugas perutusan Yesus, yaitu menyelamatkan manusia, membawa pembebasan dan pemberdayaan bagi umat yang dilayani”, tegasnya. Uskup juga mengajak para imam agar selalu bersyukur atas anugerah yang telah diterima dari Tuhan dan melayani umat dengan penuh sukacita. Kepada umat, Uskup Silvester mengajak agar senantiasa menjadi orang yang berkenan di hati Allah, dengan hidup penuh kerendahan hati, menjauhkan sikap sombong dan angkuh serta dengan sukacita melaksakan tugas perutusan sesuai dengan panggilan hidup masing-masing. Selain keluarga para imam baru, dalam Misa ini hadir juga Bupati Manggarai Kamelus Deno, Wakil Bupati Manggarai Victor Madur, biarawan biarawati dan umat di Paroki Karot. (sumber: Katoliknews – ed. YDW)  

Mgr. Silvester: Imam Rendah Hati, Kuat dan Tekun, serta Setia Read More »

Surat Apostolik Maximum illud

Pada tahun 1919 (30 November) Paus Benediktus XV menerbitkan Surat Apostolik Maximum Illud.  Dalam rangka peringatan 100 tahun surat apostolik itu, Bapa Paus Fransiskus melalui suratnya kepada Prefek Kongregasi untuk Pewartaan Injil bagi Para Bangsa, mencanangkan bulan Oktober 2019 ini sebagai Bulan Misi Ekstraordinaria. Melalui dokumen ini Paus mengajak seluruh Gereja untuk menyadari tugas amat agung dan luhur yang diberikan oleh Yesus sendiri, yakni untuk mewartakan Injil. Untuk menjalankan perintah Tuhan ini bagi Gereja bukanlah suatu opsi, namun “tugas tak terelakkan”-nya, sebagaimana diingatkan oleh Konsili Vatikan II, di mana Gereja “pada hakikatnya bersifat misioner”. “Mewartakan Injil sesungguhnya merupakan rahmat dan panggilan yang khas bagi Gereja, merupakan identitasnya yang terdalam. Gereja ada untuk mewartakan Injil”. Dokumen ini bisa dibagi menjadi tiga bagian besar. Pertama, Paus menyampaikan tanggung jawab dari mereka yang menyelenggarakan misi. Para penyelenggara misi hendaknya bertindak bagaikan bapa “yang siap sedia, rajin, dengan penuh perhatian dan kasih; yang merangkul semua dan segalanya dengan penuh kasih sayang, dengan berbagi sukacita dan dukacita, mendampingi dan mendorong setiap prakarsa baik dan, pendek kata, menganggap seperti miliknya sendiri semua yang dipercayakan kepadanya. Kedua adalah memaparkan semacam panduan atau norma-norma yang penting bagi para misionaris. “Tentu saja sungguh menyedihkan, jika ada misionaris yang melalaikan martabatnya sendiri, sehingga lebih memikirkan tanah air duniawinya daripada surgawinya.” Bagian ketiga menyampaikan peran penting seluruh umat beriman untuk membantu penyelenggaraan misi. Bantuan itu bisa dalam bentuk doa, menumbuhkan jumlah para misionaris, dan materi yang diperlukan untuk mendukung misi. (Sumber: http://www.dokpenkwi.org/2019/07/18/telah-terbit-seri-dokumen-gerejawi-no-108-maximum-illud/) –YDW-  

Surat Apostolik Maximum illud Read More »

Renungan Harian, Jumat Biasa XV

Bacaan: Matius 12:1-8 Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat 12:1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. 12:2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” 12:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 12:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? 12:5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 12:6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. 12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Renungan Lapar akan sabda Tuhan Diskusi Yesus dan orang Farisi hari ini berkaitan dengan hukum hari sabat dimana orang Yahudi tidak boleh melakukan aktivitas berat, termasuk memetik gandum. Diakhir diskusi Yesus menekankan bahwa ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’. Bisa jadi orang Farisi mengerti akan semua itu, tetapi sangat besar kemungkinan mereka tidak menerima dan merasa tersinggung, seperti dalam kisah lainnya. Kita bisa merenungkan tentang mengapa para murid memetik gandum pada hari itu. Diterangkan dalam Injil bahwa mereka lapar, maka kemudian memetik gandum untuk dimakan. Entah sabat atau tidak sabat, jika lapar memang setiap orang perlu makan untuk bertahan hidup. Hidup menjadi jauh lebih penting dari ‘sekedar’ hukum boleh tidak boleh bekerja pada sabat. Jika tidak ada hidup, maka juga tidak ada sabat. Makan bulir gandum adalah untuk mempertahankan hidup jasmani, memelihara tubuh supaya tetap bisa hidup normal dan baik. Itu yang dilakukan para murid, mempertahankan hidup jasmani. Dan Yesus mengamini itu, setiap manusia perlu memelihara hidup jasmani mereka. Karena hanya dengan jasmani yang sehat maka kehidupan lainnya juga akan lebih baik, termasuk mentaati hukum. Jika bulir gandum sangat penting untuk jasmani, apakah tubuh rohani kita juga tidak perlu ‘bulir gandum’? Apakah kita tidak lapar akan ‘bulir gandum rohani’? Jika kita tidak punya rasa lapar seperti para murid, bisa jadi ternyata hidup kita kering. Memang tidak mati, tetapi juga tidak berkembang apalagi menghasilkan buah. Lapar akan ‘gandum rohani’ menjadi tanda dahsyat bahwa manusia rohani kita berkembang. Doa: Tuhan, semoga aku mampu memelihara hidup jasmani dan rohaniku dengan tepat. Amin.  

Renungan Harian, Jumat Biasa XV Read More »

Seputar Ekaristi: PARTISIPASI UMAT BERIMAN DALAM EKARISTI

Partisipasi secara sadar dan aktif sudah menjadi hakekat liturgi sendiri (SC 14). Partisipasi itu juga mengalir dari imamat umum kaum beriman, yang bersama dengan imamat jabatan menurut caranya masing-masing mengambil bagian dalam satu imamat Kristus (LG 10). Namun partisipasi tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas atau perannya masing-masing menurut hakekat perayaan dan kaidah-kaidah liturgi (SC 28). Partisipasi kaum awam dalam Perayaan Ekaristi dan perayaan liturgi lainnya tidak boleh merupakan kehadiran fisik melulu, apalagi kehadiran pasif, melainkan merupakan keikutsertaan penuh khidmat dan aktif (SC 48). Bagaimana bentuk partisipasi kaum awam dalam perayaan Ekaristi? RS 39 memberikan beberapa contoh pembaruan yang dicanangkan KV II demi partisipasi aktif dari umat beriman itu: melalui berbagai aklamasi, jawaban-jawaban tertentu, lagu-lagu mazmur, antifon dan kidung; gerak-gerik dan tindakan tertentu, waktu hening dan berbagai rubrik untuk peranan umat. Bagian-bagian Perayaan Ekaristi seperti pernyataan tobat, madah kemuliaan, syahadat, doa umat, dan doa Bapa Kami juga merupakan bagian yang dibawakan oleh seluruh umat (bdk. PUMR 36). Demikian pula agar umat tersapa dan bisa ikut ambil bagian dalam apa yang dirayakan selama Ekaristi berlangsung, diberikan kemungkinan: penyesuaian pemilihan lagu, doa-doa, dan bacaan-bacaan, melalui homili, doa umat, penjelasan-penjelasan sewaktu-waktu, dekorasi gedung gereja sesuai dengan masa liturgi. Meski perayaan liturgi menuntut partisipasi aktif semua umat beriman, itu bukan berarti bahwa seolah-olah setiap orang harus wajib melaksanakan tugas khusus dalam perayaan liturgi (RS 40). Hadir sebagai umat dengan terlibat dalam seluruh perayaan secara sadar dan aktif sudah merupakan partisipasi yang penuh. Ibadat harian dan berbagai devosi sangat ikut membantu, memupuk, dan memperdalam partisipasi umat beriman dalam perayaan litrugi (RS 41). Beberapa bidang pelayanan kaum awam dalam Perayaan Ekaristi: Sebaiknya diusahakan semakin banyak umat atau kaum awam yang bisa ikut terlibat dalam berbagai tugas pelayanan liturgi (bdk. RS 43). Gereja mendukung adanya tugas liturgi: para misdinar dan lektor, pelayan komuni tak lazim (di beberapa keuskupan dipakai istilah ‘prodiakon’) meski dengan tambahan tugas yang ditentukan oleh uskup, serta fungsi-fungsi lain dalam bidang pelayanan liturgi. Meski sangat dianjurkan untuk mempertahankan pelayanan altar oleh anak laki-laki, tetaplah diberi kemungkinan untuk keterlibatan anak-anak perempuan untuk pelayanan altar (RS 47). Perlu dihindari ‘klerikalisasi’ awam dalam bidang-bidang liturgi, ataupun sebaliknya para pelayan tertahbis malah melaksanakan bagian yang khas dari hidup dan kegiatan kaum awam (awamisasi klerus) (RS 45). Awam yang dipanggil dan dipilih untuk pelayanan liturgi hendaknya memiliki hidup iman dan moral yang baik, setia pada ajaran Gereja, nama baik di kalangan umat, dan hendaklah dilatih dan dipersiapkan dengan baik (RS 46) -YDW-

Seputar Ekaristi: PARTISIPASI UMAT BERIMAN DALAM EKARISTI Read More »

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top